tag:blogger.com,1999:blog-58705250988057688532024-03-13T05:03:22.665-07:00roypgroypg.comhttp://www.blogger.com/profile/16570425123252972666noreply@blogger.comBlogger10125tag:blogger.com,1999:blog-5870525098805768853.post-27914763313212979462009-02-27T19:37:00.000-08:002009-02-27T19:39:39.372-08:00WD5 TIDAK AKAN MENABRAK MARS<img src="file:///C:/DOCUME%7E1/usu/LOCALS%7E1/Temp/moz-screenshot.jpg" alt="" /><img src="file:///C:/DOCUME%7E1/usu/LOCALS%7E1/Temp/moz-screenshot-1.jpg" alt="" /><p>Kemungkinan asteroid 2007 WD5 menumbuk Mars semakin mengecil. Perbandingannya menjadi 1 berbanding 10.000. Dengan demikian, asteroid ini disingkirkan dari kelompok asteroid yang memiliki potensi untuk menabrak Mars. Hasil ini keluar setelah dilakukan sejumlah pengukuran yang mengikuti gerak asteroid dari empat observatorium yang berbeda.<span id="more-367"></span></p> <div class="imagecaptioneasy imagecaptioneasy_nowrap" style="width: 300px;"><a href="http://neo.jpl.nasa.gov/2007wd5/wd5_unc4.gif"><img src="http://neo.jpl.nasa.gov/2007wd5/wd5_unc4_s.gif" alt="Posisi-posisi asteroid yang mungkin ketika berdekatan dengan Mars diperlihatkan oleh titik-titik putih. Garis putih menunjukkan orbit Mars. Garis biru menunjukkan posisi asteroid yang paling mungkin." /></a><br /><span>Posisi-posisi asteroid yang mungkin ketika berdekatan dengan Mars diperlihatkan oleh titik-titik putih. Garis putih menunjukkan orbit Mars. Garis biru menunjukkan posisi asteroid yang paling mungkin.</span></div> <p align="justify"> Diperkirakan, 2007 WD5 akan lewat sejauh 26.000 km dari pusat planet sekitar pukul 12:00 UTC (atau sekitar pukul 19:00 WIB) tanggal 30 Januari. Dengan tingkat keyakinan 99.7%, jarak lintasan asteorid ke permukaan Mars juga tidak akan kurang dari 4000 km. Analisis juga menunjukkan bahwa asteoroid ini tidak akan menumbuk Mars ataupun Bumi seabad mendatang.</p> <div class="imagecaptioneasy imagecaptioneasy_nowrap" style="width: 350px;"><a href="http://neo.jpl.nasa.gov/2007wd5/2007wd5_image.jpg" title="image"><img src="http://neo.jpl.nasa.gov/2007wd5/2007wd5_image_s.jpg" alt="Citra hasil pengamatan dari teleskop 2.2 m milik Universitas Hawaii di Mauna Kea, Hawaii. Dalam gambar asteroid adalah titik yang dilingkari hijau. (Credit: Tholen, Bernardi, Micheli didukung oleh the National Science Foundation)." width="350" /></a><br /><span>Citra hasil pengamatan dari teleskop 2.2 m milik Universitas Hawaii di Mauna Kea, Hawaii. Dalam gambar asteroid adalah titik yang dilingkari hijau. (Credit: Tholen, Bernardi, Micheli didukung oleh the National Science Foundation).</span></div>roypg.comhttp://www.blogger.com/profile/16570425123252972666noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5870525098805768853.post-9408007444225931592009-02-27T19:30:00.000-08:002009-02-27T19:31:41.962-08:00ASTEROID YANG MEMBAHAYAKAN BUMI<p>Sebuah asteroid yang digolongkan berbahaya bagi bumi (<em>Potentially Hazardous Asteroid</em>/PHA) telah ditemukan. Robert Holmes, seorang astronom dari <em>Astronomical Research Institute</em> menemukan asteroid ini ketika melakukan pengamatan sebuah asteroid lain pada 31 Januari 2009. Pada saat itu Holmes sedang melakukan pengamatan lanjutan asteroid 2008 EV5. Holmes sendiri aktif mengoperasikan teleskopnya di Astronomical Research Institute, yang merupakan bagian dari program <em>NASA’s Near Earth Observation dan</em> proyek <em>Killer Asteroid</em>. Hanya dalam beberapa tahun, Holmes telah menemukan 250 asteroid, 6 Supernova, dan 1 komet. Selain itu dia juga memproduksi foto astronomi untuk kepentingan pendidikan dan keperluan publik.<span id="more-1213"></span></p> <div class="imagecaptioneasy imagecaptioneasy_nowrap" style="width: 540px;"><img src="http://langitselatan.com/wp-content/uploads/2009/02/2008ev5_movie.gif" alt="Citra area penemuan PHA 2009 BD81 (kiri). PHA 2008 EV5 di sebelah kanannya. Kredit : Robert Holmes" title="2008ev5_movie" height="230" width="540" /><br /><span>Citra area penemuan PHA 2009 BD81 (kiri). PHA 2008 EV5 di sebelah kanannya. Kredit : Robert Holmes</span></div> <p>Beberapa jam setelahnya seorang guru dari <em>Ranger High School Texas</em> dan murid dari Bulgarian Academy of Science, K. Dankov, juga mengidentifikasi adanya asteroid ini. Penemuan objek yang juga tergolong sebagai NEO (Near Earth Object) ini juga telah dikonfirmasi oleh <em>Silver Spring Observatory, Sandlot Observatory</em>, dan <em>Magdalena Ridge Observatory</em>. Objek ini diduga sebagai objek yang memiliki kemungkinan menumbuk bumi setelah tahun 2042. Asteroid ini juga telah dimasukkan dalam daftar objek yang beresiko di website NASA/JPL dan sampai saat ini telah terdaftar 1015 PHA termasuk asteroid ini.</p> <div class="imagecaptioneasy imagecaptioneasy_nowrap" style="width: 540px;"><img src="http://langitselatan.com/wp-content/uploads/2009/02/2009bd81_orb_movie.gif" alt="Peta yang dibuat Holmes untuk menunjukan jejak 2009 BD81. Kredit : Robert Holmes" title="2009bd81_orb_movie" height="309" width="540" /><br /><span>Peta yang dibuat Holmes untuk menunjukan jejak 2009 BD81. Kredit : Robert Holmes</span></div> <p>Asteroid yang dinamakan 2009 BD81 ini akan mendekati bumi pada 27 Februari 2009 dan berada pada jarak tujuh juta km dari bumi. Pada tahun 2042 diperkirakan asteroid ini akan berada pada jarak 31.800 km dari bumi dan akan semakin mendekat pada tahun 2046. Data dari NASA/JPL menunjukkan 2009 BD81 termasuk asteroid berukuran kecil dengan diameter 0.314 km dan memiliki 10 kemungkinan tumbukan yang beresiko dalam kurun waktu 100 tahun dimulai dari tahun 2042. Akan tetapi Holmes juga menyatakan kemungkinan asteroid ini menumbuk bumi dalam rentang waktu 33 tahun ke depan sangat kecil. Pengamatan lebih lanjut sangat diperlukan agar pengetahuan tentang orbit asteroid ini dapat ditentukan dengan tepat. </p>roypg.comhttp://www.blogger.com/profile/16570425123252972666noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5870525098805768853.post-73366841234607538432009-02-27T19:25:00.000-08:002009-02-27T19:27:50.614-08:00PLANET BARU MIRIP BUMISi kerdil ternyata membawa kehidupan juga loh!<p align="justify">Si kerdil ternyata membawa kehidupan juga loh!</p> <p align="justify">Untuk pertama kalinya, astronom akhirnya menemukan planet yang mirip Bumi di luar Tata Surya, sebuah planet ekstrasolar dengan radius 50% lebih besar dari bumi dan mampu memiliki air dalam bentuk cair. Penemuan ini memberi sebuah harapan baru dan sebuah langkah maju dalam usaha pencarian planet-planet yang bisa digolongkan sebagai planet layak huni. Dengan menggunakan teleskop ESO 3,6 m, tim pemburu planet dari Swiss, Perancis dan Portugal akhirnya menemukan super-Bumi yang massanya 5 kali massa Bumi dan mengorbit bintang katai merah, yang sebelumnya diketahui telah memiliki planet bermassa Neptunus. Para astronom juga menemukan bukti kuat yang menunjukkan indikasi keberadaan planet ketiga dengan massa 8 kali massa Bumi.<span id="more-32"></span></p> <p align="justify"><strong>Planet Gliese 581 c</strong><br /></p><div class="imagecaptioneasy imagecaptioneasy_left" style="width: 139px;"><a href="http://www.eso.org/public/outreach/press-rel/pr-2007/images/phot-22a-07-preview.jpg"><img src="http://www.eso.org/outreach/press-rel/pr-2007/images/phot-22a-07-icon.jpg" alt="The Planetary System Around Gliese 581" align="left" width="139" /></a><br /><span>The Planetary System Around Gliese 581</span></div> Exoplanet, itulah cara para astronom dalam menyebut planet yang berada disekitar bintang selain Matahari. Nah, exoplanet yang baru ditemukan ini merupakan exoplanet terkecil yang pernah ditemukan hingga saat ini dan ia bisa mengitari bintangnya hanya dalam 13 hari. Dan jaraknya juga 14 kali lebih dekat dari jarak Bumi -Matahari. Bintang induknya sendiri ternyata bukanlah bintang sekelas Matahari melainkan bintang katai merah yang lebih kecil, kebih dingin dan lebih redup dibanding Matahari. Itulah bintang Gliese 581, bintang yang menaungi si exoplanet mirip Bumi tersebut. <p align="justify">Si exoplanet yang mirip Bumi ini terletak di dalam area layak huni sang bintang (berada dalam habitable zone bintang - akan dibahas dalam artikel yang lain), daerah disekitar bintang dimana air yang berada pada area itu bisa berada dalam bentuk cairan. Exoplanet tersebut dinamakan Gliese 581 c yang artinya planet kedua yang bermukim di bintang Gliese 581. Planet pertama dalam extrasolar planet dinamakan dengan nama bintang dan diikuti indikasi b, bintang kedua indikasinya c dst.</p> <p align="justify">Menurut Stephane Udry dari Geneva Observatory, mereka memperkirakan temperatur rata-rata super-Bumi ini antara 0 - 40 derajat Celcius, dan kondisi airnya masih dalam bentuk cairan. Selain itu radiusnya juga diperkirakan hanya 1,5 kali radius Bumi, dan dari pemodelannya bisa diperkirakan kalau planet ini merupakan planet batuan seperti Bumi atau bisa jadi Gliese 581 c adalah planet lautan.</p> <div class="imagecaptioneasy imagecaptioneasy_right" style="width: 137px;"><a href="http://www.eso.org/public/outreach/press-rel/pr-2007/images/phot-22c-07-preview.jpg"><img src="http://www.eso.org/outreach/press-rel/pr-2007/images/phot-22c-07-icon.jpg" alt="The star Gliese 581" align="right" width="137" /></a><br /><span>The star Gliese 581</span></div> <p align="justify">Ditambahkan oleh Xavier Delfosse, salah satu anggota tim dari Perancis, kalau air dalam bentuk cair merupakan komponen yang sangat penting bagi kehidupan sepanjang yang kita ketahui. Dengan memiliki temperatur dan jarak yang relatif dekat seperti yang dimiliki Gliese 581 c, planet ini kemungkinan akan menjadi target penting dalam misi ruang angkasa di masa depan khususnya dalam hal pencarian kehidupan extra-terrestrial. Dan di dalam peta harta karun alam semesta, Gliese 581 c akan ditandai dengan X.</p> <p align="justify">- perlu diingat perbandingan kehidupan itu sendiri akan selalu mengacu pada kehidupan di Bumi.-</p> <p align="justify"><strong>Gilese 581</strong><br />Bintang induk Gliese 581 merupakan satu diantara 100 bintang yang berada dekat dengan kita. Massa dan radiusnya hanya sepertiga massa Matahari. Planet katai merah seperti ini secara intrinsik memiliki kecerlangan setidaknya 50 kali lebih lemah dari Matahari. Bintang katai merah juga termasuk bintang yang umum ditemukan di dalam galaksi kita (Bimasakti) : diantara 100 bintang dekat dengan Matahari, 80 diantaranya berada di kelas ini.</p> <p align="justify">Gl 581, atau Gliese 581, merupakan bintang ke 581 dalam urutan Katalog Gliese yang merupakan susunan bintang yang berada dalam jarak 25 parsecs (81,5 tahun cahaya) dari bintang. Katalog tersebut dibuat oleh Gliese dan diterbitkan pada tahun 1969 dan diperbaharui tahun 1991 oleh Gliese dan Jahreiss. Gliese 581 sendiri jaraknya 6,26 parsecs (22,66 tahun cahaya) berada di konstelasi Libra dan usianya 4,3 milyar tahun.</p> <p align="justify">Menurut Xavier Bonfils dari Lisbon University, Bintang katai merah merupakan target ideal dalam pencarian planet bermassa kecil yang memiliki air dalam bentuk cair. Hal ini disebabkan karena bintang katai seperti ini memancarkan sedikit cahaya sehingga daerah layak huninya (habitable zone) berada lebih dekat dengan bintang dibanding planet-planet disekitar Matahari.</p> <p align="justify">Planet-planet yang berada di daerah tersebut akan lebih mudah dideteksi dengan menggunakan metode kecepatan radial, metode yang paling sukses dalam pencarian dan deteksi exoplanet.</p> <p align="justify"><strong>Planet Lainnya di Gliese 581</strong><br />Dua tahun lalu, tim astronom yang sama juga menemukan planet yang mengelilingi Gliese 581. Planet yang dikenal dengan nama Gliese 581 b memiliki massa 15 massa Bumi, dan mirip dengan Neptunus. Ia mengorbit Gliese 581 hanya menghabiskan waktu 5,4 hari. Pada saat itu astronom juga sudah melihat adanya indikasi planet lain disekitar tempat itu. Dan setelah pencarian yang lebih lanjut, ditemukan planet super-Bumi, tapi bukan hanya itu, ada juga indikasi yang sangat jelas menunjukkan kalau ditempat itu ada planet ketiga. Planet ketiga tersebut memiliki massa 8 kali massa Bumi dan menyelesaikan putaran orbitnya dalam waktu 84 hari.</p> <p align="justify">Sistem keplanetan di Gliese 581 sedikitnya telah memiliki 3 buah planet dengan massa kurang lebih 15 massa Bumi, dan ini bisa dikatakan merupakan sistem yang luar biasa. Selama ini pencarian exoplanet paling banyak dilakukan pada bintang yang sekelas Matahari.</p> <p align="justify"><strong>Metode Pengamatan</strong><br />Penemuan Gliese 581 c ini dilakukan dengan menggunakan metode kecepatan radial. Metode kecepatan radial mendeteksi perubahan kecepatan bintang induk yang diakibatkan oleh gaya gravitasi dari exoplanet (yang tak terlihat) saat ia mengorbit bintangnya. Evaluasi pengukuran kecepatan akan memberi deduksi tentang orbit planet, biasanya bisa diketahui periode dan jarak dari bintang, serta massa minimumnya. Secara statistik, massa minimum ini mendekati massa yang sebenarnya.</p> <p align="justify">Penemuan ini dilakukan menggunakan spektograf HARPS (High Accuracy RAdial Velocity for the Planetary Searcher), teleskop ESO 3,6 m di La Silla, Chille. HARPS bisa mengukur kecepatan dengan presisi lebih baik dari 1 meter per detik (3,6 km/jam). Dalam pendeteksian ini, variasi kecepatan yang terdeteksi antara 2 dan 3 meter per detik atau setara dengan 9 km/jam. Dari 13 planet yang massanya dibawah 20 massa Bumi, 11 diantaranya ditemukan dengan HARPS.</p> <p align="justify">Selain Gliese 581 c ada dua sistem lain yang memiliki massa kecil juga, yakni planet es yang mengitari OGLE-2005-BLG-390L, yang ditemukan dengan jaringan teleskop microlensing. Massa planet tersebut 5,5 massa Bumi. Namun planet tersebut orbitnya lebih jauh dari bintang induknya yang kecil dibanding jarak Gliese 581 c dengan bintangnya. Selain itu planet yang mengitari OGLE-2005-BLG-390L juga lebih dingin.</p> <p align="justify">Planet lainnya memiliki massa minimum 5,89 massa Bumi (dengan kemungkinan massa benarnya 7,53 massa Bumi) dan periode orbitnya kurang dari 2 hari, hal ini menyebabkan si planet terlalu panas untuk masih memiliki air di permukaannya.</p> <p align="justify">Penemuan Gliese 581 c memberi satu titik cerah dalam masalah pencarian planet-planet yg mirip Bumi didalam zona layak huni bintang. Tapi untuk tiba pada apakah ada kehidupan lain disana atau mungkinkah kita hidup disana masih ada banyak hal yang perlu dijawab.</p>roypg.comhttp://www.blogger.com/profile/16570425123252972666noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5870525098805768853.post-56061370981612570712009-02-27T19:22:00.000-08:002009-02-27T19:23:24.931-08:00Penemuan Planet yang Mirip Bumi<table style="width: 680px; height: 18px;" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr><td class="cattitle"><a rel="bookmark" href="http://revania07.multiply.com/journal/item/39/Penemuan_Planet_yang_Mirip_Bumi"></a><br /></td><td class="itemsubsub"><br /></td></tr></tbody></table><div class="bodytext"><br /><span class="body"><p> </p><table class="APIMAGE" style="direction: ltr;" align="left" width="225"> <tbody> <tr> <td><img id="||CPIMAGE:100443|" alt="Artist's rendition of atmosphere around planet" src="http://128.11.143.113/indonesian/images/NASA_space_artist_rendition_210.jpg" border="0" height="158" hspace="2" vspace="2" width="225" /></td></tr> <tr> <td class="imagecaption">Artist's rendition of atmosphere around planet</td></tr></tbody></table>Para ahli astronomi melaporkan ditemukannya planet yang mungkin paling mirip bumi di sekitar tata surya. Planet itu lebih besar daripada bumi, tetapi para ilmuwan mengatakan, teknik mereka cukup canggih untuk mengidentifikasi lebih banyak planet yang besarnya hampir sama dengan bumi. <p>Sejak pertengahan tahun 1990an, para ahli astronomi telah menemukan lebih dari 170 planet yang mengorbit bintang-bintang di luar tata surya kita. Tetapi planet terbaru yang ditemukan di pusat bimasakti kita ini berbeda, dan membuat para pakar yakin bahwa mungkin banyak bumi lain di luar sana.</p> <p>Sebegitu jauh, sebagian besar planet yang ditemukan di sekitar bintang yang normal adalah planet raksasa berisi gas seperti Saturnus dan Jupiter, beberapa planet sebesar bumi yang diduga berbatu-batu telah ditemukan, tetapi mereka mengorbit bintang-bintang mati yang disebut bintang neutron. Sebegitu jauh, hanya satu planet berbatu yang ditemukan mengorbit bintang biasa, tetapi besarnya tujuh setengah kali lebih besar daripada bumi. Dan lagi, semua planet yang ditemukan belum lama ini letaknya terlalu dekat dengan bintang untuk dapat dihuni kehidupan.</p> <p> </p><table class="APIMAGE" style="direction: ltr;" align="left" width="210"> <tbody> <tr> <td><img id="||CPIMAGE:100444|" alt="New planet - by artist Trent Schindler at the National Science Foundation" src="http://128.11.143.113/indonesian/images/New_planet_-_By_artist_Trent_Schindler_at_the_National_Science_Foundation._.jpg" border="0" height="158" hspace="2" vspace="2" width="210" /></td></tr> <tr> <td class="imagecaption">New planet - by artist Trent Schindler at the National Science Foundation</td></tr></tbody></table>Planet terbaru yang diidentifikasi di luar tata surya kita itu lebih mirip dengan bumi. Ke-73 ilmuwan di 10 negara yang melacaknya memperkirakan bahwa besarnya hanya lima setengah kali bumi, dan letaknya lebih jauh dari bintang dibandingkan planet-planet lain, yaitu dua setengah kali jarak bumi dari matahari. <p>Salah satu penemu planet itu, David Bennett dari Universitas Notre Dame di Indiana mengatakan, itu berarti bahwa letaknya di luar zone yang dapat dihunin kehidupan, karena suhu permukannya 220 derajat di bawah nol Celcius. Namun, katanya, ini lebih menarik daripada planet-planet yang bersuhu tinggi di luar tata surya kita.</p> <p>Pada dasarnya, tambah David Bennet, “Kami menyatakan telah membuka sebuah jendela baru, dan kami mendekati planet-planet yang mirip bumi, meskipun kami lebih memperhatikan planet-planet yang suhunya lebih rendah daripada bumi<strong>.”</strong></p> <p> </p><table class="APIMAGE" style="direction: ltr;" align="left" width="165"> <tbody> <tr> <td><img id="||CPIMAGE:100445|" alt="CfAPlanetaryLightBerman23Mar052150" src="http://128.11.143.113/indonesian/images/CfAPlanetaryLightBerman23Mar052150.jpg" border="0" height="150" hspace="2" vspace="2" width="165" /></td></tr> <tr> <td class="imagecaption"><br /></td></tr></tbody></table>Penemuan ini melibatkan sebuah teknik pencarian baru yang berbeda dengan yang digunakan untuk menemukan planet-planet lain. Cara lama tidak melihat langsung planet, tetapi memperkirakan kehadirannya dengan mengamati olengan bintang, yang diakibatkan oleh gravitasi planet yang mengorbit. Prosedur ini cenderung menemukan planet-planet yang terbesar, terpanas dan terdekat dengan bintang sehingga tidak dapat mendukung kehidupan. <p>Cara baru itu menggunakan fenomena alam yang disebut microlensing. Dengan teknik ini, cahaya dari bintang yang jauh diperbesar oleh gravitasi bintang di dekatnya, seperti cahaya lampu sorot yang melewati kaca pembesar. Kalau suatu planet mengorbit bintang yang ada di latar belakang, gravitasinya dapat meningkatkan kecerahan cahanya.</p> <p>Pakar astronomi Prancis Jean Pierre Beaulieu dari Lembaga Astrofisika di Paris terkejut melihat besarnya peningkatan kecerahan cahaya ini: “Tadinya kami duga bahwa bintang ini lebih pudar daripada yang kami amati. Jadi kami memutuskan untuk melakukan pengukuran lagi, dan pada pengukurna kedua, bintang ini lebih terang. Kami sangat bersemangat karena inilah yang sudah kami cari sejak lama.”</p> <p>Para periset mengatakan, kelebihan microlensing adalah teknik itu dapat mendeteksi planet-planet bermassa rendah. Tentu saja teknik ini dapat mengamati bintang-bintang besar seperti Jupiter secara lebih mudah, tetapi sebegitu jauh baru menemukan dua. David Bennett mengatakan, kalau bintang-bintang besar jumlahnya lebih banyak di alam semesta, microlensing tentunya akan menemukan lebih banyak lagi. David Bennett dan rekan-rekannya yang melaporkan penemuan ini dalam jurnal Nature mengatakan, microlensing kemungkinan besar akan menemukan planet-planet bermassa rendah lebih banyak, dalam bulan-bulan mendatang.</p> <p>Michael Turner dari Yayasan Sains Nasional Amerika yang membantu pendanaan riset ini mengatakan, penemuan ini adalah terobosan penting dalam usaha menemukan jawaban atas pertanyaan “Apakah ada mahluk lain di alam semesta ini, selain di bumi?.”</p> <p>Dengan ditemukannya lebih dari 170 planet di luar tata surya selama 11 tahun terakhir ini, tambahnya, petualangan untuk mencari jawaban atas pertanyaan itu telah dimulai. (adaptasi: Djoko Santoso)</p></span> </div>roypg.comhttp://www.blogger.com/profile/16570425123252972666noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5870525098805768853.post-38184149561083177402009-02-25T23:27:00.000-08:002009-02-25T23:31:38.700-08:00Progaram PASIMAS<p class="MsoNormal">PROGRAM PAMSIMAS</p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;">Tujuan dari program ini adalah untuk mencapai target MDGs yaitu mengurangi separuh dari jumlah masyarakt yang belum memiliki akses terhadap air minum dan sanitasi yang berkelanjutan pada tahun 2015, yakni sekitar 70 juta jiwa untuk cakupan pelayanan sanitasi dan 36 juta jiwa untuk cakupan pelayanan air minum di daerah pedesaan.</span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;">Sasaran program ini adalah kelompok masyarakat miskin di perdesaan dan pinggiran <st1:place st="on"><st1:city st="on">kota</st1:City></st1:place> (peri-urban) yang memiliki prevalensi penyakit terkait air yang tinggi dan belum mendapatkan akses terhadap air minum dan sanitasi.</span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;">Indonesia saat ini mempunyai lebih dari 32.000 desa tertinggal yang memerlukan prasarana dan sarana air minum dan sanitasi, untuk itu program PAMSIMAS diharapkan dapat dimulai sesegera mungkin, dengan tahap pertama sebagai percontohan dengan sasaran 5.000 desa (periode pelaksanaan 5 tahun yang dimulai tahun 2006)</span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;">Saat ini sedang disiapkan penyusunan proposal untuk mendapatkan komitmen pendanaan dari Pemerintah Pusat berdasarkan masukan dari Kabupaten/Kota. </span><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;" lang="SV">Usulan, saran dan masukan disampaikan kepada Direktorat Bina Program, Direktorat Jenderal Cipta Karya.<br />Tlp/Fax : 021 – 72796588.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p><span class="subheader"><span style="" lang="SV">Pendahuluan</span></span><span style="" lang="SV"><br /><span class="normal">Selama 20 tahun terakhir PERPAMSI banyak bekerjasama dengan asosiasi air bersih dari beberapa negara. Kerjasama yang paling penting dilakukan dengan tiga organisasi sebagai berikut:</span><o:p></o:p></span></p> <p class="normal1"><span style="" lang="SV">1. </span><span class="normal"><a href="http://www.vewin.nl/" target="_blank"><strong><span style="" lang="SV">VEWIN (Asosiasi Perusahaan Air Bersih di Belanda)</span></strong></a></span><span style="" lang="SV"><br />Dari tahun delapanpuluhan sampai tahun 2000 sudah banyak program kerjasama diadakan antara assosiasi dari Belanda dan Indonesia. </span>Seminar-seminar tahunan juga diselengarakan dengan topik-topik spesifik. Banyak PDAM yang sekarang masuk dalam kategori terbaik, mengambil manfaat dari kerjasama ini.</p> <p class="normal1">Pada tahun 2000 kerjasama ini diikuti dengan pendekatan yang lebih berorientasi bisnis, di bawah pengelolaan Aquanet. Perusahaan konsultan dari Belanda yang dikelola oleh Asosiasi air Bersih Belanda. Ini menghasilkan berbagai program baru, termasuk pembentukan Dana Air Bersih <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place> yang bertujuan membantu kegiatan baru:<br />• sewa sambungan rumah tangga; dan<br />• perbaikan dan operasi dari pengelola air yang kecil.</p> <p class="normal1">Prinsip dasar dari semua kegiatan ini adalah "NO PROFIT NO LOSS", yang berarti Pengelola air dari Belanda tidak akan mengambil keuntungan dari konsumen Indonesia, hanya untuk mengambalikan modal yang dikeluarkan. Untuk informasi lebih lanjut dari program ini bisa di dapatkan dibawah Aquanet.</p> <p class="normal1">2. <strong><a href="http://www.iwahq.org.uk/" target="_blank">IWA – International Water Association</a></strong><br />Ini adalah organisasi internasional dengan bermacam anggota : pengelola air, supplier, konsultan, mahasiswa, dll. This is a world-wide organization with a variety of members: water utilities, suppliers, consultants, students, etc. PERPAMSI adalah wakil nasional dari <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place> dan karena itu secara tetap ikut serta dalam kegiatan yang diorganisir oleh IWA. IWA mempunyai tugas yang lain, yaitu membantu pengelola air bersih di negara berkembang, dan dalam hal ini pada tahun 1999 PERPAMSI mendapat bantuan pengembangan rencana bisnis untuk Yayasan Pelatihan.</p> <p class="normal1">3.<strong> <a href="http://www4.jaring.my/mwa/" target="_blank">MWA - Malaysian Water Association</a></strong><b><br /></b>PERPAMSI sudah lama manjalin hubungan dengan asosiasi air bersih di Malaysia, yang menghasilkan kerjasama dalam bentuk beberapa seminar, program pelatihan dan pertukaran kunjungan, yang bermanfaat untuk meningkatkan saling pemahaman. Saat ini kegiatan di Asia Tenggara dalam perkembangan di bawah SEAWUN, organisasi baru yang mencakup Asosiasi Air Bersih dari Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam dan Filipina. Untuk informasi lebih lajut mengenai SEAWUN, <a href="http://www.perpamsi.org/seawun.htm"><strong>klik di sini</strong></a>.</p> <p class="normal1">Kerjasama dengan Asosiasi international lain yang pernah dan masih adalah sbb.:<br />• AWWA - American Water Works Association<br />• DVGW - German Water and Gas Association </p> <p class="MsoNormal" style=""><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>roypg.comhttp://www.blogger.com/profile/16570425123252972666noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5870525098805768853.post-88528396916397448622009-02-25T23:24:00.000-08:002009-02-25T23:25:14.345-08:00Cara Membuat Blog<div id="content-intro" class="module intro"> <div id="intro-main"> <h2 class="intro_title">Membuat Blog Itu Mudah</h2> <img src="http://static.squidoo.com/resize/squidoo_images/-1/lens2093725_1217233156ngeblog000.jpg" class="lensPhoto" alt=" " /> <p class="introLg">Pada Lensa ini Anda akan dipandu membuat blog dari blogger.com. Anda akan mampu membuat blog tanpa perlu berdiri terlebih dari kursi Anda saat ini, karena sangat mudahnya.</p> </div><!-- /intro-main --> </div><!--/lens_intro--> <div id="discovery-intro"> <div id="discovery-toc-abbrev"> <h3>Contents at a Glance</h3> <ol id="toc-left"><li><a href="http://www.squidoo.com/cara-membuat-blog#module10667364">Langkah 1: Daftar Google</a></li><li><a href="http://www.squidoo.com/cara-membuat-blog#module10667594">Langkah 2: Daftar Blog</a></li><li><a href="http://www.squidoo.com/cara-membuat-blog#module10667777">Langkah 3: Membuat Blog</a></li></ol><ol start="4" id="toc-right"><li><a href="http://www.squidoo.com/cara-membuat-blog#module10667876">Langkah ke 4 Blog Template</a></li><li><a href="http://www.squidoo.com/cara-membuat-blog#module10668195">Belajar Membuat Blog Selesai</a></li><li><a href="http://www.squidoo.com/cara-membuat-blog#module10668256">Download Nge Blog Dapat Duit! </a></li></ol> <p class="more"><a href="http://www.squidoo.com/cara-membuat-blog#" onclick="$('discovery-toc-abbrev').hide(); $('discovery-toc-full').show(); return false;">more...</a></p> </div><!-- /discovery-toc-abbrev --> <div id="discovery-toc-full" style="display: none;"> <h3>Contents at a Glance</h3> <ol id="toc-left-full"><li><a href="http://www.squidoo.com/cara-membuat-blog#module10667364">Langkah 1: Daftar Google</a><br /><br /></li><li><a href="http://www.squidoo.com/cara-membuat-blog#module10667594">Langkah 2: Daftar Blog</a><br /><br /></li><li><a href="http://www.squidoo.com/cara-membuat-blog#module10667777">Langkah 3: Membuat Blog</a><br /><br /></li><li><a href="http://www.squidoo.com/cara-membuat-blog#module10667876">Langkah ke 4 Blog Template</a><br /><br /></li></ol><ol id="toc-right-full" start="5"><li><a href="http://www.squidoo.com/cara-membuat-blog#module10668195">Belajar Membuat Blog Selesai</a><br /><br /></li><li><a href="http://www.squidoo.com/cara-membuat-blog#module10668256">Download Nge Blog Dapat Duit! </a><br /><br /></li><li><a href="http://www.squidoo.com/cara-membuat-blog#module10993254">Bahasan Lain Tentang Blog</a><br /><br /></li><li><a href="http://www.squidoo.com/cara-membuat-blog#module12011431">Link</a><br /><br /></li></ol> <p class="more"><a href="http://www.squidoo.com/cara-membuat-blog#" onclick="$('discovery-toc-full').hide(); $('discovery-toc-abbrev').show(); return false;">less...</a></p> </div><!-- /discovery-toc-full --> <div id="discovery-related"> <h3>Explore related pages</h3> <span><a href="http://www.squidoo.com/free-wordpress-themes-by-icy">Free Wordpress Themes By Icy</a></span> <span><a href="http://www.squidoo.com/wordpressmadeeasy">Word Press Blogs - How to customize and add themes, plugins and optimize your blog</a></span> <span><a href="http://www.squidoo.com/smartblogging">How Blogging Can Help Your Online Presence</a></span> <span><a href="http://www.squidoo.com/panduanbuatduitonline">Panduan Buat Duit Online</a></span> <span><a href="http://www.squidoo.com/arudamdelta">belajar seo</a></span> <span><a href="http://www.squidoo.com/belajar">Belajar buat blog</a></span> </div><!-- /discovery-related --> </div><!-- /discovery-intro --> <div class="module" id="module10667364"> <h2 class="module_title">Langkah 1: Daftar Google </h2> <h3 class="module_subtitle">Daftarkan Diri Anda di Google</h3> <div class="write_module"> Lho koq? Koq di Google? Katanya mau ngajarin bikin blog di blogger.com, koq malah di Google? Tidak salah, karena untuk masuk ke blogger, Anda harus memiliki login google.com.<br /><br />Silahkan kunjungi http://www.blogger.com. Anda akan mendapatkan halaman seperti pada gambar dibawah.<br /><br />Jika Anda sudah memiliki login di Google, Anda tinggal login, maka Anda akan masuk ke Control Panel atau Panel Kontrol.<br /><br />Oh ya, Anda bisa memilih bahasa, apakah Bahasa Indonesia atau bahasa Inggris.<br /><br />Untuk kali ini saya anggap Anda belum memiliki login Google.<br /><br />Klik tanda panah besar yang bertuliskan CIPTAKAN BLOG ANDA.<br /><br />Sejauh ini sangat mudah dan akan terus mudah. </div> </div><!--/module--> <div class="module" id="module10667528"> <div class="polaroid-wrap"> <div class="polaroid-inner"> <img id="polaroidImage10667528" src="http://static.squidoo.com/resize/squidoo_images/-1/draft_lens2093725module10667528photo_1217233908ngeblog000.jpg" width="400" /><p class="caption">Halaman Pertama</p> </div><!-- /polaroid-inner --> </div><!-- /polaroid-wrap --> </div><!--/module--> <div class="module" id="module10667594"> <h2 class="module_title">Langkah 2: Daftar Blog </h2> <h3 class="module_subtitle">Lengkapi Pendaftaran Anda</h3> <div class="write_module"> Setelah Anda klik tanda panah besar yang bertuliskan CIPTAKAN BLOG ANDA, maka akan muncul formulir seperti yang ada pada gambar dibawah ini.<br /><br />Proses ini akan menciptakan account Google yang dapat Anda gunakan pada layanan Google lainnya. Jika Anda sudah memiliki sebuah account Google mungkn dari Gmail, Google Groups, atau Orkut.<br /><br />Satu account Google bisa digunakan untuk mengakses semua fasilitas yang disediakan oleh Google.<br /><br />Jika Anda sudah memiliki accout google, Anda bisa langsung login (masuk). Untuk login ke Google, Anda harus login dengan menggunakan alamat email.<br /><br />Silahkan lengkapi.<br /><br />1. Alamat email yang Anda masukan harus sudah ada sebelumnya. Anda akan dikirim konfirmasi ke email tersebut. Jika Anda menggunakan email palsu atau email yang baru rencana akan dibuat, maka pendaftaran bisa gagal. Anda tidak perlu menggunakan email gmail.com. Email apa saja bisa.<br /><br />2. Lengkapi data yang lainnya.<br /><br />3. Tandai "Saya menerima Persyaratan dan Layanan" sebagai bukti bahwa Anda setuju. BTW Anda sudah membacanya?<br /><br />Setelah lengkap, klik tanda panah yang bertuliskan lanjutkan. </div> </div><!--/module--> <div class="module" id="module10667603"> <div class="polaroid-wrap"> <div class="polaroid-inner"> <img id="polaroidImage10667603" src="http://static.squidoo.com/resize/squidoo_images/-1/draft_lens2093725module10667603photo_1217235169ngeblog001.jpg" width="400" /><p class="caption">Form Pendaftaran 1</p> </div><!-- /polaroid-inner --> </div><!-- /polaroid-wrap --> </div><!--/module--> <div class="module" id="module10667608"> <div class="polaroid-wrap"> <div class="polaroid-inner"> <img id="polaroidImage10667608" src="http://static.squidoo.com/resize/squidoo_images/-1/draft_lens2093725module10667608photo_1217235311ngeblog002.jpg" width="400" /><p class="caption">Form Pendaftaran 2</p> </div><!-- /polaroid-inner --> </div><!-- /polaroid-wrap --> </div><!--/module--> <div class="module" id="module10667777"> <h2 class="module_title">Langkah 3: Membuat Blog </h2> <h3 class="module_subtitle">Memilih Nama Blog dan URL Blog</h3> <div class="write_module"> Jika Anda berhasil, Anda akan dibawa ke halaman seperti pada gambar dibawah. Jika gagal? Gagal biasanya karena verifikasi kata Anda salah. Itu wajar karena sering kali verifikasi kata sulit dibaca. Yang sabar saja, ulangi sampai benar. Saya sendiri sampai mengulang 3X.<br /><br />Setelah Anda berhasil mendaftar, Anda akan dibawa ke halaman seperti yang ada pada gambar dibawah. Sekarang Anda mulai membuat blog dengan mengisi nama dan alamat blog Anda.<br /><br />Sebagai contoh, saya menamakan blog tersebut dengan nama Hasna Zahidah. Sssst, jangan curiga, Hasna adalah putri saya. Saya memilih alamat blog dengan alamat http://hasna-zahidah.blogspot.com<br />sebagai alaternatif, bisa juga http://hasnazahidah.blogspot.com.<br /><br />Jika Anda membuat lensa dengan tujuan mempromosikan produk Anda atau produk afiliasi, maka dalam memilih nama, harus berisi nama produk atau jasa yang akan Anda tawarkan. Misalnya jika Anda ingin menjual ebook saya, Anda bisa memilih kata kunci seperti motivasi, sukses, berpikir positif, dan kata-kata kunci lainnya yang sesuai.<br /><br />Anda juga bisa meneliti kata kunci yang paling banyak dicari orang (tentu harus berhubungan dengan produk yang Anda jual) di<br />https://adwords.google.com/select/KeywordToolExternal<br /><br />Anda bisa mengecek ketersidaan alamat blog yang Anda pilih. Jika tersedia bisa Anda lanjutkan. Jika tidak tersedia, maka Anda harus kreatif mencari nama lain atau memodifikasi alamat yang sudah ada, misalnya ditambahkan abc, xzy, 101, dan bisa juga dengan menyisipkan nama Anda.<br /><br />Lanjutkan dengan klik tanda panah bertuliskan LANJUTKAN. </div> </div><!--/module--> <div class="module" id="module10667780"> <div class="polaroid-wrap"> <div class="polaroid-inner"> <img id="polaroidImage10667780" src="http://static.squidoo.com/resize/squidoo_images/-1/draft_lens2093725module10667780photo_1217236208ngeblog004.jpg" width="400" /><p class="caption">Proses Pembuatan Blog</p> </div><!-- /polaroid-inner --> </div><!-- /polaroid-wrap --> </div><!--/module--> <div class="module" id="module10667876"> <h2 class="module_title">Langkah ke 4 Blog Template </h2> <h3 class="module_subtitle">Pilih desain yang sesuai dengan selera Anda.</h3> <div class="write_module"> Berhasil? Tentu saja berhasil, memang mudah koq. Jika berhasil, Anda akan diarahkan ke halaman seperti yang ada pada gambar dibawah.<br /><br />Pilihlah tema yang sesuai dengan selera Anda. Jika tidak ada yang sesui dengan selera Anda, jangan khawatir, nanti masih banyak pilihan tema yang bisa Anda install sendiri. Sekarang pilih saja tema agar proses pembuatan blog bisa diselesaikan. Anda bisa preview tema dengan klik gambarnya.<br /><br />Untuk Memilih tema Anda klik (tandai) bulatannya o seperti pada gambar dibawah. Lihat yang saya tunjuk dengan panah merah buatan saya.<br /><br />Setelah itu Anda klik tanda panah yang bertuliskan LANJUTKAN </div> </div><!--/module--> <div class="module" id="module10667888"> <div class="polaroid-wrap"> <div class="polaroid-inner"> <img id="polaroidImage10667888" src="http://static.squidoo.com/resize/squidoo_images/-1/draft_lens2093725module10667888photo_1217237411ngeblog006.jpg" width="400" /><p class="caption">Memilih Tema</p> </div><!-- /polaroid-inner --> </div><!-- /polaroid-wrap --> </div><!--/module--> <h2 class="module_title">Belajar Membuat Blog Selesai </h2> <h3 class="module_subtitle">Sekarang tinggal posting, pengaturan, dan tata letak</h3> Selamat, sekarang Anda sudah memiliki sebuah blog. Sekarang Anda sudah mulai bisa memposting pemikiran Anda di blog dan dibagi ke seluruh dunia (eh Indonesia).<br /><br />Memang masih ada beberapa hal yang harus Anda lakukan, yaitu pengaturan, tata letak, penambahan eleman, dan penggantian tema jika Anda menginginkan tema yang lain. Ini untuk tingkat lanjut.<br /><br />Setidaknya, Anda sudah memiliki blog dan bisa posting. Hal ini sudah cukup untuk tahap awal. Untuk mendalami masalah Blog lebih dalam, saya anjurkan Anda membaca ebook Nge-Blog Dapat Duit.roypg.comhttp://www.blogger.com/profile/16570425123252972666noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5870525098805768853.post-9462910134475281282009-02-25T23:19:00.001-08:002009-02-25T23:21:35.784-08:00PENGETAHUAN AWAL TENTANG PROTEIN<h3><a href="http://jlcome.blogspot.com/2007/10/pengetahuan-protein.html">Pengetahuan Protein</a> </h3> <p><span style="" lang="FI">Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan aktivitas. Untuk melakukan aktivitas itu, kita memerlukan energi yang dapat diperoleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada umumnya bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia, yaitu karbohidrat, protein, dan lemak.<br /><br />Protein merupakan biopolymer polipeptida yang tersusun dari sejumlah asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Protein merupakan biopolymer yang multifungsi, yaitu sebagai struktural pada sel maupun jaringan dan organ, sebagai enzim suatu biokatalis, sebagai pengemban atau pembawa senyawa atau zat ketika melalui biomembran sel, dan sebagai zat pengatur.<br /><br />Selain itu protein juga merupakan makromolekul yang paling berlimpah di dalam sel dan menyusun lebih dari setengah berat kering pada hampir semua organisme. Protein merupakan instrumen yang mengekspresikan informasi genetik. Protein mempunyai fungsi unik bagi tubuh, antara lain menyediakan bahan-bahan yang penting peranannya untuk pertumbuhan dan memelihara jaringan tubuh, mengatur kelangsungan proses di dalam tubuh, dan memberi tenaga jika keperluannya tidak dapat dipenuhi oleh karbohidrat dan lemak.<br /><br /><span class="fullpost">Struktur protein tidak stabil karena mudah mengalami denaturasi yaitu keadaan dimana protein terurai menjadi struktur primernya, baik reversibel maupun ireversibel. </span></span><span class="fullpost"><span style="" lang="SV">Faktor-faktor yang menyebabkan denaturasi adalah pH, panas, pelarut, kekuatan ion, terlarut, dan radiasi. Denaturasi yang berbahaya yaitu raksa (Hg) untuk pemurnian emas seperti yang terjadi di Minamata, Jepang. Protein ada yang reaktif karena asam amino penyusunnya mengandung gugus fungsi yang reaktif, seperti SH, -OH, NH2, dan –COOH. Contoh protein aktif adalah enzim, hormon, antibodi, dan protein transport. Reaksi protein aktif bersifat selektif dan spesifik, gugus sampingnya yang selektif dan susunan khas makromolekulnya.</span></span><span style="" lang="SV"><br /><br /><span class="fullpost">Ada berbagai cara dalam pengujian terhadap protein yaitu dengan reaksi uji asam amino dan reaksi uji protein. Reaksi uji asam amino sendiri terdiri dari 6 macam uji yaitu: uji millon, uji hopkins cole, uji belerang, uji xantroproteat, dan uji biuret. Sedangkan untuk uji protein, berdasarkan pada pengendapan oleh garam, pengendapan oleh logam dan alkohol. Serta uji koagulasi dan denaturasi protein.</span><br /><span class="fullpost">Pada uji asam amino terdapat uji bersifat umum dan uji bersifat uji berdasakan jenis asam aminonya. Seperti halnya uji millon bersifat spesifik terhadap tirosin, uji Hopkins cole terhadap triptofan, uji belerang terhadap sistein, uji biuret bereaksi positif terhadap pembentukan senyawa kompleks Cu gugus –CO dan –NH dari rantai peptida dalam suasana basa. Serta uji xantroproteat bereaksi positif untuk asam amino yang mengandung inti benzena.</span></span></p><p> </p><h2><a href="http://mgmpkimiasumbar.wordpress.com/2009/02/11/reaksi-analisa-protein/" title="Permanent Link: Reaksi Analisa Protein">Reaksi Analisa Protein</a></h2> <p>Analisis protein dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu ; Secara kualitatif terdiri atas ; reaksi Xantoprotein, reaksi Hopkins-Cole, reaksi Millon, reaksi Nitroprusida, dan reaksi Sakaguchi. Secara kuantitatif terdiri dari ; metode Kjeldahl, metode titrasi formol, metode Lowry, metode spektrofotometri visible (Biuret), dan metode spektrofotometri UV.<br />Analisa Kualitatif<br />1. Reaksi Xantoprotein<br />Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati ke dalam larutan protein. Setelah dicampur terjadi endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning apabila dipanaskan. Reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul protein. Reaksi ini positif untuk protein yang mengandung tirosin, fenilalanin dan triptofan.<br />2. Reaksi Hopkins-Cole<br />Larutan protein yang mengandung triptofan dapat direaksikan dengan pereaksi Hopkins-Cole yang mengandung asam glioksilat. Pereaksi ini dibuat dari asam oksalat dengan serbuk magnesium dalam air. Setelah dicampur dengan pereaksi Hopkins-Cole, asam sulfat dituangkan perlahan-lahan sehingga membentuk lapisan di bawah larutan protein. <span style="" lang="FI">Beberapa saat kemudian akan terjadi cincin ungu pada batas antara kedua lapisan tersebut.<br />3. Reaksi Millon<br />Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna.<br />4. Reaksi Natriumnitroprusida<br />Natriumnitroprusida dalam larutan amoniak akan menghasilkan warna merah dengan protein yang mempunyai gugus –SH bebas. Jadi protein yang mengandung sistein dapat memberikan hasil positif.<br />5. Reaksi Sakaguchi<br />Pereaksi yang digunakan ialah naftol dan natriumhipobromit. Pada dasarnya reaksi ini memberikan hasil positif apabila ada gugus guanidin. </span><span style="" lang="SV">Jadi arginin atau protein yang mengandung arginin dapat menghasilkan warna merah.<br />6. Metode Biuret<br />Larutan protein dibuat alkalis dengan NaOH kemudian ditambahkan larutan CuSO4 encer. Uji ini untuk menunjukkan adanya senyawasenyawa yang mengandung gugus amida asam yang berada bersama gugus amida yang lain. Uji ini memberikan reaksi positif yaitu ditandai dengan timbulnya warna merah violet atau biru violet.<o:p></o:p></span></p> <p><span style="" lang="SV">Analisa Kuantitatif<br />Analisis protein dapat digolongkan menjadi dua metode, yaitu: Metode konvensional, yaitu metode Kjeldahl (terdiri dari destruksi, destilasi, titrasi), titrasi formol. Digunakan untuk protein tidak terlarut.<br />Metode modern, yaitu metode Lowry, metode spektrofotometri visible, metode spektrofotometri UV. Digunakan untuk protein terlarut.<br />1. Metode Kjeldahl<br />Metode ini merupakan metode yang sederhana untuk penetapan nitrogen total pada asam amino, protein, dan senyawa yang mengandung nitrogen. Sampel didestruksi dengan asam sulfat dan dikatalisis dengan katalisator yang sesuai sehingga akan menghasilkan amonium sulfat. Setelah pembebasan alkali dengan kuat, amonia yang terbentuk disuling uap secara kuantitatif ke dalam larutan penyerap dan ditetapkan secara titrasi.<br />Penetapan Kadar<br />Prosedur :<br />1. Timbang 1 g bahan yang telah dihaluskan, masukkan dalam labu Kjeldahl (kalau kandungan protein tinggi, misal kedelai gunakan bahan kurang dari 1 g).<br />2. Kemudian ditambahkan 7,5 g kalium sulfat dan 0,35 g raksa (II) oksida dan 15 ml asam sulfat pekat.<br />3. Panaskan semua bahan dalam labu Kjeldahl dalam lemari asam sampai berhenti berasap dan teruskan pemanasan sampai mendidih dan cairan sudah menjadi jernih. Tambahkan pemanasan kurang lebih 30 menit, matikan pemanasan dan biarkan sampai dingin.<br />4. Selanjutnya tambahkan 100 ml aquadest dalam labu Kjeldahl yang didinginkan dalam air es dan beberapa lempeng Zn, tambahkan 15 ml larutan kalium sulfat 4% (dalam air) dan akhirnya tambahkan perlahan-lahan larutan natrium hidroksida 50% sebanyak 50 ml yang telah didinginkan dalam lemari es.<br />5. Pasanglah labu Kjeldahl dengan segera pada alat destilasi. Panaskan labu Kjeldahl perlahan-lahan sampai dua lapis cairan tercampur, kemudian panaskan dengan cepat sampai mendidih.<br />6. Destilasi ditampung dalam Erlenmeyer yang telah diisi dengan larutan baku asam klorida 0,1N sebanyak 50 ml dan indicator merah metil 0,1% b/v (dalam etanol 95%) sebanyak 5 tetes, ujung pipa kaca destilator dipastikan masuk ke dalam larutan asam klorida 0,1N.<br /></span><span style="" lang="FI">7. Proses destilasi selesai jika destilat yang ditampung lebih kurang 75 ml. </span><span style="" lang="SV">Sisa larutan asam klorida 0,1N yang tidak bereaksi dengan destilat dititrasi dengan larutan baku natrium hidroksida 0,1N. Titik akhir titrasi tercapai jika terjadi perubahan warna larutan dari merah menjadi kuning. Lakukan titrasi blanko.<br />Kadar Protein<br />Kadar protein dihitung dengan persamaan berikut :<o:p></o:p></span></p> <p><span style="" lang="SV">Keterangan :<br />Fk : faktor koreksi<br />Fk N : 16<br />2. Metode Titrasi Formol<br />Larutan protein dinetralkan dengan basa (NaOH) lalu ditambahkan formalin akan membentuk dimethilol. Dengan terbentuknya dimethilol ini berarti gugus aminonya sudah terikat dan tidak akan mempengaruhi reaksi antara asam dengan basa NaOH sehingga akhir titrasi dapat diakhiri dengan tepat. Indikator yang digunakan adalah p.p., akhir titrasi bila tepat terjadi perubahan warna menjadi merah muda yang tidak hilang dalam 30 detik.<br />3. Metode Lowry<br />Prosedur :<br />Pembuatan reagen Lowry A : Merupakan larutan asam fosfotungstat-asam fosfomolibdat dengan perbandingan (1 : 1)<br />Pembuatan reagen Lowry B :<br />Campurkan 2% natrium karbonat dalam 100 ml natrium hidroksida 0,1N. </span>Tambahkan ke dalam larutan tersebut 1 ml tembaga (II) sulfat 1% dan 1 ml kalium natrium tartrat 2%.</p> <p><span style="" lang="SV">Penetapan Kadar<br />a. Pembuatan kurva baku<br />Siapkan larutan bovin serum albumin dengan konsentrasi 300 µg/ml (Li). Buat seri konsentrasi dalam tabung reaksi, misal dengan komposisi berikut :<o:p></o:p></span></p> <p><span style="" lang="SV">Tambahkan ke dalam masing-masing tabung 8 ml reagen Lowry B dan biarkan selama 10 menit, kemudian tambahkan 1 ml reagen Lowry A. Kocok dan biarkan selama 20 menit. Baca absorbansinya pada panjang gelombang 600 nm tehadap blanko. (Sebagai blanko adalah tabung reaksi no.1 pada tabel di atas)<br />b. Penyiapan Sampel<br />Ambil sejumlah tertentu sampel protein yang terlarut misal albumin, endapkan dahulu dengan penambahan amonium sulfat kristal (jumlahnya tergantung dari jenis proteinnya, kalau perlu sampai mendekati kejenuhan amonium sulfat dalam larutan). Pisahkan protein yang mengendap dengan sentrifus 11.000 rpm selama 10 menit, pisahkan supernatannya. Presipitat yang merupakan proteinnya kemudian dilarutkan kembali dengan dapar asam asetat pH 5 misal sampai 10,0 ml. Ambil volume tertentu dan lakukan penetapan selanjutnya seperti pada kurva baku mulai dari penambahan 8 ml reagen Lowry A sampai seterusnya.<br />4. Metode Spektrofotometri Visible (Biuret)<br />Prosedur :<br />Pembuatan reagen Biuret :<br />Larutkan 150 mg tembaga (II) sulfat (CuSO4. </span>5H2O) dan kalium natrium tartrat (KNaC4H4O6. 4H2O) dalam 50 ml aquades dalam labu takar 100 ml. Kemudian tambahkan 30 ml natrium hidroksida 10% sambil dikocok-kocok, selanjutnya tambahkan aquades sampai garis tanda.<br />Pembuatan larutan induk bovin serum albumin (BSA):<br />Ditimbang 500 mg bovin serum albumin dilarutkan dalam aquades sampai 10,0 ml sehingga kadar larutan induk 5,0% (Li). Penetapan kadar (Metode Biuret) :<br />Pembuatan kurva <st1:place st="on"><st1:city st="on">baku</st1:city></st1:place> :<br />Dalam kuvet dimasukkan larutan induk, reagen Biuret dan aquades misal dengan komposisi sebagai berikut:</p> <p>Setelah tepat 10 menit serapan dibaca pada ë 550 nm terhadap blanko yang terdiri dari 800 µL reagen Biuret dan 200 µL aquades.<br />Cara mempersiapkan sampel :<br />Ambil sejumlah tertentu sampel protein yang terlarut misal albumin, endapkan dahulu dengan penambahan amonium sulfat kristal (jumlahnya tergantung dari jenis proteinnya, kalau perlu sampai mendekati kejenuhan amonium sulfat dalam larutan). Pisahkan protein yang mengendap dengan sentrifus 11.000 rpm selama 10 menit, pisahkan supernatannya. Presipitat yang merupakan proteinnya kemudian dilarutkan kembali dengan dapar asam asetat pH 5 misal sampai 10,0 ml. Ambil sejumlah µL larutan tersebut secara kuantitatif kemudian tambahkan reagen Biuret dan jika perlu tambah dengan dapar asetat pH 5 untuk pengukuran kuantitatif.<br />Setelah 10 menit dari penambahan reagen Biuret, baca absorbansinya pada panjang gelombang 550 nm terhadap blanko yang berisi reagen Biuret dan dapar asetat pH 5. <span style="" lang="SV">Perhatikan adanya faktor pengenceran dan absorban sampel sedapat mungkin harus masuk dalam kisaran absorban kurva baku.<br />5. Metode Spektrofotometri UV<br />Asam amino penyusun protein diantaranya adalah triptofan, tirosin dan fenilalanin yang mempunyai gugus aromatik. Triptofan mempunyai absorbsi maksimum pada 280 nm, sedang untuk tirosin mempunyai absorbsi maksimum pada 278 nm. Fenilalanin menyerap sinar kurang kuat dan pada panjang gelombang lebih pendek. Absorpsi sinar pada 280 nm dapat digunakan untuk estimasi konsentrasi protein dalam larutan. Supaya hasilnya lebih teliti perlu dikoreksi kemungkinan adanya asam nukleat dengan pengukuran absorpsi pada 260 nm. </span><span style="" lang="FI">Pengukuran pada 260 nm untuk melihat kemungkinan kontaminasi oleh asam nukleat. </span><span style="" lang="SV">Rasio absorpsi 280/260 menentukan faktor koreksi yang ada dalam suatu tabel.<o:p></o:p></span></p> <p><br /><span style="" lang="SV"><span class="fullpost"></span><o:p></o:p></span></p> <h3><a href="http://darmaqua.blogspot.com/2008/04/amino-dan-protein.html">AMINO DAN PROTEIN</a> </h3> <p class="MsoNormal" style="margin: 3pt 0in 3pt 94.4pt; text-align: justify; text-indent: -94.4pt; line-height: 150%;"><b><span style="" lang="DA">Pendahuluan</span></b></p> <p style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="DA">Protein (akar kata <i>protos</i> dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunani" title="Bahasa Yunani"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">bahasa Yunani</span></a> yang berarti "yang paling utama") adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Senyawa_organik" title="Senyawa organik"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">senyawa organik</span></a> kompleks ber<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bobot_molekul&action=edit" title="Bobot molekul"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">bobot molekul</span></a> tinggi yang merupakan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Polimer" title="Polimer"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">polimer</span></a> dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Monomer" title="Monomer"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">monomer</span></a>-monomer <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_amino" title="Asam amino"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">asam amino</span></a> yang dihubungkan satu sama lain dengan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ikatan_peptida&action=edit" title="Ikatan peptida"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">ikatan peptida</span></a>. Molekul protein mengandung <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Karbon" title="Karbon"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">karbon</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogen" title="Hidrogen"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">hidrogen</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Oksigen" title="Oksigen"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">oksigen</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nitrogen" title="Nitrogen"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">nitrogen</span></a> dan kadang kala <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sulfur" title="Sulfur"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">sulfur</span></a> serta <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fosfor" title="Fosfor"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">fosfor</span></a>. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sel" title="Sel"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">sel</span></a> makhluk hidup dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Virus" title="Virus"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">virus</span></a> (Wikipedia, 2007).</span></p> <p style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span style="" lang="DA">Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh karena zat ini berfungsi sebagai sumber energi dalam tubuh serta sebagai zat pembangun dn pengatur. Protein adlaah polimer dari asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung unsur-umsur C, H, O, N, P, S, dan terkadang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga (Winarno, 1992).</span></p> <p style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span style="" lang="DA">Kebanyakan protein merupakan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Enzim" title="Enzim"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">enzim</span></a> atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sitoskeleton&action=edit" title="Sitoskeleton"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">sitoskeleton</span></a>. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Antibodi" title="Antibodi"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">antibodi</span></a>, sistem kendali dalam bentuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon" title="Hormon"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">hormon</span></a>, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gizi" title="Gizi"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">gizi</span></a>, protein berperan sebagai sumber <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_amino" title="Asam amino"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">asam amino</span></a> bagi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Organisme" title="Organisme"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">organisme</span></a> yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof) (Wikipedia, 2007).</span></p> <p style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span style="" lang="DA">Protein merupakan salah satu dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Biomolekul" title="Biomolekul"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">biomolekul</span></a> raksasa, selain <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Polisakarida&action=edit" title="Polisakarida"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">polisakarida</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lipid" title="Lipid"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">lipid</span></a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Polinukleotida&action=edit" title="Polinukleotida"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">polinukleotida</span></a>, yang merupakan penyusun utama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Makhluk_hidup" title="Makhluk hidup"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">makhluk hidup</span></a>. Selain itu, protein merupakan salah satu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Molekul" title="Molekul"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">molekul</span></a> yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/J%C3%B6ns_Jakob_Berzelius" title="Jöns Jakob Berzelius"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Jöns Jakob Berzelius</span></a> pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1838" title="1838"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">1838</span></a> (Wikipedia, 2007).</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 11pt;" lang="DA">Biosintesis protein alami sama dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ekspresi_genetik" title="Ekspresi genetik"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">ekspresi genetik</span></a>. <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kode_genetik&action=edit" title="Kode genetik"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Kode genetik</span></a> yang dibawa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/DNA" title="DNA"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">DNA</span></a> di<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Transkripsi" title="Transkripsi"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">transkripsi</span></a> menjadi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/RNA" title="RNA"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">RNA</span></a>, yang berperan sebagai cetakan bagi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Translasi" title="Translasi"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">translasi</span></a> yang dilakukan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ribosom" title="Ribosom"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">ribosom</span></a>. Sampai tahap ini, protein masih "mentah", hanya tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki fungsi penuh secara biologi (Wikipedia, 2007).</span></p> <p style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Struktur tersier protein. Protein ini memiliki banyak struktur sekunder <i>beta-sheet</i> dan <i>alpha-helix</i> yang sangat pendek. Model dibuat dengan menggunakan koordinat dari Bank Data Protein (nomor 1EDH) (Wikipedia, 2007).</span></p> <p style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 0.25in; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat). Struktur primer protein merupakan urutan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_amino" title="Asam amino"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">asam amino</span></a> penyusun protein yang dihubungkan melalui <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ikatan_peptida&action=edit" title="Ikatan peptida"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">ikatan peptida</span></a> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amida" title="Amida"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">amida</span></a>). Sementara itu, struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ikatan_hidrogen" title="Ikatan hidrogen"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">ikatan hidrogen</span></a> (Wikipedia, 2007). </span></p> <p style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 0.25in; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah <i>alpha helix</i> (</span><i>α</i><i><span style="" lang="SV">-helix</span></i><span style="" lang="SV">, "puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk seperti spiral; <i>beta-sheet</i> (</span><i>β</i><i><span style="" lang="SV">-sheet</span></i><span style="" lang="SV">, "lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H); <i>beta-turn</i>, (</span><i>β</i><i><span style="" lang="SV">-turn</span></i><span style="" lang="SV">, "lekukan-beta"); dan <i>gamma-turn</i>, (</span><i>γ</i><i><span style="" lang="SV">-turn</span></i><span style="" lang="SV">, "lekukan-gamma") (Wikipedia, 2007).</span></p> <p style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 0.25in; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder akan menghasilkan struktur tiga dimensi yang dinamakan struktur tersier. Struktur tersier biasanya berupa gumpalan. Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ikatan_kovalen&action=edit" title="Ikatan kovalen"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">ikatan kovalen</span></a> membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener. Contoh struktur kuartener yang terkenal adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Enzim" title="Enzim"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">enzim</span></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rubisco" title="Rubisco"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Rubisco</span></a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Insulin" title="Insulin"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">insulin</span></a> (Wikipedia, 2007).</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; line-height: 150%;"><b><span style="" lang="IN"><br />Tujuan Percobaan </span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span style="" lang="IN">Tujuan praktikum kali ini adalah untuk mengetahui proses denaturasi protein pada larutan albumin dengan pengendapan oleh logam, pengendapan oleh garam, uji koagulasi, pengendapan oleh alkohol, dan pengendapan akibat perubahan pH.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; line-height: 150%;"><b><span style="" lang="IN">Alat dan Bahan</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span style="" lang="IN">Alat yang digunakan dalam kegiatan praktikum kali ini antara lain tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet, pipet tetes, pipet volumetrik, pengaduk, panjepit tabung reaksi, dan penangas air.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span style="" lang="IN">Bahan yang digunakan antara lain, albumin, HgCl<sub>2</sub> 2%, larutan Pb- Asetat 5%, larutan AgNO<sub>3</sub> 5%, larutan (NH<sub>4</sub>)<sub>2</sub>SO<sub>4</sub>, air, pereaksi milon, pereaksi biuret, larutan asam asetat 1M, HCL 0.1 M, NaOH 0.1 M, buffer asetat pH 4.7, dan etanol 95%.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; line-height: 150%;"><b><span style="" lang="IN">Prosedur Percobaan</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="IN">Prosedur percobaan pengendapan protein oleh logam, ke dalam 3 ml albumin ditambahkan 5 tetes larutan HgCl<sub>2</sub> 5%, percobaan diulangi dengan larutan Pb-asetat 5% dan AgNO<sub>3</sub> 5%.<b> </b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span style="" lang="IN">Prosedur percobaan pengendapan protein<span class="fullpost"> oleh garam, mula-mula larutan protein dijenuhkan dengan (NH<sub>4</sub>)<sub>2</sub>SO<sub>4</sub> yang ditambahkan sedikit demi sedikit, kemudian disaring ketika telah mencapai titik jenuh, dan diuji kelarutannya dengan air, serta endapan diuji dengan pereaksi Millon, sedangkan filtrat diuji dengan peraksi Biuret.</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span class="fullpost"><span style="" lang="IN">Uji koagulasi dilakukan dengan cara 5 ml larutan protein ditambahkan dengan 2 tetes asam asetat 1 M , kemudian tabung diletakkan dalam penangas selama 5 menit, setelah itu endapan diambil oleh batang pengaduk, kelarutan endapan diuji dengan air, dan endapan diuji dengan pereaksi milon.</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span style="" lang="IN">Prosedur percobaan pengendapan protein<span class="fullpost"> oleh alkohol, tabung reaksi pertama diisi larutan albumin 5 ml dan HCl0.1 M dan etanol 95% sebanyak 6 ml. Pada tabung reaksi dua diisi dengan 5 ml albumin yang ditambah dengan 1 ml NaOH 0.1 M dan Etanol 95% sebanyak 6ml. Pada tabung tiga diisi 5 ml albumin, buffer asetat pH 4.7 sebanyak 1 ml dan etanol 95% sebanyak 6 ml, setelah itu diamati dan dibandingkan hasil reaksinya.</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span class="fullpost"><span style="" lang="IN">Percobaan terakhir, denaturasi protein, tiga tabung reaksi masing-masing diisi dengan 4.5 ml larutan albumin, di mana masing-masing tabung pada tabung pertama ditambah dengan 1 ml bufer asetat, pada tabung II ditambah dengan 1 ml HCl 0.1 ml, dan pada tabung III ditambah dengan 1 ml NaOH 0.1M, setelah itu masing-masing dipanaskan selama 15 menit dan kemudian didinginkan pada temperatur kamar lalu diamati reaksi yang terjadi, setelah itu pada tabung I dan II ditambah 5 ml bufer aetat pH 4.7, hasil reaksinya diamati kembali.</span></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><b><span style="" lang="IN">Hasil Pengamatan</span></b></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="IN">Tabel 1 Pengendapan Protein Oleh Logam</span></p> <table class="MsoNormalTable" style="margin-left: 5.4pt; border-collapse: collapse;" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody><tr style=""> <td style="border-style: solid none; border-color: windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 1.5in;" valign="top" width="144"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">Logam</p> </td> <td style="border-style: solid none; border-color: windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 1in;" valign="top" width="96"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">Hasil</p> </td> <td style="border-style: solid none; border-color: windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 2in;" valign="top" width="192"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">Keterangan</p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none none solid; border-color: -moz-use-text-color -moz-use-text-color windowtext; border-width: medium medium 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 1.5in;" valign="top" width="144"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">HgCl<sub>2</sub></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">Pb-Asetat</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">AgNO<sub>3</sub></p> </td> <td style="border-style: none none solid; border-color: -moz-use-text-color -moz-use-text-color windowtext; border-width: medium medium 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 1in;" valign="top" width="96"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">++</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">+</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">+++</p> </td> <td style="border-style: none none solid; border-color: -moz-use-text-color -moz-use-text-color windowtext; border-width: medium medium 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 2in;" valign="top" width="192"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="ES">Endapan putih susu</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="ES">Endapan putih susu</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="ES">Endapan putih susu</span></p> </td> </tr> </tbody></table> <p class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="SV">Keterangan :</span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="SV">+ : Endapan sedikit</span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="SV">++ : Endapan banyak</span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="SV">+++ : Endapan sangat banyak</span></p> <p class="MsoNormal" style="">Tabel 2 Pengendapan Oleh Garam</p> <table class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse;" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody><tr style=""> <td style="border-style: solid none; border-color: windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 131.4pt;" valign="top" width="175"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">Uji </p> </td> <td style="border-style: solid none; border-color: windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48pt;" valign="top" width="64"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">Hasil</p> </td> <td style="border-style: solid none; border-color: windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 3in;" valign="top" width="288"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">Keterangan</p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none none solid; border-color: -moz-use-text-color -moz-use-text-color windowtext; border-width: medium medium 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 131.4pt;" valign="top" width="175"> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">Larut dengan air</p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">Dengan pereaksi Millon</p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">Dengan pereaksi Biuret</p> </td> <td style="border-style: none none solid; border-color: -moz-use-text-color -moz-use-text-color windowtext; border-width: medium medium 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 48pt;" valign="top" width="64"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">+</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">+</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">+</p> </td> <td style="border-style: none none solid; border-color: -moz-use-text-color -moz-use-text-color windowtext; border-width: medium medium 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 3in;" valign="top" width="288"> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Endapan berbentuk butiran</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Endapan berwarna kemerahan</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Larutan berwarna violet atau ungu muda</span></p> </td> </tr> </tbody></table> <p class="MsoNormal" style="">Keterangan : </p> <p class="MsoNormal" style="">+ : Reaksi positif</p> <p class="listparagraph" style="margin-left: 45pt; text-indent: -9pt;">-<span style="font-size: 7pt;"> </span>: Reaksi negatif</p> <p class="MsoNormal" style="">Tabel 3 Uji koagulasi terhadap protein</p> <table class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse;" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody><tr style=""> <td style="border-style: solid none; border-color: windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 141.45pt;" valign="top" width="189"> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">Uji endapan</p> </td> <td style="border-style: solid none; border-color: windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 70.95pt;" valign="top" width="95"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">Hasil</p> </td> <td style="border-style: solid none; border-color: windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 141.45pt;" valign="top" width="189"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">Keterangan</p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none none solid; border-color: -moz-use-text-color -moz-use-text-color windowtext; border-width: medium medium 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 141.45pt;" valign="top" width="189"> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">Larut dengan air</p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">Dengan pereaksi Millon</p> </td> <td style="border-style: none none solid; border-color: -moz-use-text-color -moz-use-text-color windowtext; border-width: medium medium 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 70.95pt;" valign="top" width="95"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">-</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">+</p> </td> <td style="border-style: none none solid; border-color: -moz-use-text-color -moz-use-text-color windowtext; border-width: medium medium 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 141.45pt;" valign="top" width="189"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">Tidak larut</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">Endapan merah bata</p> </td> </tr> </tbody></table> <p class="MsoNormal" style="">Keterangan : </p> <p class="MsoNormal" style="">+ : Reaksi positif</p> <p class="listparagraph" style="margin-left: 45pt; text-indent: -9pt;">-<span style="font-size: 7pt;"> </span>: Reaksi negatif</p> <p class="MsoNormal" style="">Tabel 4 Pengendapan Oleh Alkohol</p> <table class="MsoNormalTable" style="width: 308.85pt; border-collapse: collapse;" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" width="412"> <tbody><tr style=""> <td style="border-style: solid none; border-color: windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 99.9pt;" valign="top" width="133"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">Tabung</p> </td> <td style="border-style: solid none; border-color: windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 67.5pt;" valign="top" width="90"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">Reaksi</p> </td> <td style="border-style: solid none; border-color: windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 141.45pt;" valign="top" width="189"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">Keterangan</p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none none solid; border-color: -moz-use-text-color -moz-use-text-color windowtext; border-width: medium medium 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 99.9pt;" valign="top" width="133"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">(HCl)</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">(NaOH)</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">Buffer asetat</p> </td> <td style="border-style: none none solid; border-color: -moz-use-text-color -moz-use-text-color windowtext; border-width: medium medium 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 67.5pt;" valign="top" width="90"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">+</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">++</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">+++</p> </td> <td style="border-style: none none solid; border-color: -moz-use-text-color -moz-use-text-color windowtext; border-width: medium medium 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 141.45pt;" valign="top" width="189"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="FR">Endapan putih susu</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="FR">Endapan putih susu</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">Endapan putih susu</p> </td> </tr> </tbody></table> <p class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="FR">Keterangan :</span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="SV">+ : Endapan sedikit </span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="SV">++ : Endapan banyak</span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="SV">+++ : Endapan sangat banyak</span></p> <p class="MsoNormal" style="">Tabel 5 Denaturasi protein</p> <table class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse;" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody><tr style=""> <td style="border-style: solid none; border-color: windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 99.9pt;" valign="top" width="133"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">Tabung</p> </td> <td style="border-style: solid none; border-color: windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 76.5pt;" valign="top" width="102"> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">Reaksi</p> </td> <td style="border-style: solid none; border-color: windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 135pt;" valign="top" width="180"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">Keterangan</p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none none solid; border-color: -moz-use-text-color -moz-use-text-color windowtext; border-width: medium medium 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 99.9pt;" valign="top" width="133"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">(HCl)</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">(NaOH)</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">Buffer asetat</p> </td> <td style="border-style: none none solid; border-color: -moz-use-text-color -moz-use-text-color windowtext; border-width: medium medium 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 76.5pt;" valign="top" width="102"> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">++</p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">+</p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">+++</p> </td> <td style="border-style: none none solid; border-color: -moz-use-text-color -moz-use-text-color windowtext; border-width: medium medium 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 135pt;" valign="top" width="180"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="FR">Endapan putih susu</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="FR">Endapan putih susu</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">Endapan putih susu</p> </td> </tr> </tbody></table> <p class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="FR">Keterangan :</span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="SV">+ : Endapan sedikit </span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="SV">++ : Endapan banyak</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">+++ : Endapan sangat banyak<br /><br /></span><span class="fullpost"><b><span style="" lang="IN">Pembahasan</span></b></span></p> <p class="MsoBodyText2" style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 35.75pt; line-height: 150%;"><span class="fullpost"><span style="" lang="IN">Larutan protein yang digunakan dalam praktikum ini adalah larutan albumin. Albumin adalah protein yang dapat larut dalam air serta dapat terkoagulasi oleh panas. Albumin terdapat dalam serum darah dan putih telur (Poedjiadi, 1994). </span></span><br /><span style="" lang="IN">Denaturasi protein dapat diartikan suatu perubahan atau modifikasi terhadap struktur sekunder, tertier dan kuartener molekul protein tanpa terjadinya pemecahan ikatan-ikatan kovalen. Karena itu, denaturasi dapat diartikan suatu proses terpecahnya ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik, ikatan garam dan terbukanya lipatan atau wiru molekul protein (Winarno, 1992).</span></p> <p style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="IN">Denaturasi protein meliputi gangguan dan kerusakan yang mungkin terjadi pada struktur sekunder dan tersier protein. Sejak diketahui reaksi denaturasi tidak cukup kuat untuk memutuskan ikatan peptida, dimana struktur primer protein tetap sama setelah proses denaturasi. Denaturasi terjadi karena adanya gangguan pada struktur sekunder dan tersier protein. Pada struktur protein tersier terdapat empat jenis interaksi yang membentuk ikatan pada rantai samping seperti; ikatan hidrogen, jembatan garam, ikatan disulfida dan interaksi hidrofobik non polar, yang kemungkinan mengalami gangguan. Denaturasi yang umum ditemui adalah proses presipitasi dan koagulasi protein (Ophart, 2003).</span></p> <p style="margin: 3pt 0.9pt 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 35.75pt; line-height: 150%;"><span style="" lang="IN">Denaturasi, koagulasi dan redenaturasi dapat dibedakan sebagai berikut. Denaturasi protein adalah suatu keadaan telah terjadinya perubahan struktur protein yang mencakup perubahan bentuk dan lipatan molekul, tanpa menyebabkan pemutusan atau kerusakan lipatan antar asam amino dan struktur primer protein. Koagulasi adalah denaturasi protein akibat panas dan alkohol (Winarno, 2002). Redenaturasi adalah denaturasi protein yang berlangsung secara reveresibel (Poedjiadi, 1994). </span></p> <p style="margin: 3pt 3.7pt 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 35.75pt; line-height: 150%;"><span style="" lang="IN">Panas dapat digunakan untuk mengacaukan ikatan hidrogen dan interaksi hidrofobik non polar. Hal ini terjadi karena suhu tinggi dapat meningkatkan energi kinetik dan menyebabkan molekul penyusun protein bergerak atau bergetar sangat cepat sehingga mengacaukan ikatan molekul tersebut. Protein telur mengalami denaturasi dan terkoagulasi selama pemasakan. Beberapa makanan dimasak untuk mendenaturasi protein yang dikandung supaya memudahkan enzim pencernaan dalam mencerna protein tersebut (Ophart, 2003). </span></p> <p class="MsoBodyText" style="margin-right: 3.55pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span style="" lang="IN">Pemanasan akan membuat protein bahan terdenaturasi sehingga kemampuan mengikat airnya menurun. Hal ini terjadi karena energi panas akan mengakibatkan terputusnya interaksi non-kovalen yang ada pada struktur alami protein tapi tidak memutuskan ikatan kovalennya yang berupa ikatan peptida. Proses ini biasanya berlangsung pada kisaran suhu yang sempit (Ophart, 2003).</span></p> <p class="MsoBodyText2" style="margin: 3pt 3.55pt 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 35.75pt; line-height: 150%;"><span style="" lang="IN">Seperti asam amino, protein yang larut dalam air akan membentuk ion yang mempunyai muatan positif dan negatif. Dalam suasana asam molekul protein akan membentuk ion positif, sedangkan dalam suasana basa akan membentuk ion negatif. Pada titik isolistrik protein mempunyai muatan positif dan negatif yang sama, sehingga tidak bergerak ke arah elektroda positif maupun negatif apabila ditempatkan di antara kedua elektroda tersebut. Protein mempunyai titik isolistrik yang berbeda-beda. Titik isolistrik protein mempunyai arti penting karena pada umumnya sifat fisika dan kimia erat hubungannya dengan pH isolistrik ini. Pada pH di atas titik isolistrik protein bermuatan negatif, sedangkan di bawah titik isolistrik, protein bermuatan positif. Titik isolistrik pada albumin adalah pada pH 4,55-4,90 (Poedjiadi, 1994).</span></p> <p class="MsoBodyText2" style="margin: 3pt 3.55pt 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 35.75pt; line-height: 150%;"><span style="" lang="IN">Adanya gugus amino dan karboksil bebas pada ujung-ujung rantai molekul protein, menyebabkan protein mempunyai banyak muatan (polielektrolit) dan bersifat amfoter (dapat bereaksi dengan asam maupun basa). Daya reaksi berbagai jenis protein terhadap asam dan basa tidak sama, tergantung dari jumlah dan letak gugus amino dan karboksil dalam molekul. Dalam larutan asam (pH rendah), gugus amino bereaksi dengan H<sup>+</sup>, sehingga protein bermuatan positif. Sebaliknya, dalam larutan basa (pH tinggi) molekul protein akan bereaksi sebagai asam atau bermuatan negatif. Pada pH isolistrik muatan gugus amino dan karboksil bebas akan saling menetralkan sehingga molekul bermuatan nol (Winarno, 2002). </span></p> <p class="MsoBodyText2" style="margin: 3pt 3.55pt 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 35.75pt; line-height: 150%;"><span style="" lang="IN">Garam logam berat seperti Ag, Pb, dan Hg akan membentuk endapan logam proteinat. Ikatan yang terbentuk amat kuat dan akan memutuskan jembatan garam, sehingga protein mengalami denaturasi. Secara bersama gugus –COOH dan gugus –NH<sub>2</sub> yang terdapat dalam protein dapat bereaksi dengan ion logam berat dan membentuk senyawa kelat. Ion-ion tersebut adalah Ag<sup>+</sup>, Ca<sup>++</sup>, Zn<sup>++</sup>, Hg<sup>++</sup>, Fe<sup>++</sup>, Cu<sup>++</sup>, Co<sup>++</sup>, Mn<sup>++</sup> dan Pb<sup>++</sup>. Selain gugus –COOH dan gugus –NH<sub>2</sub>, gugus –R pada molekul asam amino tertentu dapat pula mengadakan reaksi dengan ion atau senyawa lain. Gugus sulfihidril (-SH) pada molekul sistein akan bereaksi dengan ion Ag<sup>+</sup> atau Hg<sup>++</sup> (Poedjiadi, 1994). Dari hasil percobaan diketahiu bahwa reagsi antara logam berat dan albumin menghasilkan endapan, endapan yang paling banyak dihasilkan oleh AgNO<sub>3</sub> diikuti HgCl<sub>2</sub> dan Pb-asetat. Logam Ag dan Hg lebih reaktif daripada Pb kerena kedua logam tersebut merupakn logam transisi pada sistem periodik unsur. Garam logam berat sangat berbahaya bila sampai tertelan karena garam tersebut akan mendenaturasi sekaligus mengendapkan protein sel-sel tubuh. Hal ini seperti d<span class="fullpost">enaturasi oleh raksa (Hg) untuk pemurnian emas yang terjadi di Minamata, Jepang. </span></span></p> <p class="MsoBodyText2" style="margin: 3pt 3.55pt 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 35.75pt; line-height: 150%;"><span style="" lang="IN">Kelarutan protein akan berkurang bila ke dalam larutan protein ditambahkan garam-garam anorganik, akibatnya protein akan terpisah sebagai endapan. Peristiwa pemisahan protein ini disebut <i>salting out</i>. Bila garam netral yang ditambahkan berkonsentrasi tinggi, maka protein akan mengendap. Pengendapan terus terjadi karena kemampuan ion garam untuk menghidrasi, sehingga terjadi kompetisi antara garam anorganik dengan molekul protein untuk mengikat air. Karena garam anorganik lebih menarik air maka jumlah air yang tersedia untuk molekul protein akan berkurang (Winarno, 2002). Larutan albumin dalam air dapat diendapkan dengan penambahan amoniumsulfat ((NH<sub>4</sub>)<sub>2</sub>SO<sub>4</sub>) hingga jenuh (Poedjiadi, 1994). Setelah larutan albumin dijenuhkan dengan (NH<sub>4</sub>)<sub>2</sub>SO<sub>4</sub>, uji kelarutan endapan yang terjadi dengan air menunjukkan hasil positif (endapan larut membentuk butiran). Kemudian butiran direaksikan dengan pereaksi milon, dan bereaksi positif dengan ditandai endapan berwarna kemerahan. Uji filtrat dengan pereaksi biuret juga menunjukkan hasil poisitif yang ditandai larutan berwarna ungu violet. Pengujian endapan yang dihasilkan dengan pereaksi milon bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan tirosin, sedangkan pengujian filtrat dengan pereaksi biuret bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya gugus amida pada filtrat yang dihasilkan. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 35.75pt; line-height: 150%;"><span style="" lang="IN">Protein akan mengalami koagulasi apabila dipanaskan pada suhu 50<sup>o</sup>C atau lebih. Koagulasi ini hanya terjadi bila larutan protein berada titik isolistriknya (Poedjiadi, 1994). Pada pH iso-elektrik (pH larutan tertentu biasanya berkisar 4–4,5 di mana protein mempunyai muatan positif dan negatif sama, sehingga saling menetralkan) kelarutan protein sangat menurun atau mengendap, dalam hal ini pH isolistrik albumin adalah 4,55-4,90. Pada temperatur diatas 60<sup>o</sup>C kelarutan protein akan berkurang (koagulasi) karena pada temperatur yang tinggi energi kinetik molekul protein meningkat sehingga terjadi getaran yang cukup kuat untuk merusak ikatan atau struktur sekunder, tertier dan kuartener yang menyebabkan koagulasi (Blogspot, 2007). Pada uji koagulasi, penambahan asam asetat bertujuan agar larutan albumin mencapai pH isolistriknya sehingga bisa terkoagulasi. Hasil uji kelarutan endapan dengan air menunjukkan hasil negatif. Setelah endapan diuji dengan pereaksi millon, warna berubah menjadi merah bata yang artinya terjadi reaksi positif. Pengujian endapan yang dihasilkan dengan pereaksi milon bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan tirosin. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 35.75pt; line-height: 150%;"><span style="" lang="IN">Protein dapat diendapkan dengan penambahan alkohol. Pelarut organik akan mengubah (mengurangi) konstanta dielektrika dari air, sehingga kelarutan protein berkurang, dan juga karena alkohol akan berkompetisi dengan protein terhadap air (Blogspot, 2007). Pada uji pengendapan protein oleh alkohol endapan yang paling banyak dihasilkan oleh buffer asetat, diikuti oleh NaOH dan HCl. Buffer asetat menghasilkan endapan yang paling banyak karena memiliki pH 4,7 yang sama dengan pH isolistrik albumin (4,55-4,90). Sedangkan pada reaksi denaturasi albumin tanpa penambahan alkohol, endapan yang paling banyak dihasilkan oleh buffer asetat, diikuti oleh HCl dan NaOH ; penambahan bufer asetat bertujuan agar pH isolistrik tercapai, sehingga albumin dapat terdenaturasi. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; line-height: 150%;"><b><span style="" lang="IN">Kesimpulan</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="IN">Denaturasi protein adalah suatu perubahan atau modifikasi terhadap struktur sekunder, tertier dan kuartener molekul protein tanpa terjadinya pemecahan ikatan-ikatan kovalen. Koagulasi adalah denaturasi protein akibat panas dan alkohol. Adanya gugus amino dan karboksil bebas pada ujung-ujung rantai molekul protein, menyebabkan protein mempunyai banyak muatan (polielektrolit) dan bersifat amfoter (dapat bereaksi dengan asam maupun basa). Garam logam berat seperti Ag, Pb, dan Hg akan membentuk endapan logam proteinat. Kelarutan protein akan berkurang bila ke dalam larutan protein ditambahkan garam-garam anorganik, akibatnya protein akan terpisah sebagai endapan. Protein dapat diendapkan dengan penambahan alkohol.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; line-height: 150%;"><br /><span style="" lang="IN"></span></p><h2><a href="http://latifa-dinar.blogspot.com/2008/08/protein-dan-asam-amino.html">Protein dan Asam Amino</a> </h2> <p class="MsoNormal"><span class="post-calendar">Rabu, 2008 Agustus 27 </span>| <span class="post-cat">Label: <a href="http://latifa-dinar.blogspot.com/search/label/Biokimia">Biokimia</a> </span>| | </p> <p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;">Protein <span class="blsp-spelling-error">adalah</span> <span class="blsp-spelling-error">suatu</span> <span class="blsp-spelling-error">senyawa</span> <span class="blsp-spelling-error">organik</span> yang <span class="blsp-spelling-error">berbobot</span> <span class="blsp-spelling-error">molekul</span> <span class="blsp-spelling-error">tinggi</span> <span class="blsp-spelling-error">berkisar</span> <span class="blsp-spelling-error">antara</span> <span class="blsp-spelling-error">beberapa</span> <span class="blsp-spelling-error">ribu</span> <span class="blsp-spelling-error">sampai</span> <span class="blsp-spelling-error">jutaan</span>. Protein <span class="blsp-spelling-error">ini</span> <span class="blsp-spelling-error">tersusun</span> <span class="blsp-spelling-error">dari</span> atom C,H,O <span class="blsp-spelling-error">dan</span> N <span class="blsp-spelling-error">serta</span> <span class="blsp-spelling-error">unsur</span> lain <span class="blsp-spelling-error">nya</span> <span class="blsp-spelling-error">seperti</span> P <span class="blsp-spelling-error">dan</span> S yang <span class="blsp-spelling-error">membentuk</span> unit-unit <span class="blsp-spelling-error">asam</span> amino. <span class="blsp-spelling-error">Asam</span> amino <span class="blsp-spelling-error">ini</span> <span class="blsp-spelling-error">dapat</span> <span class="blsp-spelling-error">dibagi</span> <span class="blsp-spelling-error">menurut</span> <span class="blsp-spelling-error">struktur</span> <span class="blsp-spelling-error">kimianya</span> (<span class="blsp-spelling-error">alifatik</span>,<span class="blsp-spelling-error">aromatik</span>,<span class="blsp-spelling-error">heterosiklik</span>) <span class="blsp-spelling-error">atau</span> <span class="blsp-spelling-error">menurut</span> <span class="blsp-spelling-error">gugus</span> R-<span class="blsp-spelling-error">nya</span>. </p> <p class="MsoBodyText" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Protein <span class="blsp-spelling-error">adalah</span> <span class="blsp-spelling-error">makromolekul</span> <span class="blsp-spelling-error">polipeptida</span> yang <span class="blsp-spelling-error">tersusun</span> <span class="blsp-spelling-error">dari</span> <span class="blsp-spelling-error">sejumlah</span> L-<span class="blsp-spelling-error">asam</span> amino yang <span class="blsp-spelling-error">dihubungkan</span> <span class="blsp-spelling-error">oleh</span> <span class="blsp-spelling-error">ikatan</span> <span class="blsp-spelling-error">peptida</span>. <span class="blsp-spelling-error">Suatu</span> <span class="blsp-spelling-error">molekul</span> protein <span class="blsp-spelling-error">disusun</span> <span class="blsp-spelling-error">oleh</span> <span class="blsp-spelling-error">sejumlah</span> <span class="blsp-spelling-error">asam</span> amino <span class="blsp-spelling-error">tertentu</span> <span class="blsp-spelling-error">dengan</span> <span class="blsp-spelling-error">susunan</span> yang <span class="blsp-spelling-error">sudah</span> <span class="blsp-spelling-error">tertentu</span> <span class="blsp-spelling-error">pula</span> <span class="blsp-spelling-error">dan</span> <span class="blsp-spelling-error">bersifat</span> <span class="blsp-spelling-error">turunan</span>. <span class="blsp-spelling-error">Pada</span> pH 7 <span class="blsp-spelling-error">atau</span> <span class="blsp-spelling-error">lebih</span>, protein <span class="blsp-spelling-error">selalu</span> <span class="blsp-spelling-error">bermuatan</span> <span class="blsp-spelling-error">negatif</span>,<span class="blsp-spelling-error">muatan</span> <span class="blsp-spelling-error">positif</span> <span class="blsp-spelling-error">dan</span> non <span class="blsp-spelling-error">logam</span> <span class="blsp-spelling-error">menetralkan</span> <span class="blsp-spelling-error">muatan</span> protein <span class="blsp-spelling-error">tersebut</span> <span class="blsp-spelling-error">dan</span> protein <span class="blsp-spelling-error">tidak</span> <span class="blsp-spelling-error">larut</span> <span class="blsp-spelling-error">lagi</span>. </p> <p class="MsoBodyText" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span class="blsp-spelling-error">Sifat</span>-<span class="blsp-spelling-error">sifat</span> <span class="blsp-spelling-error">asam</span> amino <span class="blsp-spelling-error">yaitu</span> <span class="blsp-spelling-error">hampir</span> <span class="blsp-spelling-error">semua</span> <span class="blsp-spelling-error">asam</span> amino <span class="blsp-spelling-error">larut</span> <span class="blsp-spelling-error">dalam</span> air <span class="blsp-spelling-error">dan</span> <span class="blsp-spelling-error">tidak</span> <span class="blsp-spelling-error">larut</span> <span class="blsp-spelling-error">dalam</span> <span class="blsp-spelling-error">pelarut</span> non polar/<span class="blsp-spelling-error">organik</span> <span class="blsp-spelling-error">seperti</span> <span class="blsp-spelling-error">eter</span>,<span class="blsp-spelling-error">kloroform</span> <span class="blsp-spelling-error">dan</span> <span class="blsp-spelling-error">aseton</span> <span class="blsp-spelling-error">kecuali</span> <span class="blsp-spelling-error">asam</span> <span class="blsp-spelling-error">karboksilat</span> <span class="blsp-spelling-error">baik</span> yang <span class="blsp-spelling-error">alifatik</span> <span class="blsp-spelling-error">maupun</span> <span class="blsp-spelling-error">aromatik</span> <span class="blsp-spelling-error">dan</span> <span class="blsp-spelling-error">amina</span> <span class="blsp-spelling-error">organik</span>. Kristal <span class="blsp-spelling-error">asam</span> amino <span class="blsp-spelling-error">mempunyai</span> <span class="blsp-spelling-error">titik</span> <span class="blsp-spelling-error">leleh</span> yang <span class="blsp-spelling-error">agak</span> <span class="blsp-spelling-error">tinggi</span>. </p> <p class="MsoBodyText" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span class="blsp-spelling-error"><b><i>Penentuan</i></b></span><b><i> <span class="blsp-spelling-error">Jumlah</span> <span class="blsp-spelling-error">dan</span> <span class="blsp-spelling-error">jenis</span> <span class="blsp-spelling-error">asam</span> amino</i></b></p> <p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error">Ikatan</span> <span class="blsp-spelling-error">peptida</span> yang <span class="blsp-spelling-error">menghubungkan</span> <span class="blsp-spelling-error">asam</span> amino <span class="blsp-spelling-error">terlebih</span> <span class="blsp-spelling-error">dahulu</span> <span class="blsp-spelling-error">diputus</span> <span class="blsp-spelling-error">dengan</span> <span class="blsp-spelling-error">hidrolisisis</span>. <span class="blsp-spelling-error">Asam</span> amino yang <span class="blsp-spelling-error">telah</span> <span class="blsp-spelling-error">bebas</span> <span class="blsp-spelling-error">kemudian</span> <span class="blsp-spelling-error">diidentifikasi</span> <span class="blsp-spelling-error">dengan</span> <span class="blsp-spelling-error">cara</span> <span class="blsp-spelling-error">kromatografi</span> <span class="blsp-spelling-error">atau</span> <span class="blsp-spelling-error">elektroforesisi</span>. <span class="blsp-spelling-error">Jumlah</span> <span class="blsp-spelling-error">asam</span> amino <span class="blsp-spelling-error">ini</span> <span class="blsp-spelling-error">kemudian</span> <span class="blsp-spelling-error">dihitung</span> <span class="blsp-spelling-error">setelah</span> <span class="blsp-spelling-error">mereaksikannya</span> <span class="blsp-spelling-error">dengan</span> <span class="blsp-spelling-error">ninhidrin</span> tau <span class="blsp-spelling-error">reaksi</span> <span class="blsp-spelling-error">warna</span> yang <span class="blsp-spelling-error">bersifat</span> <span class="blsp-spelling-error">khas</span> <span class="blsp-spelling-error">atau</span> <span class="blsp-spelling-error">dengan</span> <span class="blsp-spelling-error">spektrum</span> <span class="blsp-spelling-error">asam</span> amino <span class="blsp-spelling-error">aromatis</span> <span class="blsp-spelling-error">dan</span> lain-<span class="blsp-spelling-error">lan</span>. <span class="blsp-spelling-error">Ikatan</span> <span class="blsp-spelling-error">peptida</span> <span class="blsp-spelling-error">dapat</span> <span class="blsp-spelling-error">puladihidrolisisi</span> <span class="blsp-spelling-error">dengan</span> <span class="blsp-spelling-error">asam</span>,<span class="blsp-spelling-error">basa</span> <span class="blsp-spelling-error">atau</span> <span class="blsp-spelling-error">enzim</span>.</p> <p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error"><b><i>Beberapa</i></b></span><b><i> <span class="blsp-spelling-error">Reaksi</span> Protein </i></b></p> <p class="MsoBodyText" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">1.<span style="font-size: 7pt;"> </span><span class="blsp-spelling-error">Dengan</span> <span class="blsp-spelling-error">asam</span> mineral <span class="blsp-spelling-error">pekat</span> = <span class="blsp-spelling-error">akan</span> <span class="blsp-spelling-error">mengendapkan</span> protein <span class="blsp-spelling-error">tetapi</span> <span class="blsp-spelling-error">endapan</span> <span class="blsp-spelling-error">ini</span> <span class="blsp-spelling-error">akan</span> <span class="blsp-spelling-error">larut</span> <span class="blsp-spelling-error">kembali</span> <span class="blsp-spelling-error">jika</span> <span class="blsp-spelling-error">asam</span> <span class="blsp-spelling-error">berlebihan</span>.</p> <p class="MsoBodyText" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">2.<span style="font-size: 7pt;"> </span><span class="blsp-spelling-error">Basa</span> <span class="blsp-spelling-error">tidak</span> <span class="blsp-spelling-error">menyebabkan</span> <span class="blsp-spelling-error">pengendapan</span> protein <span class="blsp-spelling-error">tetapi</span> <span class="blsp-spelling-error">mengakibatkan</span> <span class="blsp-spelling-error">hidrolisis</span> <span class="blsp-spelling-error">dan</span> <span class="blsp-spelling-error">dekomposisi</span> <span class="blsp-spelling-error">oksidatif</span>.</p> <p class="MsoBodyText" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="" lang="SV">3.</span><span style="font-size: 7pt;" lang="SV"> </span><span class="blsp-spelling-error"><span style="" lang="SV">Logam</span></span><span style="" lang="SV">-<span class="blsp-spelling-error">logam</span> <span class="blsp-spelling-error">berat</span> <span class="blsp-spelling-error">mengendapkan</span> protein, <span class="blsp-spelling-error">bergantung</span> <span class="blsp-spelling-error">pada</span> <span class="blsp-spelling-error">suhu</span> <span class="blsp-spelling-error">dan</span> <span class="blsp-spelling-error">elketrolit</span> lain. <span class="blsp-spelling-error">Merkuri</span> <span class="blsp-spelling-error">klorida</span> <span class="blsp-spelling-error">dan</span> <span class="blsp-spelling-error">perak</span> <span class="blsp-spelling-error">nitrat</span> <span class="blsp-spelling-error">membentuk</span> <span class="blsp-spelling-error">endapan</span> yang <span class="blsp-spelling-error">tidak</span> <span class="blsp-spelling-error">dapat</span> <span class="blsp-spelling-error">dilarutkan</span> <span class="blsp-spelling-error">lagi</span> <span class="blsp-spelling-error">sedangkan</span> <span class="blsp-spelling-error">sulfat</span> <span class="blsp-spelling-error">dan</span> <span class="blsp-spelling-error">feriklorida</span> <span class="blsp-spelling-error">menghasilkan</span> <span class="blsp-spelling-error">endapan</span> yang <span class="blsp-spelling-error">dapat</span> <span class="blsp-spelling-error">dilarutkan</span> <span class="blsp-spelling-error">kembali</span>. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyText" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">4.<span style="font-size: 7pt;"> </span><span class="blsp-spelling-error">Pereaksi</span> <span class="blsp-spelling-error">alkoloidal</span> <span class="blsp-spelling-error">seperti</span> <span class="blsp-spelling-error">asam</span> <span class="blsp-spelling-error">trikloroasetat</span>, <span class="blsp-spelling-error">asam</span> <span class="blsp-spelling-error">tannat</span>, <span class="blsp-spelling-error">asam</span> <span class="blsp-spelling-error">fosfotungstat</span>, <span class="blsp-spelling-error">asam</span> <span class="blsp-spelling-error">fosfomobolibdat</span> <span class="blsp-spelling-error">berfungsi</span> <span class="blsp-spelling-error">sebagai</span> <span class="blsp-spelling-error">pengendap</span> protein <span class="blsp-spelling-error">bila</span> pH <span class="blsp-spelling-error">larutan</span> <span class="blsp-spelling-error">lebih</span> <span class="blsp-spelling-error">asam</span> <span class="blsp-spelling-error">daripada</span> <span class="blsp-spelling-error">titik</span> <span class="blsp-spelling-error">isolistrik</span> protein <span class="blsp-spelling-error">tersebut</span>.</p> <p class="MsoBodyText" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">5.<span style="font-size: 7pt;"> </span><span class="blsp-spelling-error">Alkohol</span> <span class="blsp-spelling-error">atau</span> <span class="blsp-spelling-error">pelarut</span> <span class="blsp-spelling-error">organik</span> lain <span class="blsp-spelling-error">adalah</span> <span class="blsp-spelling-error">juga</span> <span class="blsp-spelling-error">pengendap</span> protein <span class="blsp-spelling-error">dan</span> <span class="blsp-spelling-error">lebih</span> <span class="blsp-spelling-error">efektif</span> <span class="blsp-spelling-error">pada</span> <span class="blsp-spelling-error">titik</span> <span class="blsp-spelling-error">isolistrik</span> protein.</p> <p class="MsoBodyText" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">6.<span style="font-size: 7pt;"> </span><span class="blsp-spelling-error">Panas</span> <span class="blsp-spelling-error">menyebabkan</span> <span class="blsp-spelling-error">koagulasi</span> protein <span class="blsp-spelling-error">dengan</span> <span class="blsp-spelling-error">suhu</span> <span class="blsp-spelling-error">efektif</span> <span class="blsp-spelling-error">berkisar</span> <span class="blsp-spelling-error">antara</span> 38-75<sup>0</sup>C. <span class="blsp-spelling-error">beberapa</span> <span class="blsp-spelling-error">faktor</span> <span class="blsp-spelling-error">mempengaruhi</span> <span class="blsp-spelling-error">koagulasi</span> <span class="blsp-spelling-error">ini</span> <span class="blsp-spelling-error">tetapi</span> protein paling <span class="blsp-spelling-error">mudah</span> <span class="blsp-spelling-error">berkoagulasi</span> <span class="blsp-spelling-error">pada</span> <span class="blsp-spelling-error">titik</span> <span class="blsp-spelling-error">isolistriknya</span>. <span class="blsp-spelling-error">Koagulum</span> <span class="blsp-spelling-error">tidak</span> <span class="blsp-spelling-error">larut</span> <span class="blsp-spelling-error">kecuali</span> <span class="blsp-spelling-error">jika</span> <span class="blsp-spelling-error">pelarutnya</span> <span class="blsp-spelling-error">dapat</span> <span class="blsp-spelling-error">menghidrolisis</span> <span class="blsp-spelling-error">atau</span> <span class="blsp-spelling-error">memecahnya</span>.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error"><b><i>Beberapa</i></b></span><b><i> <span class="blsp-spelling-error">Reaksi</span> <span class="blsp-spelling-error">Warna</span> Protein </i></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">1. <span class="blsp-spelling-error">Reaksi</span> <span class="blsp-spelling-error">Millon</span> </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error">Reaksi</span> <span class="blsp-spelling-error">ini</span> <span class="blsp-spelling-error">digunakan</span> <span class="blsp-spelling-error">untuk</span> <span class="blsp-spelling-error">memerikasa</span> <span class="blsp-spelling-error">adanya</span> <span class="blsp-spelling-error">triftofan</span> <span class="blsp-spelling-error">dalam</span> <span class="blsp-spelling-error">molekul</span> protein. <span class="blsp-spelling-error"><span style="" lang="FI">Tambahkan</span></span><span style="" lang="FI"> 3 <span class="blsp-spelling-error">sampai</span> 4 <span class="blsp-spelling-error">tetes</span> <span class="blsp-spelling-error">pereaksi</span> <span class="blsp-spelling-error">millon</span> <span class="blsp-spelling-error">kedalam</span> 5 ml <span class="blsp-spelling-error">larutan</span> protein. <span class="blsp-spelling-error">Campur</span> <span class="blsp-spelling-error">dan</span> <span class="blsp-spelling-error">panaskan</span>. </span><span class="blsp-spelling-error"><span style="" lang="SV">Endapan</span></span><span style="" lang="SV"> <span class="blsp-spelling-error">putih</span> <span class="blsp-spelling-error">segera</span> <span class="blsp-spelling-error">timbul</span> yang <span class="blsp-spelling-error">dengan</span> <span class="blsp-spelling-error">pelan</span> <span class="blsp-spelling-error">berubah</span> <span class="blsp-spelling-error">menjadi</span> <span class="blsp-spelling-error">merah</span>. <span class="blsp-spelling-error">Reaksi</span> <span class="blsp-spelling-error">ini</span> <span class="blsp-spelling-error">tidak</span> <span class="blsp-spelling-error">dapat</span> <span class="blsp-spelling-error">berlangsung</span> <span class="blsp-spelling-error">jika</span> protein <span class="blsp-spelling-error">tidak</span> <span class="blsp-spelling-error">mengendap</span> <span class="blsp-spelling-error">dengan</span> <span class="blsp-spelling-error">asam</span> <span class="blsp-spelling-error">pekat</span>.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">2. <span class="blsp-spelling-error">Reaksi</span> <span class="blsp-spelling-error">Biuret</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error"><span style="" lang="SV">Tambahkan</span></span><span style="" lang="SV"> <span class="blsp-spelling-error">basa</span> <span class="blsp-spelling-error">dan</span> 2-3 <span class="blsp-spelling-error">tetes</span> <span class="blsp-spelling-error">larutan</span> Cu-<span class="blsp-spelling-error">sulfat</span> (<span class="blsp-spelling-error">kurang</span> <span class="blsp-spelling-error">lebih</span> 0,02 <span class="blsp-spelling-error">persen</span>). <span class="blsp-spelling-error">Perubahan</span> <span class="blsp-spelling-error">warna</span> <span class="blsp-spelling-error">terjadi</span>, <span class="blsp-spelling-error">bergantung</span> <span class="blsp-spelling-error">pada</span> <span class="blsp-spelling-error">jenis</span> protein. <span class="blsp-spelling-error">Percobaan</span> <span class="blsp-spelling-error">ini</span> <span class="blsp-spelling-error">khas</span> <span class="blsp-spelling-error">untuk</span> <span class="blsp-spelling-error">ikatan</span> <span class="blsp-spelling-error">peptida</span>.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">3. <span class="blsp-spelling-error">Reaksi</span> <span class="blsp-spelling-error">Xantoprotein</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error">Asam</span> <span class="blsp-spelling-error">nitrat</span> yang <span class="blsp-spelling-error">ditambahkan</span> <span class="blsp-spelling-error">ke</span> <span class="blsp-spelling-error">dalam</span> <span class="blsp-spelling-error">larutan</span> protein <span class="blsp-spelling-error">menyebabkan</span> <span class="blsp-spelling-error">warna</span> <span class="blsp-spelling-error">kuning</span> yang <span class="blsp-spelling-error">kemudian</span> <span class="blsp-spelling-error">berubah</span> <span class="blsp-spelling-error">menjadi</span> <span class="blsp-spelling-error">oranye</span> <span class="blsp-spelling-error">jika</span> <span class="blsp-spelling-error">ditambahkan</span> <span class="blsp-spelling-error">basa</span>. <span class="blsp-spelling-error">Reaksi</span> <span class="blsp-spelling-error">ini</span> <span class="blsp-spelling-error">terjadi</span> <span class="blsp-spelling-error">jika</span> <span class="blsp-spelling-error">di</span> <span class="blsp-spelling-error">dalam</span> protein <span class="blsp-spelling-error">didapatkan</span> <span class="blsp-spelling-error">asam</span> amino <span class="blsp-spelling-error">dengan</span> inti <span class="blsp-spelling-error">aromatik</span> <span class="blsp-spelling-error">seperti</span> <span class="blsp-spelling-error">triftopfan</span>, <span class="blsp-spelling-error">tirosin</span>, <span class="blsp-spelling-error">dn</span> <span class="blsp-spelling-error">fenilalanin</span>.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">4. <span class="blsp-spelling-error">Percobaan</span> Hopkins-Cole</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error">Reaksi</span> <span class="blsp-spelling-error">ini</span> <span class="blsp-spelling-error">khas</span> <span class="blsp-spelling-error">untuk</span> <span class="blsp-spelling-error">asam</span> amino <span class="blsp-spelling-error">triptofan</span>. <span class="blsp-spelling-error">Bahan</span> yang <span class="blsp-spelling-error">mengandung</span> <span class="blsp-spelling-error">triptofan</span> <span class="blsp-spelling-error">membentuk</span> <span class="blsp-spelling-error">warna</span> violet <span class="blsp-spelling-error">pada</span> <span class="blsp-spelling-error">batas</span> <span class="blsp-spelling-error">antara</span> <span class="blsp-spelling-error">bahan</span> <span class="blsp-spelling-error">dan</span> <span class="blsp-spelling-error">asam</span> <span class="blsp-spelling-error">glioksilat</span>.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">5. <span class="blsp-spelling-error">Reaksi</span> <span class="blsp-spelling-error">Ninhidrin</span> </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error">Reaksi</span> <span class="blsp-spelling-error">ini</span> <span class="blsp-spelling-error">berguna</span> <span class="blsp-spelling-error">untuk</span> <span class="blsp-spelling-error">semua</span> <span class="blsp-spelling-error">senyawa</span> protein yang <span class="blsp-spelling-error">mengandung</span> <span class="blsp-spelling-error">sekurang</span>-<span class="blsp-spelling-error">kurangnya</span> <span class="blsp-spelling-error">satu</span> <span class="blsp-spelling-error">gugus</span> <span class="blsp-spelling-error">karboksil</span> <span class="blsp-spelling-error">dan</span> <span class="blsp-spelling-error">satu</span> <span class="blsp-spelling-error">gugus</span> amino yang <span class="blsp-spelling-error">bebas</span>.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error"><b><i>Denaturasi</i></b></span><b><i> Protein </i></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error">Kebanyakan</span> protein <span class="blsp-spelling-error">hanya</span> <span class="blsp-spelling-error">berfungsi</span> <span class="blsp-spelling-error">aktif</span> <span class="blsp-spelling-error">biologis</span> <span class="blsp-spelling-error">pada</span> <span class="blsp-spelling-error">daerah</span> pH <span class="blsp-spelling-error">dan</span> <span class="blsp-spelling-error">suhu</span> yang <span class="blsp-spelling-error">terbatas</span>. <span class="blsp-spelling-error"><span style="" lang="SV">Jika</span></span><span style="" lang="SV"> pH <span class="blsp-spelling-error">dan</span> <span class="blsp-spelling-error">suhu</span> <span class="blsp-spelling-error">berubah</span> <span class="blsp-spelling-error">melewati</span> <span class="blsp-spelling-error">batas</span>-<span class="blsp-spelling-error">batas</span> <span class="blsp-spelling-error">tersebut</span>, protein <span class="blsp-spelling-error">akan</span> <span class="blsp-spelling-error">mengalami</span> <span class="blsp-spelling-error">denaturasi</span>. Karena <span class="blsp-spelling-error">enzim</span> <span class="blsp-spelling-error">juga</span> <span class="blsp-spelling-error">merupakan</span> <span class="blsp-spelling-error">suatu</span> protein, <span class="blsp-spelling-error">maka</span> <span class="blsp-spelling-error">jika</span> <span class="blsp-spelling-error">terjadi</span> <span class="blsp-spelling-error">denaturasi</span>, <span class="blsp-spelling-error">enzim</span> <span class="blsp-spelling-error">akan</span> <span class="blsp-spelling-error">kehilangan</span> <span class="blsp-spelling-error">aktivitas</span> <span class="blsp-spelling-error">biologisnya</span>. <span class="blsp-spelling-error">Dalam</span> <span class="blsp-spelling-error">hal</span> <span class="blsp-spelling-error">ini</span> <span class="blsp-spelling-error">ikatan</span> <span class="blsp-spelling-error">peptida</span> <span class="blsp-spelling-error">tidak</span> <span class="blsp-spelling-error">berubah</span> yang <span class="blsp-spelling-error">berubah</span> <span class="blsp-spelling-error">adalah</span> <span class="blsp-spelling-error">bentuk</span> <span class="blsp-spelling-error">lipatannya</span>. </span><span style="" lang="IT">Proses <span class="blsp-spelling-error">kembali</span> <span class="blsp-spelling-error">ke</span> <span class="blsp-spelling-error">bentuk</span> <span class="blsp-spelling-error">asal</span> <span class="blsp-spelling-error">setelah</span> <span class="blsp-spelling-error">terjadi</span> <span class="blsp-spelling-error">denaturasi</span> <span class="blsp-spelling-error">disebut</span> <span class="blsp-spelling-error">renaturasi</span>. <span class="blsp-spelling-error">Untuk</span> <span class="blsp-spelling-error">pengembalin</span> <span class="blsp-spelling-error">ini</span> <span class="blsp-spelling-error">tidak</span> <span class="blsp-spelling-error">diperlukan</span> <span class="blsp-spelling-error">bahan</span> <span class="blsp-spelling-error">kimia</span>, <span class="blsp-spelling-error">biasanya</span> <span class="blsp-spelling-error">terjadi</span> <span class="blsp-spelling-error">karena</span> <span class="blsp-spelling-error">perubahan</span> pH <span class="blsp-spelling-error">atau</span> <span class="blsp-spelling-error">suhu</span>.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error"><b><i><span style="" lang="IT">Beberapa</span></i></b></span><b><i><span style="" lang="IT"> <span class="blsp-spelling-error">prinsip</span> <span class="blsp-spelling-error">Reaksi</span> Protein</span></i></b><span style="" lang="IT"> :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error"><i><span style="" lang="IT">Prinsip</span></i></span><i><span style="" lang="IT"> <span class="blsp-spelling-error">dasar</span></span></i><span style="" lang="IT"> : Albumin <span class="blsp-spelling-error">dengan</span> <span class="blsp-spelling-error">dipanaskan</span> <span class="blsp-spelling-error">secara</span> <span class="blsp-spelling-error">terus</span> <span class="blsp-spelling-error">menerus</span> <span class="blsp-spelling-error">di</span> <span class="blsp-spelling-error">atas</span> <span class="blsp-spelling-error">api</span> <span class="blsp-spelling-error">akan</span> <span class="blsp-spelling-error">tercium</span> <span class="blsp-spelling-error">bau</span> <span class="blsp-spelling-error">rambut</span> <span class="blsp-spelling-error">terbakar</span>, <span class="blsp-spelling-error">hal</span> <span class="blsp-spelling-error">ini</span> <span class="blsp-spelling-error">menunjukkan</span> <span class="blsp-spelling-error">bau</span> <span class="blsp-spelling-error">khas</span> <span class="blsp-spelling-error">dari</span> <span class="blsp-spelling-error">senyawa</span> nitrogen. <span class="blsp-spelling-error">Selain</span> <span class="blsp-spelling-error">itu</span> <span class="blsp-spelling-error">dengan</span> <span class="blsp-spelling-error">pemanasan</span> yang <span class="blsp-spelling-error">terus</span>-<span class="blsp-spelling-error">menerus</span> <span class="blsp-spelling-error">akan</span> <span class="blsp-spelling-error">terbentuk</span> <span class="blsp-spelling-error">arang</span> yang <span class="blsp-spelling-error">menunjukkan</span> <span class="blsp-spelling-error">adanya</span> unsure <span class="blsp-spelling-error">karbon</span>. </span><span class="blsp-spelling-error"><span style="" lang="SV">Pada</span></span><span style="" lang="SV"> <span class="blsp-spelling-error">bagian</span> <span class="blsp-spelling-error">atas</span> <span class="blsp-spelling-error">dinding</span> <span class="blsp-spelling-error">tabung</span> <span class="blsp-spelling-error">reaksi</span> <span class="blsp-spelling-error">didapatkan</span> <span class="blsp-spelling-error">titik</span>-<span class="blsp-spelling-error">titik</span> <span class="blsp-spelling-error">uap</span> air. </span><span class="blsp-spelling-error">Adanya</span> <span class="blsp-spelling-error">uap</span> air <span class="blsp-spelling-error">menunjukkan</span> <span class="blsp-spelling-error">adanya</span> <span class="blsp-spelling-error">unsur</span> <span class="blsp-spelling-error">hidrogen</span>.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error"><i>Kelarutan</i></span><i> Protein </i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error">Tujuan</span> : <span class="blsp-spelling-error">untuk</span> <span class="blsp-spelling-error">menunjukkan</span> <span class="blsp-spelling-error">kelarutan</span> protein <span class="blsp-spelling-error">tertentu</span> <span class="blsp-spelling-error">terhadap</span> <span class="blsp-spelling-error">macam</span>-<span class="blsp-spelling-error">macam</span> <span class="blsp-spelling-error">pelarut</span>.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error">Prinsip</span> <span class="blsp-spelling-error">dasar</span> : </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error">Kelarutan</span> <span class="blsp-spelling-error">dari</span> <span class="blsp-spelling-error">jenis</span>-<span class="blsp-spelling-error">jenis</span> protein <span class="blsp-spelling-error">dapat</span> <span class="blsp-spelling-error">dibedakan</span> <span class="blsp-spelling-error">keadaannya</span>, <span class="blsp-spelling-error">hal</span> <span class="blsp-spelling-error">ini</span> <span class="blsp-spelling-error">tergantung</span> <span class="blsp-spelling-error">pada</span> <span class="blsp-spelling-error">jenis</span> <span class="blsp-spelling-error">dan</span> <span class="blsp-spelling-error">macam</span> <span class="blsp-spelling-error">pelarut</span> yang <span class="blsp-spelling-error">cocok</span>. <span class="blsp-spelling-error"><span style="" lang="SV">Contoh</span></span><span style="" lang="SV"> : albumin <span class="blsp-spelling-error">dapat</span> <span class="blsp-spelling-error">larut</span> <span class="blsp-spelling-error">dalam</span> air, <span class="blsp-spelling-error">asam</span> <span class="blsp-spelling-error">encer</span>, <span class="blsp-spelling-error">garam</span> <span class="blsp-spelling-error">encer</span>, <span class="blsp-spelling-error">akali</span> <span class="blsp-spelling-error">encer</span>.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error"><i>Uji</i></span><i> <span class="blsp-spelling-error">Biure</span></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error">Tujuan</span> : <span class="blsp-spelling-error">untuk</span> <span class="blsp-spelling-error">menunjukkan</span> <span class="blsp-spelling-error">adanya</span> <span class="blsp-spelling-error">ikatan</span> <span class="blsp-spelling-error">peptida</span> yang <span class="blsp-spelling-error">membentuk</span> <span class="blsp-spelling-error">suatu</span> protein.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error">Prinsip</span> <span class="blsp-spelling-error">Dasar</span>: <span class="blsp-spelling-error">Biuret</span> <span class="blsp-spelling-error">didapat</span> <span class="blsp-spelling-error">dari</span> <span class="blsp-spelling-error">pemanasan</span> urea <span class="blsp-spelling-error">pada</span> 80 C.</p>roypg.comhttp://www.blogger.com/profile/16570425123252972666noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5870525098805768853.post-4015134753118459472009-02-25T23:19:00.000-08:002009-02-25T23:21:20.577-08:00PENGETAHUAN AWAL TENTANG PROTEIN<h3><a href="http://jlcome.blogspot.com/2007/10/pengetahuan-protein.html">Pengetahuan Protein</a> </h3> <p><span style="" lang="FI">Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan aktivitas. Untuk melakukan aktivitas itu, kita memerlukan energi yang dapat diperoleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada umumnya bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia, yaitu karbohidrat, protein, dan lemak.<br /><br />Protein merupakan biopolymer polipeptida yang tersusun dari sejumlah asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Protein merupakan biopolymer yang multifungsi, yaitu sebagai struktural pada sel maupun jaringan dan organ, sebagai enzim suatu biokatalis, sebagai pengemban atau pembawa senyawa atau zat ketika melalui biomembran sel, dan sebagai zat pengatur.<br /><br />Selain itu protein juga merupakan makromolekul yang paling berlimpah di dalam sel dan menyusun lebih dari setengah berat kering pada hampir semua organisme. Protein merupakan instrumen yang mengekspresikan informasi genetik. Protein mempunyai fungsi unik bagi tubuh, antara lain menyediakan bahan-bahan yang penting peranannya untuk pertumbuhan dan memelihara jaringan tubuh, mengatur kelangsungan proses di dalam tubuh, dan memberi tenaga jika keperluannya tidak dapat dipenuhi oleh karbohidrat dan lemak.<br /><br /><span class="fullpost">Struktur protein tidak stabil karena mudah mengalami denaturasi yaitu keadaan dimana protein terurai menjadi struktur primernya, baik reversibel maupun ireversibel. </span></span><span class="fullpost"><span style="" lang="SV">Faktor-faktor yang menyebabkan denaturasi adalah pH, panas, pelarut, kekuatan ion, terlarut, dan radiasi. Denaturasi yang berbahaya yaitu raksa (Hg) untuk pemurnian emas seperti yang terjadi di Minamata, Jepang. Protein ada yang reaktif karena asam amino penyusunnya mengandung gugus fungsi yang reaktif, seperti SH, -OH, NH2, dan –COOH. Contoh protein aktif adalah enzim, hormon, antibodi, dan protein transport. Reaksi protein aktif bersifat selektif dan spesifik, gugus sampingnya yang selektif dan susunan khas makromolekulnya.</span></span><span style="" lang="SV"><br /><br /><span class="fullpost">Ada berbagai cara dalam pengujian terhadap protein yaitu dengan reaksi uji asam amino dan reaksi uji protein. Reaksi uji asam amino sendiri terdiri dari 6 macam uji yaitu: uji millon, uji hopkins cole, uji belerang, uji xantroproteat, dan uji biuret. Sedangkan untuk uji protein, berdasarkan pada pengendapan oleh garam, pengendapan oleh logam dan alkohol. Serta uji koagulasi dan denaturasi protein.</span><br /><span class="fullpost">Pada uji asam amino terdapat uji bersifat umum dan uji bersifat uji berdasakan jenis asam aminonya. Seperti halnya uji millon bersifat spesifik terhadap tirosin, uji Hopkins cole terhadap triptofan, uji belerang terhadap sistein, uji biuret bereaksi positif terhadap pembentukan senyawa kompleks Cu gugus –CO dan –NH dari rantai peptida dalam suasana basa. Serta uji xantroproteat bereaksi positif untuk asam amino yang mengandung inti benzena.</span></span></p><p> </p><h2><a href="http://mgmpkimiasumbar.wordpress.com/2009/02/11/reaksi-analisa-protein/" title="Permanent Link: Reaksi Analisa Protein">Reaksi Analisa Protein</a></h2> <p>Analisis protein dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu ; Secara kualitatif terdiri atas ; reaksi Xantoprotein, reaksi Hopkins-Cole, reaksi Millon, reaksi Nitroprusida, dan reaksi Sakaguchi. Secara kuantitatif terdiri dari ; metode Kjeldahl, metode titrasi formol, metode Lowry, metode spektrofotometri visible (Biuret), dan metode spektrofotometri UV.<br />Analisa Kualitatif<br />1. Reaksi Xantoprotein<br />Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati ke dalam larutan protein. Setelah dicampur terjadi endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning apabila dipanaskan. Reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul protein. Reaksi ini positif untuk protein yang mengandung tirosin, fenilalanin dan triptofan.<br />2. Reaksi Hopkins-Cole<br />Larutan protein yang mengandung triptofan dapat direaksikan dengan pereaksi Hopkins-Cole yang mengandung asam glioksilat. Pereaksi ini dibuat dari asam oksalat dengan serbuk magnesium dalam air. Setelah dicampur dengan pereaksi Hopkins-Cole, asam sulfat dituangkan perlahan-lahan sehingga membentuk lapisan di bawah larutan protein. <span style="" lang="FI">Beberapa saat kemudian akan terjadi cincin ungu pada batas antara kedua lapisan tersebut.<br />3. Reaksi Millon<br />Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna.<br />4. Reaksi Natriumnitroprusida<br />Natriumnitroprusida dalam larutan amoniak akan menghasilkan warna merah dengan protein yang mempunyai gugus –SH bebas. Jadi protein yang mengandung sistein dapat memberikan hasil positif.<br />5. Reaksi Sakaguchi<br />Pereaksi yang digunakan ialah naftol dan natriumhipobromit. Pada dasarnya reaksi ini memberikan hasil positif apabila ada gugus guanidin. </span><span style="" lang="SV">Jadi arginin atau protein yang mengandung arginin dapat menghasilkan warna merah.<br />6. Metode Biuret<br />Larutan protein dibuat alkalis dengan NaOH kemudian ditambahkan larutan CuSO4 encer. Uji ini untuk menunjukkan adanya senyawasenyawa yang mengandung gugus amida asam yang berada bersama gugus amida yang lain. Uji ini memberikan reaksi positif yaitu ditandai dengan timbulnya warna merah violet atau biru violet.<o:p></o:p></span></p> <p><span style="" lang="SV">Analisa Kuantitatif<br />Analisis protein dapat digolongkan menjadi dua metode, yaitu: Metode konvensional, yaitu metode Kjeldahl (terdiri dari destruksi, destilasi, titrasi), titrasi formol. Digunakan untuk protein tidak terlarut.<br />Metode modern, yaitu metode Lowry, metode spektrofotometri visible, metode spektrofotometri UV. Digunakan untuk protein terlarut.<br />1. Metode Kjeldahl<br />Metode ini merupakan metode yang sederhana untuk penetapan nitrogen total pada asam amino, protein, dan senyawa yang mengandung nitrogen. Sampel didestruksi dengan asam sulfat dan dikatalisis dengan katalisator yang sesuai sehingga akan menghasilkan amonium sulfat. Setelah pembebasan alkali dengan kuat, amonia yang terbentuk disuling uap secara kuantitatif ke dalam larutan penyerap dan ditetapkan secara titrasi.<br />Penetapan Kadar<br />Prosedur :<br />1. Timbang 1 g bahan yang telah dihaluskan, masukkan dalam labu Kjeldahl (kalau kandungan protein tinggi, misal kedelai gunakan bahan kurang dari 1 g).<br />2. Kemudian ditambahkan 7,5 g kalium sulfat dan 0,35 g raksa (II) oksida dan 15 ml asam sulfat pekat.<br />3. Panaskan semua bahan dalam labu Kjeldahl dalam lemari asam sampai berhenti berasap dan teruskan pemanasan sampai mendidih dan cairan sudah menjadi jernih. Tambahkan pemanasan kurang lebih 30 menit, matikan pemanasan dan biarkan sampai dingin.<br />4. Selanjutnya tambahkan 100 ml aquadest dalam labu Kjeldahl yang didinginkan dalam air es dan beberapa lempeng Zn, tambahkan 15 ml larutan kalium sulfat 4% (dalam air) dan akhirnya tambahkan perlahan-lahan larutan natrium hidroksida 50% sebanyak 50 ml yang telah didinginkan dalam lemari es.<br />5. Pasanglah labu Kjeldahl dengan segera pada alat destilasi. Panaskan labu Kjeldahl perlahan-lahan sampai dua lapis cairan tercampur, kemudian panaskan dengan cepat sampai mendidih.<br />6. Destilasi ditampung dalam Erlenmeyer yang telah diisi dengan larutan baku asam klorida 0,1N sebanyak 50 ml dan indicator merah metil 0,1% b/v (dalam etanol 95%) sebanyak 5 tetes, ujung pipa kaca destilator dipastikan masuk ke dalam larutan asam klorida 0,1N.<br /></span><span style="" lang="FI">7. Proses destilasi selesai jika destilat yang ditampung lebih kurang 75 ml. </span><span style="" lang="SV">Sisa larutan asam klorida 0,1N yang tidak bereaksi dengan destilat dititrasi dengan larutan baku natrium hidroksida 0,1N. Titik akhir titrasi tercapai jika terjadi perubahan warna larutan dari merah menjadi kuning. Lakukan titrasi blanko.<br />Kadar Protein<br />Kadar protein dihitung dengan persamaan berikut :<o:p></o:p></span></p> <p><span style="" lang="SV">Keterangan :<br />Fk : faktor koreksi<br />Fk N : 16<br />2. Metode Titrasi Formol<br />Larutan protein dinetralkan dengan basa (NaOH) lalu ditambahkan formalin akan membentuk dimethilol. Dengan terbentuknya dimethilol ini berarti gugus aminonya sudah terikat dan tidak akan mempengaruhi reaksi antara asam dengan basa NaOH sehingga akhir titrasi dapat diakhiri dengan tepat. Indikator yang digunakan adalah p.p., akhir titrasi bila tepat terjadi perubahan warna menjadi merah muda yang tidak hilang dalam 30 detik.<br />3. Metode Lowry<br />Prosedur :<br />Pembuatan reagen Lowry A : Merupakan larutan asam fosfotungstat-asam fosfomolibdat dengan perbandingan (1 : 1)<br />Pembuatan reagen Lowry B :<br />Campurkan 2% natrium karbonat dalam 100 ml natrium hidroksida 0,1N. </span>Tambahkan ke dalam larutan tersebut 1 ml tembaga (II) sulfat 1% dan 1 ml kalium natrium tartrat 2%.</p> <p><span style="" lang="SV">Penetapan Kadar<br />a. Pembuatan kurva baku<br />Siapkan larutan bovin serum albumin dengan konsentrasi 300 µg/ml (Li). Buat seri konsentrasi dalam tabung reaksi, misal dengan komposisi berikut :<o:p></o:p></span></p> <p><span style="" lang="SV">Tambahkan ke dalam masing-masing tabung 8 ml reagen Lowry B dan biarkan selama 10 menit, kemudian tambahkan 1 ml reagen Lowry A. Kocok dan biarkan selama 20 menit. Baca absorbansinya pada panjang gelombang 600 nm tehadap blanko. (Sebagai blanko adalah tabung reaksi no.1 pada tabel di atas)<br />b. Penyiapan Sampel<br />Ambil sejumlah tertentu sampel protein yang terlarut misal albumin, endapkan dahulu dengan penambahan amonium sulfat kristal (jumlahnya tergantung dari jenis proteinnya, kalau perlu sampai mendekati kejenuhan amonium sulfat dalam larutan). Pisahkan protein yang mengendap dengan sentrifus 11.000 rpm selama 10 menit, pisahkan supernatannya. Presipitat yang merupakan proteinnya kemudian dilarutkan kembali dengan dapar asam asetat pH 5 misal sampai 10,0 ml. Ambil volume tertentu dan lakukan penetapan selanjutnya seperti pada kurva baku mulai dari penambahan 8 ml reagen Lowry A sampai seterusnya.<br />4. Metode Spektrofotometri Visible (Biuret)<br />Prosedur :<br />Pembuatan reagen Biuret :<br />Larutkan 150 mg tembaga (II) sulfat (CuSO4. </span>5H2O) dan kalium natrium tartrat (KNaC4H4O6. 4H2O) dalam 50 ml aquades dalam labu takar 100 ml. Kemudian tambahkan 30 ml natrium hidroksida 10% sambil dikocok-kocok, selanjutnya tambahkan aquades sampai garis tanda.<br />Pembuatan larutan induk bovin serum albumin (BSA):<br />Ditimbang 500 mg bovin serum albumin dilarutkan dalam aquades sampai 10,0 ml sehingga kadar larutan induk 5,0% (Li). Penetapan kadar (Metode Biuret) :<br />Pembuatan kurva <st1:place st="on"><st1:city st="on">baku</st1:city></st1:place> :<br />Dalam kuvet dimasukkan larutan induk, reagen Biuret dan aquades misal dengan komposisi sebagai berikut:</p> <p>Setelah tepat 10 menit serapan dibaca pada ë 550 nm terhadap blanko yang terdiri dari 800 µL reagen Biuret dan 200 µL aquades.<br />Cara mempersiapkan sampel :<br />Ambil sejumlah tertentu sampel protein yang terlarut misal albumin, endapkan dahulu dengan penambahan amonium sulfat kristal (jumlahnya tergantung dari jenis proteinnya, kalau perlu sampai mendekati kejenuhan amonium sulfat dalam larutan). Pisahkan protein yang mengendap dengan sentrifus 11.000 rpm selama 10 menit, pisahkan supernatannya. Presipitat yang merupakan proteinnya kemudian dilarutkan kembali dengan dapar asam asetat pH 5 misal sampai 10,0 ml. Ambil sejumlah µL larutan tersebut secara kuantitatif kemudian tambahkan reagen Biuret dan jika perlu tambah dengan dapar asetat pH 5 untuk pengukuran kuantitatif.<br />Setelah 10 menit dari penambahan reagen Biuret, baca absorbansinya pada panjang gelombang 550 nm terhadap blanko yang berisi reagen Biuret dan dapar asetat pH 5. <span style="" lang="SV">Perhatikan adanya faktor pengenceran dan absorban sampel sedapat mungkin harus masuk dalam kisaran absorban kurva baku.<br />5. Metode Spektrofotometri UV<br />Asam amino penyusun protein diantaranya adalah triptofan, tirosin dan fenilalanin yang mempunyai gugus aromatik. Triptofan mempunyai absorbsi maksimum pada 280 nm, sedang untuk tirosin mempunyai absorbsi maksimum pada 278 nm. Fenilalanin menyerap sinar kurang kuat dan pada panjang gelombang lebih pendek. Absorpsi sinar pada 280 nm dapat digunakan untuk estimasi konsentrasi protein dalam larutan. Supaya hasilnya lebih teliti perlu dikoreksi kemungkinan adanya asam nukleat dengan pengukuran absorpsi pada 260 nm. </span><span style="" lang="FI">Pengukuran pada 260 nm untuk melihat kemungkinan kontaminasi oleh asam nukleat. </span><span style="" lang="SV">Rasio absorpsi 280/260 menentukan faktor koreksi yang ada dalam suatu tabel.<o:p></o:p></span></p> <p><br /><span style="" lang="SV"><span class="fullpost"></span><o:p></o:p></span></p> <h3><a href="http://darmaqua.blogspot.com/2008/04/amino-dan-protein.html">AMINO DAN PROTEIN</a> </h3> <p class="MsoNormal" style="margin: 3pt 0in 3pt 94.4pt; text-align: justify; text-indent: -94.4pt; line-height: 150%;"><b><span style="" lang="DA">Pendahuluan</span></b></p> <p style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="DA">Protein (akar kata <i>protos</i> dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunani" title="Bahasa Yunani"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">bahasa Yunani</span></a> yang berarti "yang paling utama") adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Senyawa_organik" title="Senyawa organik"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">senyawa organik</span></a> kompleks ber<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bobot_molekul&action=edit" title="Bobot molekul"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">bobot molekul</span></a> tinggi yang merupakan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Polimer" title="Polimer"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">polimer</span></a> dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Monomer" title="Monomer"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">monomer</span></a>-monomer <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_amino" title="Asam amino"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">asam amino</span></a> yang dihubungkan satu sama lain dengan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ikatan_peptida&action=edit" title="Ikatan peptida"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">ikatan peptida</span></a>. Molekul protein mengandung <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Karbon" title="Karbon"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">karbon</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogen" title="Hidrogen"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">hidrogen</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Oksigen" title="Oksigen"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">oksigen</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nitrogen" title="Nitrogen"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">nitrogen</span></a> dan kadang kala <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sulfur" title="Sulfur"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">sulfur</span></a> serta <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fosfor" title="Fosfor"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">fosfor</span></a>. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sel" title="Sel"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">sel</span></a> makhluk hidup dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Virus" title="Virus"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">virus</span></a> (Wikipedia, 2007).</span></p> <p style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span style="" lang="DA">Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh karena zat ini berfungsi sebagai sumber energi dalam tubuh serta sebagai zat pembangun dn pengatur. Protein adlaah polimer dari asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung unsur-umsur C, H, O, N, P, S, dan terkadang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga (Winarno, 1992).</span></p> <p style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span style="" lang="DA">Kebanyakan protein merupakan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Enzim" title="Enzim"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">enzim</span></a> atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sitoskeleton&action=edit" title="Sitoskeleton"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">sitoskeleton</span></a>. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Antibodi" title="Antibodi"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">antibodi</span></a>, sistem kendali dalam bentuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon" title="Hormon"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">hormon</span></a>, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gizi" title="Gizi"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">gizi</span></a>, protein berperan sebagai sumber <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_amino" title="Asam amino"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">asam amino</span></a> bagi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Organisme" title="Organisme"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">organisme</span></a> yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof) (Wikipedia, 2007).</span></p> <p style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span style="" lang="DA">Protein merupakan salah satu dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Biomolekul" title="Biomolekul"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">biomolekul</span></a> raksasa, selain <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Polisakarida&action=edit" title="Polisakarida"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">polisakarida</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lipid" title="Lipid"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">lipid</span></a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Polinukleotida&action=edit" title="Polinukleotida"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">polinukleotida</span></a>, yang merupakan penyusun utama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Makhluk_hidup" title="Makhluk hidup"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">makhluk hidup</span></a>. Selain itu, protein merupakan salah satu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Molekul" title="Molekul"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">molekul</span></a> yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/J%C3%B6ns_Jakob_Berzelius" title="Jöns Jakob Berzelius"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Jöns Jakob Berzelius</span></a> pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1838" title="1838"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">1838</span></a> (Wikipedia, 2007).</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 11pt;" lang="DA">Biosintesis protein alami sama dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ekspresi_genetik" title="Ekspresi genetik"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">ekspresi genetik</span></a>. <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kode_genetik&action=edit" title="Kode genetik"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Kode genetik</span></a> yang dibawa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/DNA" title="DNA"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">DNA</span></a> di<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Transkripsi" title="Transkripsi"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">transkripsi</span></a> menjadi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/RNA" title="RNA"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">RNA</span></a>, yang berperan sebagai cetakan bagi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Translasi" title="Translasi"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">translasi</span></a> yang dilakukan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ribosom" title="Ribosom"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">ribosom</span></a>. Sampai tahap ini, protein masih "mentah", hanya tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki fungsi penuh secara biologi (Wikipedia, 2007).</span></p> <p style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Struktur tersier protein. Protein ini memiliki banyak struktur sekunder <i>beta-sheet</i> dan <i>alpha-helix</i> yang sangat pendek. Model dibuat dengan menggunakan koordinat dari Bank Data Protein (nomor 1EDH) (Wikipedia, 2007).</span></p> <p style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 0.25in; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat). Struktur primer protein merupakan urutan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_amino" title="Asam amino"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">asam amino</span></a> penyusun protein yang dihubungkan melalui <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ikatan_peptida&action=edit" title="Ikatan peptida"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">ikatan peptida</span></a> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amida" title="Amida"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">amida</span></a>). Sementara itu, struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ikatan_hidrogen" title="Ikatan hidrogen"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">ikatan hidrogen</span></a> (Wikipedia, 2007). </span></p> <p style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 0.25in; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah <i>alpha helix</i> (</span><i>α</i><i><span style="" lang="SV">-helix</span></i><span style="" lang="SV">, "puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk seperti spiral; <i>beta-sheet</i> (</span><i>β</i><i><span style="" lang="SV">-sheet</span></i><span style="" lang="SV">, "lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H); <i>beta-turn</i>, (</span><i>β</i><i><span style="" lang="SV">-turn</span></i><span style="" lang="SV">, "lekukan-beta"); dan <i>gamma-turn</i>, (</span><i>γ</i><i><span style="" lang="SV">-turn</span></i><span style="" lang="SV">, "lekukan-gamma") (Wikipedia, 2007).</span></p> <p style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 0.25in; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder akan menghasilkan struktur tiga dimensi yang dinamakan struktur tersier. Struktur tersier biasanya berupa gumpalan. Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ikatan_kovalen&action=edit" title="Ikatan kovalen"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">ikatan kovalen</span></a> membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener. Contoh struktur kuartener yang terkenal adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Enzim" title="Enzim"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">enzim</span></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rubisco" title="Rubisco"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Rubisco</span></a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Insulin" title="Insulin"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">insulin</span></a> (Wikipedia, 2007).</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; line-height: 150%;"><b><span style="" lang="IN"><br />Tujuan Percobaan </span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span style="" lang="IN">Tujuan praktikum kali ini adalah untuk mengetahui proses denaturasi protein pada larutan albumin dengan pengendapan oleh logam, pengendapan oleh garam, uji koagulasi, pengendapan oleh alkohol, dan pengendapan akibat perubahan pH.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; line-height: 150%;"><b><span style="" lang="IN">Alat dan Bahan</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span style="" lang="IN">Alat yang digunakan dalam kegiatan praktikum kali ini antara lain tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet, pipet tetes, pipet volumetrik, pengaduk, panjepit tabung reaksi, dan penangas air.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span style="" lang="IN">Bahan yang digunakan antara lain, albumin, HgCl<sub>2</sub> 2%, larutan Pb- Asetat 5%, larutan AgNO<sub>3</sub> 5%, larutan (NH<sub>4</sub>)<sub>2</sub>SO<sub>4</sub>, air, pereaksi milon, pereaksi biuret, larutan asam asetat 1M, HCL 0.1 M, NaOH 0.1 M, buffer asetat pH 4.7, dan etanol 95%.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; line-height: 150%;"><b><span style="" lang="IN">Prosedur Percobaan</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="IN">Prosedur percobaan pengendapan protein oleh logam, ke dalam 3 ml albumin ditambahkan 5 tetes larutan HgCl<sub>2</sub> 5%, percobaan diulangi dengan larutan Pb-asetat 5% dan AgNO<sub>3</sub> 5%.<b> </b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span style="" lang="IN">Prosedur percobaan pengendapan protein<span class="fullpost"> oleh garam, mula-mula larutan protein dijenuhkan dengan (NH<sub>4</sub>)<sub>2</sub>SO<sub>4</sub> yang ditambahkan sedikit demi sedikit, kemudian disaring ketika telah mencapai titik jenuh, dan diuji kelarutannya dengan air, serta endapan diuji dengan pereaksi Millon, sedangkan filtrat diuji dengan peraksi Biuret.</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span class="fullpost"><span style="" lang="IN">Uji koagulasi dilakukan dengan cara 5 ml larutan protein ditambahkan dengan 2 tetes asam asetat 1 M , kemudian tabung diletakkan dalam penangas selama 5 menit, setelah itu endapan diambil oleh batang pengaduk, kelarutan endapan diuji dengan air, dan endapan diuji dengan pereaksi milon.</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span style="" lang="IN">Prosedur percobaan pengendapan protein<span class="fullpost"> oleh alkohol, tabung reaksi pertama diisi larutan albumin 5 ml dan HCl0.1 M dan etanol 95% sebanyak 6 ml. Pada tabung reaksi dua diisi dengan 5 ml albumin yang ditambah dengan 1 ml NaOH 0.1 M dan Etanol 95% sebanyak 6ml. Pada tabung tiga diisi 5 ml albumin, buffer asetat pH 4.7 sebanyak 1 ml dan etanol 95% sebanyak 6 ml, setelah itu diamati dan dibandingkan hasil reaksinya.</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span class="fullpost"><span style="" lang="IN">Percobaan terakhir, denaturasi protein, tiga tabung reaksi masing-masing diisi dengan 4.5 ml larutan albumin, di mana masing-masing tabung pada tabung pertama ditambah dengan 1 ml bufer asetat, pada tabung II ditambah dengan 1 ml HCl 0.1 ml, dan pada tabung III ditambah dengan 1 ml NaOH 0.1M, setelah itu masing-masing dipanaskan selama 15 menit dan kemudian didinginkan pada temperatur kamar lalu diamati reaksi yang terjadi, setelah itu pada tabung I dan II ditambah 5 ml bufer aetat pH 4.7, hasil reaksinya diamati kembali.</span></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><b><span style="" lang="IN">Hasil Pengamatan</span></b></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="IN">Tabel 1 Pengendapan Protein Oleh Logam</span></p> <table class="MsoNormalTable" style="margin-left: 5.4pt; border-collapse: collapse;" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody><tr style=""> <td style="border-style: solid none; border-color: windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 1.5in;" valign="top" width="144"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">Logam</p> </td> <td style="border-style: solid none; border-color: windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 1in;" valign="top" width="96"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">Hasil</p> </td> <td style="border-style: solid none; border-color: windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 2in;" valign="top" width="192"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">Keterangan</p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none none solid; border-color: -moz-use-text-color -moz-use-text-color windowtext; border-width: medium medium 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 1.5in;" valign="top" width="144"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">HgCl<sub>2</sub></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">Pb-Asetat</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">AgNO<sub>3</sub></p> </td> <td style="border-style: none none solid; border-color: -moz-use-text-color -moz-use-text-color windowtext; border-width: medium medium 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 1in;" valign="top" width="96"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">++</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">+</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">+++</p> </td> <td style="border-style: none none solid; border-color: -moz-use-text-color -moz-use-text-color windowtext; border-width: medium medium 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 2in;" valign="top" width="192"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="ES">Endapan putih susu</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="ES">Endapan putih susu</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="ES">Endapan putih susu</span></p> </td> </tr> </tbody></table> <p class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="SV">Keterangan :</span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="SV">+ : Endapan sedikit</span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="SV">++ : Endapan banyak</span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="SV">+++ : Endapan sangat banyak</span></p> <p class="MsoNormal" style="">Tabel 2 Pengendapan Oleh Garam</p> <table class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse;" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody><tr style=""> <td style="border-style: solid none; border-color: windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 131.4pt;" valign="top" width="175"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">Uji </p> </td> <td style="border-style: solid none; border-color: windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48pt;" valign="top" width="64"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">Hasil</p> </td> <td style="border-style: solid none; border-color: windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 3in;" valign="top" width="288"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">Keterangan</p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none none solid; border-color: -moz-use-text-color -moz-use-text-color windowtext; border-width: medium medium 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 131.4pt;" valign="top" width="175"> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">Larut dengan air</p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">Dengan pereaksi Millon</p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">Dengan pereaksi Biuret</p> </td> <td style="border-style: none none solid; border-color: -moz-use-text-color -moz-use-text-color windowtext; border-width: medium medium 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 48pt;" valign="top" width="64"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">+</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">+</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">+</p> </td> <td style="border-style: none none solid; border-color: -moz-use-text-color -moz-use-text-color windowtext; border-width: medium medium 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 3in;" valign="top" width="288"> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Endapan berbentuk butiran</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Endapan berwarna kemerahan</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Larutan berwarna violet atau ungu muda</span></p> </td> </tr> </tbody></table> <p class="MsoNormal" style="">Keterangan : </p> <p class="MsoNormal" style="">+ : Reaksi positif</p> <p class="listparagraph" style="margin-left: 45pt; text-indent: -9pt;">-<span style="font-size: 7pt;"> </span>: Reaksi negatif</p> <p class="MsoNormal" style="">Tabel 3 Uji koagulasi terhadap protein</p> <table class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse;" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody><tr style=""> <td style="border-style: solid none; border-color: windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 141.45pt;" valign="top" width="189"> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">Uji endapan</p> </td> <td style="border-style: solid none; border-color: windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 70.95pt;" valign="top" width="95"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">Hasil</p> </td> <td style="border-style: solid none; border-color: windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 141.45pt;" valign="top" width="189"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">Keterangan</p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none none solid; border-color: -moz-use-text-color -moz-use-text-color windowtext; border-width: medium medium 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 141.45pt;" valign="top" width="189"> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">Larut dengan air</p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">Dengan pereaksi Millon</p> </td> <td style="border-style: none none solid; border-color: -moz-use-text-color -moz-use-text-color windowtext; border-width: medium medium 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 70.95pt;" valign="top" width="95"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">-</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">+</p> </td> <td style="border-style: none none solid; border-color: -moz-use-text-color -moz-use-text-color windowtext; border-width: medium medium 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 141.45pt;" valign="top" width="189"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">Tidak larut</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">Endapan merah bata</p> </td> </tr> </tbody></table> <p class="MsoNormal" style="">Keterangan : </p> <p class="MsoNormal" style="">+ : Reaksi positif</p> <p class="listparagraph" style="margin-left: 45pt; text-indent: -9pt;">-<span style="font-size: 7pt;"> </span>: Reaksi negatif</p> <p class="MsoNormal" style="">Tabel 4 Pengendapan Oleh Alkohol</p> <table class="MsoNormalTable" style="width: 308.85pt; border-collapse: collapse;" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" width="412"> <tbody><tr style=""> <td style="border-style: solid none; border-color: windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 99.9pt;" valign="top" width="133"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">Tabung</p> </td> <td style="border-style: solid none; border-color: windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 67.5pt;" valign="top" width="90"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">Reaksi</p> </td> <td style="border-style: solid none; border-color: windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 141.45pt;" valign="top" width="189"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">Keterangan</p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none none solid; border-color: -moz-use-text-color -moz-use-text-color windowtext; border-width: medium medium 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 99.9pt;" valign="top" width="133"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">(HCl)</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">(NaOH)</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">Buffer asetat</p> </td> <td style="border-style: none none solid; border-color: -moz-use-text-color -moz-use-text-color windowtext; border-width: medium medium 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 67.5pt;" valign="top" width="90"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">+</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">++</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">+++</p> </td> <td style="border-style: none none solid; border-color: -moz-use-text-color -moz-use-text-color windowtext; border-width: medium medium 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 141.45pt;" valign="top" width="189"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="FR">Endapan putih susu</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="FR">Endapan putih susu</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">Endapan putih susu</p> </td> </tr> </tbody></table> <p class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="FR">Keterangan :</span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="SV">+ : Endapan sedikit </span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="SV">++ : Endapan banyak</span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="SV">+++ : Endapan sangat banyak</span></p> <p class="MsoNormal" style="">Tabel 5 Denaturasi protein</p> <table class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse;" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody><tr style=""> <td style="border-style: solid none; border-color: windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 99.9pt;" valign="top" width="133"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">Tabung</p> </td> <td style="border-style: solid none; border-color: windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 76.5pt;" valign="top" width="102"> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">Reaksi</p> </td> <td style="border-style: solid none; border-color: windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 135pt;" valign="top" width="180"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">Keterangan</p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none none solid; border-color: -moz-use-text-color -moz-use-text-color windowtext; border-width: medium medium 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 99.9pt;" valign="top" width="133"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">(HCl)</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">(NaOH)</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">Buffer asetat</p> </td> <td style="border-style: none none solid; border-color: -moz-use-text-color -moz-use-text-color windowtext; border-width: medium medium 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 76.5pt;" valign="top" width="102"> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">++</p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">+</p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">+++</p> </td> <td style="border-style: none none solid; border-color: -moz-use-text-color -moz-use-text-color windowtext; border-width: medium medium 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 135pt;" valign="top" width="180"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="FR">Endapan putih susu</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="FR">Endapan putih susu</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">Endapan putih susu</p> </td> </tr> </tbody></table> <p class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="FR">Keterangan :</span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="SV">+ : Endapan sedikit </span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="SV">++ : Endapan banyak</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">+++ : Endapan sangat banyak<br /><br /></span><span class="fullpost"><b><span style="" lang="IN">Pembahasan</span></b></span></p> <p class="MsoBodyText2" style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 35.75pt; line-height: 150%;"><span class="fullpost"><span style="" lang="IN">Larutan protein yang digunakan dalam praktikum ini adalah larutan albumin. Albumin adalah protein yang dapat larut dalam air serta dapat terkoagulasi oleh panas. Albumin terdapat dalam serum darah dan putih telur (Poedjiadi, 1994). </span></span><br /><span style="" lang="IN">Denaturasi protein dapat diartikan suatu perubahan atau modifikasi terhadap struktur sekunder, tertier dan kuartener molekul protein tanpa terjadinya pemecahan ikatan-ikatan kovalen. Karena itu, denaturasi dapat diartikan suatu proses terpecahnya ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik, ikatan garam dan terbukanya lipatan atau wiru molekul protein (Winarno, 1992).</span></p> <p style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="IN">Denaturasi protein meliputi gangguan dan kerusakan yang mungkin terjadi pada struktur sekunder dan tersier protein. Sejak diketahui reaksi denaturasi tidak cukup kuat untuk memutuskan ikatan peptida, dimana struktur primer protein tetap sama setelah proses denaturasi. Denaturasi terjadi karena adanya gangguan pada struktur sekunder dan tersier protein. Pada struktur protein tersier terdapat empat jenis interaksi yang membentuk ikatan pada rantai samping seperti; ikatan hidrogen, jembatan garam, ikatan disulfida dan interaksi hidrofobik non polar, yang kemungkinan mengalami gangguan. Denaturasi yang umum ditemui adalah proses presipitasi dan koagulasi protein (Ophart, 2003).</span></p> <p style="margin: 3pt 0.9pt 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 35.75pt; line-height: 150%;"><span style="" lang="IN">Denaturasi, koagulasi dan redenaturasi dapat dibedakan sebagai berikut. Denaturasi protein adalah suatu keadaan telah terjadinya perubahan struktur protein yang mencakup perubahan bentuk dan lipatan molekul, tanpa menyebabkan pemutusan atau kerusakan lipatan antar asam amino dan struktur primer protein. Koagulasi adalah denaturasi protein akibat panas dan alkohol (Winarno, 2002). Redenaturasi adalah denaturasi protein yang berlangsung secara reveresibel (Poedjiadi, 1994). </span></p> <p style="margin: 3pt 3.7pt 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 35.75pt; line-height: 150%;"><span style="" lang="IN">Panas dapat digunakan untuk mengacaukan ikatan hidrogen dan interaksi hidrofobik non polar. Hal ini terjadi karena suhu tinggi dapat meningkatkan energi kinetik dan menyebabkan molekul penyusun protein bergerak atau bergetar sangat cepat sehingga mengacaukan ikatan molekul tersebut. Protein telur mengalami denaturasi dan terkoagulasi selama pemasakan. Beberapa makanan dimasak untuk mendenaturasi protein yang dikandung supaya memudahkan enzim pencernaan dalam mencerna protein tersebut (Ophart, 2003). </span></p> <p class="MsoBodyText" style="margin-right: 3.55pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span style="" lang="IN">Pemanasan akan membuat protein bahan terdenaturasi sehingga kemampuan mengikat airnya menurun. Hal ini terjadi karena energi panas akan mengakibatkan terputusnya interaksi non-kovalen yang ada pada struktur alami protein tapi tidak memutuskan ikatan kovalennya yang berupa ikatan peptida. Proses ini biasanya berlangsung pada kisaran suhu yang sempit (Ophart, 2003).</span></p> <p class="MsoBodyText2" style="margin: 3pt 3.55pt 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 35.75pt; line-height: 150%;"><span style="" lang="IN">Seperti asam amino, protein yang larut dalam air akan membentuk ion yang mempunyai muatan positif dan negatif. Dalam suasana asam molekul protein akan membentuk ion positif, sedangkan dalam suasana basa akan membentuk ion negatif. Pada titik isolistrik protein mempunyai muatan positif dan negatif yang sama, sehingga tidak bergerak ke arah elektroda positif maupun negatif apabila ditempatkan di antara kedua elektroda tersebut. Protein mempunyai titik isolistrik yang berbeda-beda. Titik isolistrik protein mempunyai arti penting karena pada umumnya sifat fisika dan kimia erat hubungannya dengan pH isolistrik ini. Pada pH di atas titik isolistrik protein bermuatan negatif, sedangkan di bawah titik isolistrik, protein bermuatan positif. Titik isolistrik pada albumin adalah pada pH 4,55-4,90 (Poedjiadi, 1994).</span></p> <p class="MsoBodyText2" style="margin: 3pt 3.55pt 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 35.75pt; line-height: 150%;"><span style="" lang="IN">Adanya gugus amino dan karboksil bebas pada ujung-ujung rantai molekul protein, menyebabkan protein mempunyai banyak muatan (polielektrolit) dan bersifat amfoter (dapat bereaksi dengan asam maupun basa). Daya reaksi berbagai jenis protein terhadap asam dan basa tidak sama, tergantung dari jumlah dan letak gugus amino dan karboksil dalam molekul. Dalam larutan asam (pH rendah), gugus amino bereaksi dengan H<sup>+</sup>, sehingga protein bermuatan positif. Sebaliknya, dalam larutan basa (pH tinggi) molekul protein akan bereaksi sebagai asam atau bermuatan negatif. Pada pH isolistrik muatan gugus amino dan karboksil bebas akan saling menetralkan sehingga molekul bermuatan nol (Winarno, 2002). </span></p> <p class="MsoBodyText2" style="margin: 3pt 3.55pt 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 35.75pt; line-height: 150%;"><span style="" lang="IN">Garam logam berat seperti Ag, Pb, dan Hg akan membentuk endapan logam proteinat. Ikatan yang terbentuk amat kuat dan akan memutuskan jembatan garam, sehingga protein mengalami denaturasi. Secara bersama gugus –COOH dan gugus –NH<sub>2</sub> yang terdapat dalam protein dapat bereaksi dengan ion logam berat dan membentuk senyawa kelat. Ion-ion tersebut adalah Ag<sup>+</sup>, Ca<sup>++</sup>, Zn<sup>++</sup>, Hg<sup>++</sup>, Fe<sup>++</sup>, Cu<sup>++</sup>, Co<sup>++</sup>, Mn<sup>++</sup> dan Pb<sup>++</sup>. Selain gugus –COOH dan gugus –NH<sub>2</sub>, gugus –R pada molekul asam amino tertentu dapat pula mengadakan reaksi dengan ion atau senyawa lain. Gugus sulfihidril (-SH) pada molekul sistein akan bereaksi dengan ion Ag<sup>+</sup> atau Hg<sup>++</sup> (Poedjiadi, 1994). Dari hasil percobaan diketahiu bahwa reagsi antara logam berat dan albumin menghasilkan endapan, endapan yang paling banyak dihasilkan oleh AgNO<sub>3</sub> diikuti HgCl<sub>2</sub> dan Pb-asetat. Logam Ag dan Hg lebih reaktif daripada Pb kerena kedua logam tersebut merupakn logam transisi pada sistem periodik unsur. Garam logam berat sangat berbahaya bila sampai tertelan karena garam tersebut akan mendenaturasi sekaligus mengendapkan protein sel-sel tubuh. Hal ini seperti d<span class="fullpost">enaturasi oleh raksa (Hg) untuk pemurnian emas yang terjadi di Minamata, Jepang. </span></span></p> <p class="MsoBodyText2" style="margin: 3pt 3.55pt 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 35.75pt; line-height: 150%;"><span style="" lang="IN">Kelarutan protein akan berkurang bila ke dalam larutan protein ditambahkan garam-garam anorganik, akibatnya protein akan terpisah sebagai endapan. Peristiwa pemisahan protein ini disebut <i>salting out</i>. Bila garam netral yang ditambahkan berkonsentrasi tinggi, maka protein akan mengendap. Pengendapan terus terjadi karena kemampuan ion garam untuk menghidrasi, sehingga terjadi kompetisi antara garam anorganik dengan molekul protein untuk mengikat air. Karena garam anorganik lebih menarik air maka jumlah air yang tersedia untuk molekul protein akan berkurang (Winarno, 2002). Larutan albumin dalam air dapat diendapkan dengan penambahan amoniumsulfat ((NH<sub>4</sub>)<sub>2</sub>SO<sub>4</sub>) hingga jenuh (Poedjiadi, 1994). Setelah larutan albumin dijenuhkan dengan (NH<sub>4</sub>)<sub>2</sub>SO<sub>4</sub>, uji kelarutan endapan yang terjadi dengan air menunjukkan hasil positif (endapan larut membentuk butiran). Kemudian butiran direaksikan dengan pereaksi milon, dan bereaksi positif dengan ditandai endapan berwarna kemerahan. Uji filtrat dengan pereaksi biuret juga menunjukkan hasil poisitif yang ditandai larutan berwarna ungu violet. Pengujian endapan yang dihasilkan dengan pereaksi milon bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan tirosin, sedangkan pengujian filtrat dengan pereaksi biuret bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya gugus amida pada filtrat yang dihasilkan. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 35.75pt; line-height: 150%;"><span style="" lang="IN">Protein akan mengalami koagulasi apabila dipanaskan pada suhu 50<sup>o</sup>C atau lebih. Koagulasi ini hanya terjadi bila larutan protein berada titik isolistriknya (Poedjiadi, 1994). Pada pH iso-elektrik (pH larutan tertentu biasanya berkisar 4–4,5 di mana protein mempunyai muatan positif dan negatif sama, sehingga saling menetralkan) kelarutan protein sangat menurun atau mengendap, dalam hal ini pH isolistrik albumin adalah 4,55-4,90. Pada temperatur diatas 60<sup>o</sup>C kelarutan protein akan berkurang (koagulasi) karena pada temperatur yang tinggi energi kinetik molekul protein meningkat sehingga terjadi getaran yang cukup kuat untuk merusak ikatan atau struktur sekunder, tertier dan kuartener yang menyebabkan koagulasi (Blogspot, 2007). Pada uji koagulasi, penambahan asam asetat bertujuan agar larutan albumin mencapai pH isolistriknya sehingga bisa terkoagulasi. Hasil uji kelarutan endapan dengan air menunjukkan hasil negatif. Setelah endapan diuji dengan pereaksi millon, warna berubah menjadi merah bata yang artinya terjadi reaksi positif. Pengujian endapan yang dihasilkan dengan pereaksi milon bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan tirosin. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; text-indent: 35.75pt; line-height: 150%;"><span style="" lang="IN">Protein dapat diendapkan dengan penambahan alkohol. Pelarut organik akan mengubah (mengurangi) konstanta dielektrika dari air, sehingga kelarutan protein berkurang, dan juga karena alkohol akan berkompetisi dengan protein terhadap air (Blogspot, 2007). Pada uji pengendapan protein oleh alkohol endapan yang paling banyak dihasilkan oleh buffer asetat, diikuti oleh NaOH dan HCl. Buffer asetat menghasilkan endapan yang paling banyak karena memiliki pH 4,7 yang sama dengan pH isolistrik albumin (4,55-4,90). Sedangkan pada reaksi denaturasi albumin tanpa penambahan alkohol, endapan yang paling banyak dihasilkan oleh buffer asetat, diikuti oleh HCl dan NaOH ; penambahan bufer asetat bertujuan agar pH isolistrik tercapai, sehingga albumin dapat terdenaturasi. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; line-height: 150%;"><b><span style="" lang="IN">Kesimpulan</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="IN">Denaturasi protein adalah suatu perubahan atau modifikasi terhadap struktur sekunder, tertier dan kuartener molekul protein tanpa terjadinya pemecahan ikatan-ikatan kovalen. Koagulasi adalah denaturasi protein akibat panas dan alkohol. Adanya gugus amino dan karboksil bebas pada ujung-ujung rantai molekul protein, menyebabkan protein mempunyai banyak muatan (polielektrolit) dan bersifat amfoter (dapat bereaksi dengan asam maupun basa). Garam logam berat seperti Ag, Pb, dan Hg akan membentuk endapan logam proteinat. Kelarutan protein akan berkurang bila ke dalam larutan protein ditambahkan garam-garam anorganik, akibatnya protein akan terpisah sebagai endapan. Protein dapat diendapkan dengan penambahan alkohol.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; line-height: 150%;"><br /><span style="" lang="IN"></span></p><h2><a href="http://latifa-dinar.blogspot.com/2008/08/protein-dan-asam-amino.html">Protein dan Asam Amino</a> </h2> <p class="MsoNormal"><span class="post-calendar">Rabu, 2008 Agustus 27 </span>| <span class="post-cat">Label: <a href="http://latifa-dinar.blogspot.com/search/label/Biokimia">Biokimia</a> </span>| | </p> <p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;">Protein <span class="blsp-spelling-error">adalah</span> <span class="blsp-spelling-error">suatu</span> <span class="blsp-spelling-error">senyawa</span> <span class="blsp-spelling-error">organik</span> yang <span class="blsp-spelling-error">berbobot</span> <span class="blsp-spelling-error">molekul</span> <span class="blsp-spelling-error">tinggi</span> <span class="blsp-spelling-error">berkisar</span> <span class="blsp-spelling-error">antara</span> <span class="blsp-spelling-error">beberapa</span> <span class="blsp-spelling-error">ribu</span> <span class="blsp-spelling-error">sampai</span> <span class="blsp-spelling-error">jutaan</span>. Protein <span class="blsp-spelling-error">ini</span> <span class="blsp-spelling-error">tersusun</span> <span class="blsp-spelling-error">dari</span> atom C,H,O <span class="blsp-spelling-error">dan</span> N <span class="blsp-spelling-error">serta</span> <span class="blsp-spelling-error">unsur</span> lain <span class="blsp-spelling-error">nya</span> <span class="blsp-spelling-error">seperti</span> P <span class="blsp-spelling-error">dan</span> S yang <span class="blsp-spelling-error">membentuk</span> unit-unit <span class="blsp-spelling-error">asam</span> amino. <span class="blsp-spelling-error">Asam</span> amino <span class="blsp-spelling-error">ini</span> <span class="blsp-spelling-error">dapat</span> <span class="blsp-spelling-error">dibagi</span> <span class="blsp-spelling-error">menurut</span> <span class="blsp-spelling-error">struktur</span> <span class="blsp-spelling-error">kimianya</span> (<span class="blsp-spelling-error">alifatik</span>,<span class="blsp-spelling-error">aromatik</span>,<span class="blsp-spelling-error">heterosiklik</span>) <span class="blsp-spelling-error">atau</span> <span class="blsp-spelling-error">menurut</span> <span class="blsp-spelling-error">gugus</span> R-<span class="blsp-spelling-error">nya</span>. </p> <p class="MsoBodyText" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Protein <span class="blsp-spelling-error">adalah</span> <span class="blsp-spelling-error">makromolekul</span> <span class="blsp-spelling-error">polipeptida</span> yang <span class="blsp-spelling-error">tersusun</span> <span class="blsp-spelling-error">dari</span> <span class="blsp-spelling-error">sejumlah</span> L-<span class="blsp-spelling-error">asam</span> amino yang <span class="blsp-spelling-error">dihubungkan</span> <span class="blsp-spelling-error">oleh</span> <span class="blsp-spelling-error">ikatan</span> <span class="blsp-spelling-error">peptida</span>. <span class="blsp-spelling-error">Suatu</span> <span class="blsp-spelling-error">molekul</span> protein <span class="blsp-spelling-error">disusun</span> <span class="blsp-spelling-error">oleh</span> <span class="blsp-spelling-error">sejumlah</span> <span class="blsp-spelling-error">asam</span> amino <span class="blsp-spelling-error">tertentu</span> <span class="blsp-spelling-error">dengan</span> <span class="blsp-spelling-error">susunan</span> yang <span class="blsp-spelling-error">sudah</span> <span class="blsp-spelling-error">tertentu</span> <span class="blsp-spelling-error">pula</span> <span class="blsp-spelling-error">dan</span> <span class="blsp-spelling-error">bersifat</span> <span class="blsp-spelling-error">turunan</span>. <span class="blsp-spelling-error">Pada</span> pH 7 <span class="blsp-spelling-error">atau</span> <span class="blsp-spelling-error">lebih</span>, protein <span class="blsp-spelling-error">selalu</span> <span class="blsp-spelling-error">bermuatan</span> <span class="blsp-spelling-error">negatif</span>,<span class="blsp-spelling-error">muatan</span> <span class="blsp-spelling-error">positif</span> <span class="blsp-spelling-error">dan</span> non <span class="blsp-spelling-error">logam</span> <span class="blsp-spelling-error">menetralkan</span> <span class="blsp-spelling-error">muatan</span> protein <span class="blsp-spelling-error">tersebut</span> <span class="blsp-spelling-error">dan</span> protein <span class="blsp-spelling-error">tidak</span> <span class="blsp-spelling-error">larut</span> <span class="blsp-spelling-error">lagi</span>. </p> <p class="MsoBodyText" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span class="blsp-spelling-error">Sifat</span>-<span class="blsp-spelling-error">sifat</span> <span class="blsp-spelling-error">asam</span> amino <span class="blsp-spelling-error">yaitu</span> <span class="blsp-spelling-error">hampir</span> <span class="blsp-spelling-error">semua</span> <span class="blsp-spelling-error">asam</span> amino <span class="blsp-spelling-error">larut</span> <span class="blsp-spelling-error">dalam</span> air <span class="blsp-spelling-error">dan</span> <span class="blsp-spelling-error">tidak</span> <span class="blsp-spelling-error">larut</span> <span class="blsp-spelling-error">dalam</span> <span class="blsp-spelling-error">pelarut</span> non polar/<span class="blsp-spelling-error">organik</span> <span class="blsp-spelling-error">seperti</span> <span class="blsp-spelling-error">eter</span>,<span class="blsp-spelling-error">kloroform</span> <span class="blsp-spelling-error">dan</span> <span class="blsp-spelling-error">aseton</span> <span class="blsp-spelling-error">kecuali</span> <span class="blsp-spelling-error">asam</span> <span class="blsp-spelling-error">karboksilat</span> <span class="blsp-spelling-error">baik</span> yang <span class="blsp-spelling-error">alifatik</span> <span class="blsp-spelling-error">maupun</span> <span class="blsp-spelling-error">aromatik</span> <span class="blsp-spelling-error">dan</span> <span class="blsp-spelling-error">amina</span> <span class="blsp-spelling-error">organik</span>. Kristal <span class="blsp-spelling-error">asam</span> amino <span class="blsp-spelling-error">mempunyai</span> <span class="blsp-spelling-error">titik</span> <span class="blsp-spelling-error">leleh</span> yang <span class="blsp-spelling-error">agak</span> <span class="blsp-spelling-error">tinggi</span>. </p> <p class="MsoBodyText" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span class="blsp-spelling-error"><b><i>Penentuan</i></b></span><b><i> <span class="blsp-spelling-error">Jumlah</span> <span class="blsp-spelling-error">dan</span> <span class="blsp-spelling-error">jenis</span> <span class="blsp-spelling-error">asam</span> amino</i></b></p> <p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error">Ikatan</span> <span class="blsp-spelling-error">peptida</span> yang <span class="blsp-spelling-error">menghubungkan</span> <span class="blsp-spelling-error">asam</span> amino <span class="blsp-spelling-error">terlebih</span> <span class="blsp-spelling-error">dahulu</span> <span class="blsp-spelling-error">diputus</span> <span class="blsp-spelling-error">dengan</span> <span class="blsp-spelling-error">hidrolisisis</span>. <span class="blsp-spelling-error">Asam</span> amino yang <span class="blsp-spelling-error">telah</span> <span class="blsp-spelling-error">bebas</span> <span class="blsp-spelling-error">kemudian</span> <span class="blsp-spelling-error">diidentifikasi</span> <span class="blsp-spelling-error">dengan</span> <span class="blsp-spelling-error">cara</span> <span class="blsp-spelling-error">kromatografi</span> <span class="blsp-spelling-error">atau</span> <span class="blsp-spelling-error">elektroforesisi</span>. <span class="blsp-spelling-error">Jumlah</span> <span class="blsp-spelling-error">asam</span> amino <span class="blsp-spelling-error">ini</span> <span class="blsp-spelling-error">kemudian</span> <span class="blsp-spelling-error">dihitung</span> <span class="blsp-spelling-error">setelah</span> <span class="blsp-spelling-error">mereaksikannya</span> <span class="blsp-spelling-error">dengan</span> <span class="blsp-spelling-error">ninhidrin</span> tau <span class="blsp-spelling-error">reaksi</span> <span class="blsp-spelling-error">warna</span> yang <span class="blsp-spelling-error">bersifat</span> <span class="blsp-spelling-error">khas</span> <span class="blsp-spelling-error">atau</span> <span class="blsp-spelling-error">dengan</span> <span class="blsp-spelling-error">spektrum</span> <span class="blsp-spelling-error">asam</span> amino <span class="blsp-spelling-error">aromatis</span> <span class="blsp-spelling-error">dan</span> lain-<span class="blsp-spelling-error">lan</span>. <span class="blsp-spelling-error">Ikatan</span> <span class="blsp-spelling-error">peptida</span> <span class="blsp-spelling-error">dapat</span> <span class="blsp-spelling-error">puladihidrolisisi</span> <span class="blsp-spelling-error">dengan</span> <span class="blsp-spelling-error">asam</span>,<span class="blsp-spelling-error">basa</span> <span class="blsp-spelling-error">atau</span> <span class="blsp-spelling-error">enzim</span>.</p> <p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error"><b><i>Beberapa</i></b></span><b><i> <span class="blsp-spelling-error">Reaksi</span> Protein </i></b></p> <p class="MsoBodyText" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">1.<span style="font-size: 7pt;"> </span><span class="blsp-spelling-error">Dengan</span> <span class="blsp-spelling-error">asam</span> mineral <span class="blsp-spelling-error">pekat</span> = <span class="blsp-spelling-error">akan</span> <span class="blsp-spelling-error">mengendapkan</span> protein <span class="blsp-spelling-error">tetapi</span> <span class="blsp-spelling-error">endapan</span> <span class="blsp-spelling-error">ini</span> <span class="blsp-spelling-error">akan</span> <span class="blsp-spelling-error">larut</span> <span class="blsp-spelling-error">kembali</span> <span class="blsp-spelling-error">jika</span> <span class="blsp-spelling-error">asam</span> <span class="blsp-spelling-error">berlebihan</span>.</p> <p class="MsoBodyText" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">2.<span style="font-size: 7pt;"> </span><span class="blsp-spelling-error">Basa</span> <span class="blsp-spelling-error">tidak</span> <span class="blsp-spelling-error">menyebabkan</span> <span class="blsp-spelling-error">pengendapan</span> protein <span class="blsp-spelling-error">tetapi</span> <span class="blsp-spelling-error">mengakibatkan</span> <span class="blsp-spelling-error">hidrolisis</span> <span class="blsp-spelling-error">dan</span> <span class="blsp-spelling-error">dekomposisi</span> <span class="blsp-spelling-error">oksidatif</span>.</p> <p class="MsoBodyText" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="" lang="SV">3.</span><span style="font-size: 7pt;" lang="SV"> </span><span class="blsp-spelling-error"><span style="" lang="SV">Logam</span></span><span style="" lang="SV">-<span class="blsp-spelling-error">logam</span> <span class="blsp-spelling-error">berat</span> <span class="blsp-spelling-error">mengendapkan</span> protein, <span class="blsp-spelling-error">bergantung</span> <span class="blsp-spelling-error">pada</span> <span class="blsp-spelling-error">suhu</span> <span class="blsp-spelling-error">dan</span> <span class="blsp-spelling-error">elketrolit</span> lain. <span class="blsp-spelling-error">Merkuri</span> <span class="blsp-spelling-error">klorida</span> <span class="blsp-spelling-error">dan</span> <span class="blsp-spelling-error">perak</span> <span class="blsp-spelling-error">nitrat</span> <span class="blsp-spelling-error">membentuk</span> <span class="blsp-spelling-error">endapan</span> yang <span class="blsp-spelling-error">tidak</span> <span class="blsp-spelling-error">dapat</span> <span class="blsp-spelling-error">dilarutkan</span> <span class="blsp-spelling-error">lagi</span> <span class="blsp-spelling-error">sedangkan</span> <span class="blsp-spelling-error">sulfat</span> <span class="blsp-spelling-error">dan</span> <span class="blsp-spelling-error">feriklorida</span> <span class="blsp-spelling-error">menghasilkan</span> <span class="blsp-spelling-error">endapan</span> yang <span class="blsp-spelling-error">dapat</span> <span class="blsp-spelling-error">dilarutkan</span> <span class="blsp-spelling-error">kembali</span>. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyText" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">4.<span style="font-size: 7pt;"> </span><span class="blsp-spelling-error">Pereaksi</span> <span class="blsp-spelling-error">alkoloidal</span> <span class="blsp-spelling-error">seperti</span> <span class="blsp-spelling-error">asam</span> <span class="blsp-spelling-error">trikloroasetat</span>, <span class="blsp-spelling-error">asam</span> <span class="blsp-spelling-error">tannat</span>, <span class="blsp-spelling-error">asam</span> <span class="blsp-spelling-error">fosfotungstat</span>, <span class="blsp-spelling-error">asam</span> <span class="blsp-spelling-error">fosfomobolibdat</span> <span class="blsp-spelling-error">berfungsi</span> <span class="blsp-spelling-error">sebagai</span> <span class="blsp-spelling-error">pengendap</span> protein <span class="blsp-spelling-error">bila</span> pH <span class="blsp-spelling-error">larutan</span> <span class="blsp-spelling-error">lebih</span> <span class="blsp-spelling-error">asam</span> <span class="blsp-spelling-error">daripada</span> <span class="blsp-spelling-error">titik</span> <span class="blsp-spelling-error">isolistrik</span> protein <span class="blsp-spelling-error">tersebut</span>.</p> <p class="MsoBodyText" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">5.<span style="font-size: 7pt;"> </span><span class="blsp-spelling-error">Alkohol</span> <span class="blsp-spelling-error">atau</span> <span class="blsp-spelling-error">pelarut</span> <span class="blsp-spelling-error">organik</span> lain <span class="blsp-spelling-error">adalah</span> <span class="blsp-spelling-error">juga</span> <span class="blsp-spelling-error">pengendap</span> protein <span class="blsp-spelling-error">dan</span> <span class="blsp-spelling-error">lebih</span> <span class="blsp-spelling-error">efektif</span> <span class="blsp-spelling-error">pada</span> <span class="blsp-spelling-error">titik</span> <span class="blsp-spelling-error">isolistrik</span> protein.</p> <p class="MsoBodyText" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">6.<span style="font-size: 7pt;"> </span><span class="blsp-spelling-error">Panas</span> <span class="blsp-spelling-error">menyebabkan</span> <span class="blsp-spelling-error">koagulasi</span> protein <span class="blsp-spelling-error">dengan</span> <span class="blsp-spelling-error">suhu</span> <span class="blsp-spelling-error">efektif</span> <span class="blsp-spelling-error">berkisar</span> <span class="blsp-spelling-error">antara</span> 38-75<sup>0</sup>C. <span class="blsp-spelling-error">beberapa</span> <span class="blsp-spelling-error">faktor</span> <span class="blsp-spelling-error">mempengaruhi</span> <span class="blsp-spelling-error">koagulasi</span> <span class="blsp-spelling-error">ini</span> <span class="blsp-spelling-error">tetapi</span> protein paling <span class="blsp-spelling-error">mudah</span> <span class="blsp-spelling-error">berkoagulasi</span> <span class="blsp-spelling-error">pada</span> <span class="blsp-spelling-error">titik</span> <span class="blsp-spelling-error">isolistriknya</span>. <span class="blsp-spelling-error">Koagulum</span> <span class="blsp-spelling-error">tidak</span> <span class="blsp-spelling-error">larut</span> <span class="blsp-spelling-error">kecuali</span> <span class="blsp-spelling-error">jika</span> <span class="blsp-spelling-error">pelarutnya</span> <span class="blsp-spelling-error">dapat</span> <span class="blsp-spelling-error">menghidrolisis</span> <span class="blsp-spelling-error">atau</span> <span class="blsp-spelling-error">memecahnya</span>.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error"><b><i>Beberapa</i></b></span><b><i> <span class="blsp-spelling-error">Reaksi</span> <span class="blsp-spelling-error">Warna</span> Protein </i></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">1. <span class="blsp-spelling-error">Reaksi</span> <span class="blsp-spelling-error">Millon</span> </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error">Reaksi</span> <span class="blsp-spelling-error">ini</span> <span class="blsp-spelling-error">digunakan</span> <span class="blsp-spelling-error">untuk</span> <span class="blsp-spelling-error">memerikasa</span> <span class="blsp-spelling-error">adanya</span> <span class="blsp-spelling-error">triftofan</span> <span class="blsp-spelling-error">dalam</span> <span class="blsp-spelling-error">molekul</span> protein. <span class="blsp-spelling-error"><span style="" lang="FI">Tambahkan</span></span><span style="" lang="FI"> 3 <span class="blsp-spelling-error">sampai</span> 4 <span class="blsp-spelling-error">tetes</span> <span class="blsp-spelling-error">pereaksi</span> <span class="blsp-spelling-error">millon</span> <span class="blsp-spelling-error">kedalam</span> 5 ml <span class="blsp-spelling-error">larutan</span> protein. <span class="blsp-spelling-error">Campur</span> <span class="blsp-spelling-error">dan</span> <span class="blsp-spelling-error">panaskan</span>. </span><span class="blsp-spelling-error"><span style="" lang="SV">Endapan</span></span><span style="" lang="SV"> <span class="blsp-spelling-error">putih</span> <span class="blsp-spelling-error">segera</span> <span class="blsp-spelling-error">timbul</span> yang <span class="blsp-spelling-error">dengan</span> <span class="blsp-spelling-error">pelan</span> <span class="blsp-spelling-error">berubah</span> <span class="blsp-spelling-error">menjadi</span> <span class="blsp-spelling-error">merah</span>. <span class="blsp-spelling-error">Reaksi</span> <span class="blsp-spelling-error">ini</span> <span class="blsp-spelling-error">tidak</span> <span class="blsp-spelling-error">dapat</span> <span class="blsp-spelling-error">berlangsung</span> <span class="blsp-spelling-error">jika</span> protein <span class="blsp-spelling-error">tidak</span> <span class="blsp-spelling-error">mengendap</span> <span class="blsp-spelling-error">dengan</span> <span class="blsp-spelling-error">asam</span> <span class="blsp-spelling-error">pekat</span>.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">2. <span class="blsp-spelling-error">Reaksi</span> <span class="blsp-spelling-error">Biuret</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error"><span style="" lang="SV">Tambahkan</span></span><span style="" lang="SV"> <span class="blsp-spelling-error">basa</span> <span class="blsp-spelling-error">dan</span> 2-3 <span class="blsp-spelling-error">tetes</span> <span class="blsp-spelling-error">larutan</span> Cu-<span class="blsp-spelling-error">sulfat</span> (<span class="blsp-spelling-error">kurang</span> <span class="blsp-spelling-error">lebih</span> 0,02 <span class="blsp-spelling-error">persen</span>). <span class="blsp-spelling-error">Perubahan</span> <span class="blsp-spelling-error">warna</span> <span class="blsp-spelling-error">terjadi</span>, <span class="blsp-spelling-error">bergantung</span> <span class="blsp-spelling-error">pada</span> <span class="blsp-spelling-error">jenis</span> protein. <span class="blsp-spelling-error">Percobaan</span> <span class="blsp-spelling-error">ini</span> <span class="blsp-spelling-error">khas</span> <span class="blsp-spelling-error">untuk</span> <span class="blsp-spelling-error">ikatan</span> <span class="blsp-spelling-error">peptida</span>.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">3. <span class="blsp-spelling-error">Reaksi</span> <span class="blsp-spelling-error">Xantoprotein</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error">Asam</span> <span class="blsp-spelling-error">nitrat</span> yang <span class="blsp-spelling-error">ditambahkan</span> <span class="blsp-spelling-error">ke</span> <span class="blsp-spelling-error">dalam</span> <span class="blsp-spelling-error">larutan</span> protein <span class="blsp-spelling-error">menyebabkan</span> <span class="blsp-spelling-error">warna</span> <span class="blsp-spelling-error">kuning</span> yang <span class="blsp-spelling-error">kemudian</span> <span class="blsp-spelling-error">berubah</span> <span class="blsp-spelling-error">menjadi</span> <span class="blsp-spelling-error">oranye</span> <span class="blsp-spelling-error">jika</span> <span class="blsp-spelling-error">ditambahkan</span> <span class="blsp-spelling-error">basa</span>. <span class="blsp-spelling-error">Reaksi</span> <span class="blsp-spelling-error">ini</span> <span class="blsp-spelling-error">terjadi</span> <span class="blsp-spelling-error">jika</span> <span class="blsp-spelling-error">di</span> <span class="blsp-spelling-error">dalam</span> protein <span class="blsp-spelling-error">didapatkan</span> <span class="blsp-spelling-error">asam</span> amino <span class="blsp-spelling-error">dengan</span> inti <span class="blsp-spelling-error">aromatik</span> <span class="blsp-spelling-error">seperti</span> <span class="blsp-spelling-error">triftopfan</span>, <span class="blsp-spelling-error">tirosin</span>, <span class="blsp-spelling-error">dn</span> <span class="blsp-spelling-error">fenilalanin</span>.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">4. <span class="blsp-spelling-error">Percobaan</span> Hopkins-Cole</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error">Reaksi</span> <span class="blsp-spelling-error">ini</span> <span class="blsp-spelling-error">khas</span> <span class="blsp-spelling-error">untuk</span> <span class="blsp-spelling-error">asam</span> amino <span class="blsp-spelling-error">triptofan</span>. <span class="blsp-spelling-error">Bahan</span> yang <span class="blsp-spelling-error">mengandung</span> <span class="blsp-spelling-error">triptofan</span> <span class="blsp-spelling-error">membentuk</span> <span class="blsp-spelling-error">warna</span> violet <span class="blsp-spelling-error">pada</span> <span class="blsp-spelling-error">batas</span> <span class="blsp-spelling-error">antara</span> <span class="blsp-spelling-error">bahan</span> <span class="blsp-spelling-error">dan</span> <span class="blsp-spelling-error">asam</span> <span class="blsp-spelling-error">glioksilat</span>.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">5. <span class="blsp-spelling-error">Reaksi</span> <span class="blsp-spelling-error">Ninhidrin</span> </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error">Reaksi</span> <span class="blsp-spelling-error">ini</span> <span class="blsp-spelling-error">berguna</span> <span class="blsp-spelling-error">untuk</span> <span class="blsp-spelling-error">semua</span> <span class="blsp-spelling-error">senyawa</span> protein yang <span class="blsp-spelling-error">mengandung</span> <span class="blsp-spelling-error">sekurang</span>-<span class="blsp-spelling-error">kurangnya</span> <span class="blsp-spelling-error">satu</span> <span class="blsp-spelling-error">gugus</span> <span class="blsp-spelling-error">karboksil</span> <span class="blsp-spelling-error">dan</span> <span class="blsp-spelling-error">satu</span> <span class="blsp-spelling-error">gugus</span> amino yang <span class="blsp-spelling-error">bebas</span>.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error"><b><i>Denaturasi</i></b></span><b><i> Protein </i></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error">Kebanyakan</span> protein <span class="blsp-spelling-error">hanya</span> <span class="blsp-spelling-error">berfungsi</span> <span class="blsp-spelling-error">aktif</span> <span class="blsp-spelling-error">biologis</span> <span class="blsp-spelling-error">pada</span> <span class="blsp-spelling-error">daerah</span> pH <span class="blsp-spelling-error">dan</span> <span class="blsp-spelling-error">suhu</span> yang <span class="blsp-spelling-error">terbatas</span>. <span class="blsp-spelling-error"><span style="" lang="SV">Jika</span></span><span style="" lang="SV"> pH <span class="blsp-spelling-error">dan</span> <span class="blsp-spelling-error">suhu</span> <span class="blsp-spelling-error">berubah</span> <span class="blsp-spelling-error">melewati</span> <span class="blsp-spelling-error">batas</span>-<span class="blsp-spelling-error">batas</span> <span class="blsp-spelling-error">tersebut</span>, protein <span class="blsp-spelling-error">akan</span> <span class="blsp-spelling-error">mengalami</span> <span class="blsp-spelling-error">denaturasi</span>. Karena <span class="blsp-spelling-error">enzim</span> <span class="blsp-spelling-error">juga</span> <span class="blsp-spelling-error">merupakan</span> <span class="blsp-spelling-error">suatu</span> protein, <span class="blsp-spelling-error">maka</span> <span class="blsp-spelling-error">jika</span> <span class="blsp-spelling-error">terjadi</span> <span class="blsp-spelling-error">denaturasi</span>, <span class="blsp-spelling-error">enzim</span> <span class="blsp-spelling-error">akan</span> <span class="blsp-spelling-error">kehilangan</span> <span class="blsp-spelling-error">aktivitas</span> <span class="blsp-spelling-error">biologisnya</span>. <span class="blsp-spelling-error">Dalam</span> <span class="blsp-spelling-error">hal</span> <span class="blsp-spelling-error">ini</span> <span class="blsp-spelling-error">ikatan</span> <span class="blsp-spelling-error">peptida</span> <span class="blsp-spelling-error">tidak</span> <span class="blsp-spelling-error">berubah</span> yang <span class="blsp-spelling-error">berubah</span> <span class="blsp-spelling-error">adalah</span> <span class="blsp-spelling-error">bentuk</span> <span class="blsp-spelling-error">lipatannya</span>. </span><span style="" lang="IT">Proses <span class="blsp-spelling-error">kembali</span> <span class="blsp-spelling-error">ke</span> <span class="blsp-spelling-error">bentuk</span> <span class="blsp-spelling-error">asal</span> <span class="blsp-spelling-error">setelah</span> <span class="blsp-spelling-error">terjadi</span> <span class="blsp-spelling-error">denaturasi</span> <span class="blsp-spelling-error">disebut</span> <span class="blsp-spelling-error">renaturasi</span>. <span class="blsp-spelling-error">Untuk</span> <span class="blsp-spelling-error">pengembalin</span> <span class="blsp-spelling-error">ini</span> <span class="blsp-spelling-error">tidak</span> <span class="blsp-spelling-error">diperlukan</span> <span class="blsp-spelling-error">bahan</span> <span class="blsp-spelling-error">kimia</span>, <span class="blsp-spelling-error">biasanya</span> <span class="blsp-spelling-error">terjadi</span> <span class="blsp-spelling-error">karena</span> <span class="blsp-spelling-error">perubahan</span> pH <span class="blsp-spelling-error">atau</span> <span class="blsp-spelling-error">suhu</span>.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error"><b><i><span style="" lang="IT">Beberapa</span></i></b></span><b><i><span style="" lang="IT"> <span class="blsp-spelling-error">prinsip</span> <span class="blsp-spelling-error">Reaksi</span> Protein</span></i></b><span style="" lang="IT"> :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error"><i><span style="" lang="IT">Prinsip</span></i></span><i><span style="" lang="IT"> <span class="blsp-spelling-error">dasar</span></span></i><span style="" lang="IT"> : Albumin <span class="blsp-spelling-error">dengan</span> <span class="blsp-spelling-error">dipanaskan</span> <span class="blsp-spelling-error">secara</span> <span class="blsp-spelling-error">terus</span> <span class="blsp-spelling-error">menerus</span> <span class="blsp-spelling-error">di</span> <span class="blsp-spelling-error">atas</span> <span class="blsp-spelling-error">api</span> <span class="blsp-spelling-error">akan</span> <span class="blsp-spelling-error">tercium</span> <span class="blsp-spelling-error">bau</span> <span class="blsp-spelling-error">rambut</span> <span class="blsp-spelling-error">terbakar</span>, <span class="blsp-spelling-error">hal</span> <span class="blsp-spelling-error">ini</span> <span class="blsp-spelling-error">menunjukkan</span> <span class="blsp-spelling-error">bau</span> <span class="blsp-spelling-error">khas</span> <span class="blsp-spelling-error">dari</span> <span class="blsp-spelling-error">senyawa</span> nitrogen. <span class="blsp-spelling-error">Selain</span> <span class="blsp-spelling-error">itu</span> <span class="blsp-spelling-error">dengan</span> <span class="blsp-spelling-error">pemanasan</span> yang <span class="blsp-spelling-error">terus</span>-<span class="blsp-spelling-error">menerus</span> <span class="blsp-spelling-error">akan</span> <span class="blsp-spelling-error">terbentuk</span> <span class="blsp-spelling-error">arang</span> yang <span class="blsp-spelling-error">menunjukkan</span> <span class="blsp-spelling-error">adanya</span> unsure <span class="blsp-spelling-error">karbon</span>. </span><span class="blsp-spelling-error"><span style="" lang="SV">Pada</span></span><span style="" lang="SV"> <span class="blsp-spelling-error">bagian</span> <span class="blsp-spelling-error">atas</span> <span class="blsp-spelling-error">dinding</span> <span class="blsp-spelling-error">tabung</span> <span class="blsp-spelling-error">reaksi</span> <span class="blsp-spelling-error">didapatkan</span> <span class="blsp-spelling-error">titik</span>-<span class="blsp-spelling-error">titik</span> <span class="blsp-spelling-error">uap</span> air. </span><span class="blsp-spelling-error">Adanya</span> <span class="blsp-spelling-error">uap</span> air <span class="blsp-spelling-error">menunjukkan</span> <span class="blsp-spelling-error">adanya</span> <span class="blsp-spelling-error">unsur</span> <span class="blsp-spelling-error">hidrogen</span>.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error"><i>Kelarutan</i></span><i> Protein </i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error">Tujuan</span> : <span class="blsp-spelling-error">untuk</span> <span class="blsp-spelling-error">menunjukkan</span> <span class="blsp-spelling-error">kelarutan</span> protein <span class="blsp-spelling-error">tertentu</span> <span class="blsp-spelling-error">terhadap</span> <span class="blsp-spelling-error">macam</span>-<span class="blsp-spelling-error">macam</span> <span class="blsp-spelling-error">pelarut</span>.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error">Prinsip</span> <span class="blsp-spelling-error">dasar</span> : </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error">Kelarutan</span> <span class="blsp-spelling-error">dari</span> <span class="blsp-spelling-error">jenis</span>-<span class="blsp-spelling-error">jenis</span> protein <span class="blsp-spelling-error">dapat</span> <span class="blsp-spelling-error">dibedakan</span> <span class="blsp-spelling-error">keadaannya</span>, <span class="blsp-spelling-error">hal</span> <span class="blsp-spelling-error">ini</span> <span class="blsp-spelling-error">tergantung</span> <span class="blsp-spelling-error">pada</span> <span class="blsp-spelling-error">jenis</span> <span class="blsp-spelling-error">dan</span> <span class="blsp-spelling-error">macam</span> <span class="blsp-spelling-error">pelarut</span> yang <span class="blsp-spelling-error">cocok</span>. <span class="blsp-spelling-error"><span style="" lang="SV">Contoh</span></span><span style="" lang="SV"> : albumin <span class="blsp-spelling-error">dapat</span> <span class="blsp-spelling-error">larut</span> <span class="blsp-spelling-error">dalam</span> air, <span class="blsp-spelling-error">asam</span> <span class="blsp-spelling-error">encer</span>, <span class="blsp-spelling-error">garam</span> <span class="blsp-spelling-error">encer</span>, <span class="blsp-spelling-error">akali</span> <span class="blsp-spelling-error">encer</span>.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error"><i>Uji</i></span><i> <span class="blsp-spelling-error">Biure</span></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error">Tujuan</span> : <span class="blsp-spelling-error">untuk</span> <span class="blsp-spelling-error">menunjukkan</span> <span class="blsp-spelling-error">adanya</span> <span class="blsp-spelling-error">ikatan</span> <span class="blsp-spelling-error">peptida</span> yang <span class="blsp-spelling-error">membentuk</span> <span class="blsp-spelling-error">suatu</span> protein.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="blsp-spelling-error">Prinsip</span> <span class="blsp-spelling-error">Dasar</span>: <span class="blsp-spelling-error">Biuret</span> <span class="blsp-spelling-error">didapat</span> <span class="blsp-spelling-error">dari</span> <span class="blsp-spelling-error">pemanasan</span> urea <span class="blsp-spelling-error">pada</span> 80 C.</p>roypg.comhttp://www.blogger.com/profile/16570425123252972666noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5870525098805768853.post-30661204794292467192009-02-25T22:49:00.000-08:002009-02-25T22:51:25.408-08:00KARBOHIDRAT<p class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 3.8pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Wingdings;">§ </span><strong>Pengertian Karbohidrat</strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;">Secara sederhana dapat diartikan bahwa karbohidrat ialah suatu senyawa yang terdiri dari molekul-molekul karbon (C), hydrogen (H) dan oksigen (O) atau karbon dan hidrat (H2O) sehingga dinamaka karbo-hidrat. Dalam tumbuhan senyawa ini dibentuk melaui proses fotosintesis antara air (H2O) dengan karbondioksida (CO2) dengan bantuan sinra matahari (UV) menghasilkan senyawa sakarida dengan rumus (CH2O)n.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 3.8pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Wingdings;">§ </span><strong>Fungsi Karbohidrat</strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;"><st1:place st="on"><st1:city st="on">Ada</st1:City></st1:place> banyak fungsi dari karbohidrat dalam penerapannya di industri pangan, farmasi maupun dalam kehidupan manusia sehari-hari. Diantara fungsi dan kegunaan itu ialah :</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;">a. Sebagai sumber kalori atau energi</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;">b. Sebagai bahan pemanis dan pengawet</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;">c. Sebagai bahan pengisi dan pembentuk</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;">d. Sebagai bahan penstabil</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;">e. Sebagai sumber flavor (karamel)</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;">f. Sebagai sumber serat</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 3.8pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Wingdings;">§ </span><strong>Klasifikasi Karbohidrat</strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;">Karbohidrat dapat digolongan menjadi dua (2) macam yaitu karbohidrat sederhana dengan karbohidrat komplek atau dapat pula menjadi tiga (3) macam, yaitu :</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;">a. <strong>Monosakarida</strong> (karbohidrat tunggal)</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; line-height: 150%;">Kelompok monosakarida dibedakan menjadi dua (2) macam, yaitu <em>pentosa </em>yang tersusun dari <st1:place st="on"><st1:city st="on">lima</st1:City></st1:place> (5) atom karbon (arabinosa, ribose, xylosa) dan <em>heksosa</em> yang tersusun dari enam (6) atom karbon (fruktosa/<em>levulosa</em>, glukosa, dan galaktosa).</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Struktu glukosa dan fruktosa digunakan sebagai dasar untuk membedakan antara gula reduksi dan gula non-reduksi. Penamaan <em>gula reduksi</em> ialah didasarkan pada adanya gugus aldehid (–CHO pada glukosa dan galaktosa) yang dapat mereduksi larutan Cu2SO4 membentuk endapan merah bata. </span>Adapun <em>gula non-reduksi </em>ialah gula yang tidak dapat mereduksi akibat tidak adanya gugus aldehid seperti pada fruktosa dan sukrosa/dektrosa yang memiliki gugus keton (C=O).</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; line-height: 150%;">D-Glukosa (Fischer) D-Glukosa (<st1:place st="on">Haworth</st1:place>)</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;">b. <strong>Oligosakarida</strong> (tersusun dari beberapa monosakarida)</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; line-height: 150%;">Kelompok ini terdiri dari banyak jenis, seperti disakarida, trisakarida, tetrasakarida, dll. Namun paling banyak dipelajari ialah kelompok disakarida yang terdiri dari maltosa, laktosa dan sukrosa (<em>dekstrosa</em>). Dua dari jenis disakarida ini termasuk gula reduksi (laktosa dan maltosa) sedangkan sukrosa tidak termasuk gula reduksi (<em>nonreducing</em>).</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;">c. <strong>Polisakarida</strong> (tersusun lebih dari 10 monosakarida)</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="IT">Kelompok ini terdiri dari tiga (3) jenis yaitu :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; line-height: 150%;">1. Homopolisakarida</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; line-height: 150%;">Yaitu polisakarida yang tersusun atas satu jenis dari monosakarida yang diikat oleh ikatan glikosida, seperti galactan, mannan, fructosans, dan glucosans (<em>cellulose, dextrin, glycogen, </em>dan<em> starch</em>/pati)</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; line-height: 150%;">2. Heteropolisakarida</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; line-height: 150%;">3. Polisakarida mengandung N (chitin)</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 3.8pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Wingdings;">§ </span><strong>Pengujian Karbohidrat</strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><strong>a. Uji Kualitatif</strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; line-height: 150%;">Pengujian ini dapat dilakukan dengan dua (2) macam cara, yaitu; pertama menggunakan reaksi pembentukan warna dan yang kedua menggunakan prinsip kromatografi (TLC/Thin Layer Cromatograpgy, GC/Gas Cromatography, HPLC/High Performance Liquid Cromatography). Dikarenakan efisiensi pengujian, pada umumnya untuk pengujian secara kualitatif hanya digunakan prinsip yang pertama yaitu adanya pembentukan warna sebagai dasar penentuan kandungan karbohidrat dalam suatu bahan. Sedikitnya ada tujuh (7) macam reaksi pembentukan warna, yaitu :</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><strong>1. Reaksi Molisch</strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1.5in; text-align: justify; line-height: 150%;">KH (pentose) + H2SO4 pekat <span style="font-family: Wingdings;">à</span> furfural <span style="font-family: Wingdings;">à</span> + <span style="font-family: Symbol;">a</span> naftol <span style="font-family: Wingdings;">à</span> warna ungu</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1.5in; text-align: justify; line-height: 150%;">KH (heksosa) + H2SO4 pekat <span style="font-family: Wingdings;">à</span> HM-furfural <span style="font-family: Wingdings;">à</span> + <span style="font-family: Symbol;">a</span> naftol <span style="font-family: Wingdings;">à</span> warna ungu</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1.5in; text-align: justify; line-height: 150%;">Kedua macam reaksi diatas berlaku umum, baik untuk aldosa (-CHO) maupun karbohidrat kelompok ketosa (C=O).</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><strong>2. Reaksi Benedict</strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1.5in; text-align: justify; line-height: 150%;">KH + <st1:place st="on"><st1:placetype st="on">camp</st1:PlaceType> <st1:placename st="on">CuSO4</st1:PlaceName></st1:place>, Na-Sitrat, Na2CO3 <span style="font-family: Wingdings;">à</span> Cu2O endapan merah bata</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><strong>3. Reaksi Barfoed</strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in; line-height: 150%;">KH + <st1:place st="on"><st1:placetype st="on">camp</st1:PlaceType> <st1:placename st="on">CuSO4</st1:PlaceName></st1:place> dan CH3COOH <span style="font-family: Wingdings;">à</span> Cu2O endapan merah bata </p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><strong>4. Reaksi Fehling</strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1.5in; text-align: justify; line-height: 150%;">KH + <st1:place st="on"><st1:placetype st="on">camp</st1:PlaceType> <st1:placename st="on">CuSO4</st1:PlaceName></st1:place>, K-Na-tatrat, NaOH <span style="font-family: Wingdings;">à</span> Cu2O endapan merah bata</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1.25in; text-align: justify; line-height: 150%;">Ketiga reaksi diatas memiliki prinsip yang hampir sama, yaitu menggunakan gugus aldehid pada gula untuk mereduksi senyawa Cu2SO4 menjadi Cu2O (enpadan berwarna merah bata) setelah dipanaskan pada suasana basa (Benedict dan Fehling) atau asam (Barfoed) dengan ditambahkan agen pengikat (<em>chelating agent</em>) seperti Na-sitrat dan K-Na-tatrat.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><strong>5. Reaksi Iodium</strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1.5in; text-align: justify; line-height: 150%;">KH (poilisakarida) + Iod (I<sub>2</sub>) <span style="font-family: Wingdings;">à</span> warna spesifik (biru kehitaman)</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><strong>6. Reaksi Seliwanoff</strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1.5in; text-align: justify; line-height: 150%;">KH (ketosa) + H2SO4 <span style="font-family: Wingdings;">à</span> furfural <span style="font-family: Wingdings;">à</span> + resorsinol <span style="font-family: Wingdings;">à</span> warna merah.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1.5in; text-align: justify; line-height: 150%;">KH (aldosa) + H2SO4 <span style="font-family: Wingdings;">à</span> furfural <span style="font-family: Wingdings;">à</span> + resorsinol <span style="font-family: Wingdings;">à</span> negatif</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><strong>7. Reaksi Osazon</strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1.5in; text-align: justify; line-height: 150%;">Reaksi ini dapat digunakan baik untuk larutan aldosa maupun ketosa, yaitu dengan menambahkan larutan fenilhidrazin, lalu dipanaskan hingga terbentuk kristal berwarna kuning yang dinamakan hidrazon (osazon).</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><strong>b. Uji Kuantitatif</strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; line-height: 150%;">Untuk penetapan kadar karbohidrat dapat dilakukan dengan metode fisika, kimia, enzimatik, dan kromatografi (tidak dibahas).</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 86.2pt; text-align: justify; text-indent: -86.2pt; line-height: 150%;"><strong>1. Metode Fisika</strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1.5in; text-align: justify; line-height: 150%;"><st1:place st="on"><st1:city st="on">Ada</st1:City></st1:place> dua (2) macam, yaitu :</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 140.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt; line-height: 150%;">a. Berdasarkan indeks bias</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1.75in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Cara ini menggunakan alat yang dinamakan refraktometer, yaitu dengan rumus :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1.75in; text-align: justify; line-height: 150%;">X = <u>[(A+B)C - BD)]</u></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1.75in; text-align: justify; line-height: 150%;">4</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1.75in; text-align: justify; line-height: 150%;">dimana :</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1.75in; text-align: justify; line-height: 150%;">X = % sukrosa atau gula yang diperoleh</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1.75in; text-align: justify; line-height: 150%;">A = berat larutan sampel (g)</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1.75in; text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p> <span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman";"><br />B. KARBOHIDRAT<br />Karbohidrat adalah senyawa organik terbesar diseluruh mahluk hidup, dengan rumus umum Cn(H2O)n. Secara kimia senyawa-senyawa ini adalah turunan ALDEHID atau KETON dari Polialkohol. </span><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman";" lang="SV">Karbohidrat adalah bagian dari zat gizi utama dan berperan sebagai sumber energi. Sebagai sumber energi terutama pada manusia, karbohidrat dikonsumsi sebagai Polisakarida, Disakarida dan Monosakarida. Polisakarida adalah polimer dari monosakarida dan mempunyai rumus umum {Cn(H2O)n}n. Polisakarida yang menjadi sumber makanan manusia terpenting adalah pati (amilum) yang dijumpai pada biji-biji seperti padi, gandum, jagung serta berbagai umbi seperti kentang, talas, ketela, ubi jalar, dan sebagainya.<br />Disakarida (C12H22O11) adalah dimer (ikatan dari dua unit) monosakarida dan yang lazim dikonsumsi adalah Maltosa dan Sakrosa. Maltosa terdiri dari dua molekul glukosa dan berasal dari pemecahan pati dan banyak dijumpai dalam sirup dan terdiri atas dua molekul glukosa. Sukrosa dan Sakarosa lebih sering dikenal sebagai gula pasir. Secara kimia, Sukrosa terdiri dari Gukosa dan Sukrosa. Satu-satunya Disakarida yang dihasilkan oleh mamalia adalah Laktosa, yang merupakan komponen karbohidrat dari air susu ibu. Laktosa terdiri atas agalukosa dan Galaktosa, yang terikat satu dengan yang lain. Glukosa, Galaktosa dan Fruktosa adalah Monosakarisa atau karbohidrat elementer yang mempunyai 6 atom C, karena itu merupakan Heksosa sehingga rumusnya adalah C6H12O6. Glukosa dan Galaktosa merupakan Aldosa (Gula dengan gugus Aldehida), sedangkan Fruktosa adalah Ketosa (gula dengan gugus keton)<br /><br />PERCOBAAN KARBOHIDRAT DAPAT DILAKUKAN DENGAN CARA SEBAGAI BERIKUT:<br />1. Uji Molisch<br />Tujuannya: Membedakan karbohidrat dengan senyawa bukan karbohidrat<br />Dasarnya : Pembentukan fulfural atau turunannya karena penarikan molekul air oleh asam sulfat pekat. Fulfural yang terbentuk berekasi dengan ɋ-naftol, membentuk senyawa yang berwarna ungu.<br />2. Uji Iodium<br />Tujuannya: Membedakan polisakarida dari disakarida dan monosakarida<br />Dasarnya : Molekul pati mempunyai struktur tiga dimensi berupa spiral, dalam struktur ini molekul pati dapat mengikat molekul iodium secar fisik, dengan cara menempatkan iodium tersebut kedalam spiral, sehingga kompleks tersebut berwarna biru. Bila larutan dipanaskan, struktur spiral akan hilang sehingga molekul pati tidak dapat lagi mengikat iodium. Akibatnya, warna biru juga hilang. Monosakarida dan isakarida tidak memberikan warna biru dengan iodium.<br />3. Uji Barfoed<br />Tujuannya: Membedakan disakarida dengan monosakarida<br />Dasarnya : Reduksi oleh karbohidrat dalam suasana asam. Pada reaksi yang positif, alrutan akan berwarna biru tua setelah penambahan pereaksi fosfomolibdat. Reaksi ini positif untuk monosakarida.<br />4. Uji Seliwanoff<br />Tujuannya: Membedakan ketosa dengan aldosa<br />Dasarnya : mirip dengan uji molisch, hanya disini ketosa membentuk 4-hidroksimetilfurt yang dengan resorsinol membentuk senyawa baru berwarna anggu.<br />5. Uji Benedict dan Sifat Antioksidan Vitamin C<br />a. Uji Benedict<br />Tujuannya: Memperlihatkan sifat mereduksi dari beberapa kabohidrat dan vitamin C<br />Dasarnya : Gugus aldehid atau keton bebas dalam suatu senyawa, seperti pada karbohidrat, akan mereduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang tidak larut dalam suasana basa. Sifat mereduksi ini juga ditemikan pada vitamin C<br />b. Uji Sifat Antioksidan<br />Tujuannya: Memperlihatkan sifat antioksidan vitamin C.<br />Dasarnya : Buah-buahan, antara lain pisang, mengandung senyawa-senyawa fenol yang mudah dioksidasi oleh udara membentuk senyawa berwarna coklat kehitaman. Adanya vitamin C mencegah oksidasi senyawa fenol oleh udara.<br />6. Peragian<br />Tujuannya: - Memperlihatkan bahwa mikroorganisme dapat mengoksidasi karbohidrat tanpa adanya O2.<br />- Memperlihatkan bahwa laktosa tidak dapat diragikan<br />Dasarnya : Dalam peragian, karbohidrat dioksidasi dalam keadaan anaerob (tidak ada oksigen) oleh mikroorganisme. Hasilnya, terbentuk gas CO2 (berupa gelembung) dan etanol (C2H5OH).<br /><br />C. LEMAK<br />Lemak adalah senyawa organik alamiah yang tidak terlarutkan dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik seperti Etanol panas, eter, aseton, kloroform, karbontetraklor, benzena, toluena dan lain-lain.<br />Fungsi utama lemak: sebagai penyekat, bantalan dan cadangan energi. Fungsi penyekat tampak jelas pada membran sel. Seluruh sel mahluk hidup dibungkus oleh membran yang antara lain terdiri dari molekul-molekul lemak yang tersusun sedemikian rupa sehingga isi sel terpisah dari dunia luar. Fungsi penyekat tampak jelas pula pada sel-sel syaraf. Baik sel syaraf maupun serat syaraf diliputi oleh sarung pembungkus yang disebut MIELIN, yang terutama terdiri atas lemak. Fungsi sebagai bantalan tampak misalnya pada jaringan bawah kulit, yang menebal ditempat-tempat tertentu dan juga disekitar berbagai alat didalam rongga tubuh dan dibelakang bola mata. Lemak juga merupakan bentuk cadangan energi bagi tubuh. Senyawa ini dibentuk bila tubuh kelebihan makanan dan dipecah bila tubuh kekurangan energi. Secara kasar tampak dalam bentuk perubahan berat badan atau dalam bentuk gemuk dan kurus.<br /><br /></span><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman";">SECARA KIMIA, LEMAK TERBAGI TIGA (3), yaitu:<br /><br />1. Lemak Sederhana<br />Lemak jenis ini bila dihidrolisis akan menghasilkan alkohol, biasanya berupa gliserol, serta menghasilkan asam lemak. Contoh yang paling banak ditemukan adalah Triasilgliserol yang disebut juga Trigliserida (TG), yang ditemukan antara lain dalam serum, dalam minyak kelapa dan dalam berbagai minya lain yang berasal dari mahluk hidup. Yang dimaksud dengan minyak adalah lemak yang dalam suhu ruang berada dalam bentuk cair , lemak yang dalam suhu ruang masih berbentuk padat disebut lemak saja. Biasanya minyak berasal dari tumbuhan dan lemak dari hewan. Konsistensi cair atau padat pada suhu ruang ini biasanya ditentukan dari jumlah atom C yang menyusun asam lemak dari TG. Makin panjang atom C, biasanya makin padat. Dilain pihak, makin banyak ikatan rangkap, konsistensi semakin cair. Lemak yang banyak mengandung ikatan rangkap ini disebut asam lemak essensial, yang harus ada dalam makanan. Lemak tumbuhan berupa minyak karena jumlah atom C-nya lebih pendek dan ikatan rangkapnya relatif lebih banyak.<br /><br />2. Lemak Majemuk<br />Lemak jenis ini bila dihidrolisis akan menghasilkan alkohol, asam lemak dan senyawa lain seperti fosfat, asam amino, basa organik, sepert kolin atau betain. Umumnya lemak majemuk mengandung listrik atau paling tidak mempunyai pengkutuban muatan dalam molekulnya, sehingga menjadi lebih mudah berinteraksi dengan air. Lemak Majemuk ini ikut menyusun membran sel dan juga selubung sel dan serat syaraf.<br /><br />3. Turunan Lemak<br />Yaitu berbagai senyawa yang diperoleh dari hidrolisis atau pemecahan kedua jenis lemak terdahulu. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah Gliserol dan berbagai alkohol lain yang ikut menyusun lemak, asam lemak, dengan ikatan rangkap (ikatan tak jenuh) dan asam lemak tanpa ikatan rangkap (jenuh), kolesterol dan berbagai macam senyawa steroid seperti hormon steroid (kortisol, prednison, estrogen, progesteron, testosteron, dan aldosteron).<br />Meskipun bukan termasuk lemak, perlu juga diketahui bahwa vitamin-vitamin A, D, E dan K sangat memerlukan lemak untuk dapat diserap dan digunakan tubuh. Karena vitamin-vitamin ini tidak larut dalam air dan hanya larut dalam lemak atau pelarut lemak.<br /><br />PERCOBAAN LEMAK DAPAT DILAKUKAN DENGAN CARA:<br />a. Uji Kelarutan<br />Tujuannya: Memperlihatkan bahwa lemak tidak larut dalam air dan hanya larut dalam pelarut organik.<br />Dasarnya : Molekul lemak berinteraksi dengan molekul pelarut organik dalam bentuk interaksi hidrofobik, sehingga lemak tersebar merata diantara pelarut organik dan dikelilingi oleh senyawa tersebut. Interaksi ini tidak terjadi dengan molekul air.<br />b. Uji Pengemulsian Lemak<br />Tujuannya: Memperlihatkan bahwa minyak dan air dapat dicampur secara merata dalam bentuk emulsi, dengan bantuan suatu bahan pengemulsi.<br />Dasarnya : Suatu senyawa dikatakan pengemulsi jika dapat larut, baik dalam air maupun dalam minyak. Adanya bahan pengemulsi ini menyebabkan minyak tersebar merata dan stabil diantara molekul-molekul air.<br />c. Uji Kejenuhan Lemak<br />Tujuannya: Memperlihatkan bahwa minyak, terutama minyak nabati, ada yang jenuh (tidak mempunyai ikatan rangkap) dan ada pula yang tidak jenuh (mempunyai ikatan rangkap)<br />Dasarnya : Minyak tidak jenuh akan mengaddisi iodium (I2) sehingga ikatan rangkapnya hilang. Bersamaan dengan itu, warna coklat di iodium juga akan hilang.<br /><br />d. Pembentukan Sabun<br />Tujuannya: Memperlihatkan bahwa lemak padat dapat dibuat larut setelah dihidrolisis dalam asam. Penambahan basa akan menyebabkan terbentuknya sabun.<br />Dasarnya : Lemak dipecah menjadi gliserol dan asam lemak rantai panjang oleh asam, sehingga lemak padat tersebt akan menjadi lemak cair yang dibentuk oleh asam lemak. Penambahan basa akan menyebabkan terbentuknya sabun, yang ditandai oleh hilangnya bidang batas.<br />e. Uji Kolesterol<br />Tujuannya: Memperlihatkan bahwa kolesterol tidak terdapat dalam minyak nabati, melainkan dalam sumber hewani.<br />Dasarnya : Kolesterol akan membentuk warna merah, biru dan ungu bila direaksikan dengan H2SO4 pekat (reaksi Salkowski)<br />f. Vitamin A dan D dalam Minyak Ikan<br />Tujuannya: Memperlihatkan bahwa Vitamin A dan Vitamin D larut dalam lemak dan terdapat dalam minyak ikan.<br />Dasarnya : Vitamin A dalam minyak ikan akan bereaksi dengan pereaksi Carr-Price (SbCl3 dalam kloroform) membentuk senyawa berwarna biru. Untuk melacak vitamin D dalam bahan yang sama dan dengan pereaksi yang sama, vitamin A dirusak dahulu secar oksidatif dengan penambahan H2O2 dan pemanasan. Adanya warna jingga-kuning pada minyak ikan pada penambahan pereaksi Carr-Price sesudah oksidasi menunjukkan adanya vitamin D.<br /><br />D. PROTEIN<br />Protein berasal dari bahasa Yunani yaitu Proteos, artinya yang terutama atau terbanyak adalah senyawa organik yang terbanyak dalam sel mahluk hidup. Secara kimia, protein adalah Heterobioplimer yang terdiri atas satuan-satuan monomer yang disebut asam amino yang dihubungkan dengan ikatan Peptida. Protein ditemukan dalam seluruh mahluk hidup mulai dari virus sampai manusia. Ada puluhan ribu macam protein berbeda, yang tersebar diberbagai mahluk hidup tersebut. Meskipun demikian diperlukan hanya 20 jenis asam amino saja untuk menyusun berbagai macam protein tersebut. Tumbuhan dan bakteri dapat membuat sendiri bahan penyusun protein yaitu asam amino, dari nitrogen organik, akan tetapi binatang dan manusia memerlukan sebagian asam amino yang sudah jadi untuk membentuk protein.<br /><br />Asam Amino yang diperlukan tubuh dapat dibagi menjadi dua (2) kelompok, yaitu:<br />1. Asam amino essensial, yaitu asam amino yang mutlak harus ada dalam makanan, karena tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Asam amino tersebut adalah Triptofan, Fenilalanin, Lisin, Treonin, Valin, Metionin, Leusia, Isoleusin, Arginin, dan Histidin.<br />2. Asam amino non essensial, yaitu asam amino yang dapat dibentuk oleh tubuh.<br />Rumus umum protein adalah:<br /><br />H O R H O<br />H2N — C — C — N — C — C = O -----> N — C — C — OH<br />R1 H H R(n)<br /><br />- NH2 : gugus amino<br />- CO - : gugus karboksil<br />- CO – NH - : ikatan peptida<br />- R1, R2, dan Rn : rantai samping asam-asam amino pembentuk protein<br /><br />Secara Kimia, protein dibagi menjadi dua (2) jenis:<br />1. Protein Sederhana<br />Protein ini bila dihidrolisis hanya menghasilkanasam amino alfa atau turunannya.<br />Contoh:albumin dan globulin<br /><br />2. Protein Terkonjugasi<br /><br />Protein dapat dihidrolisis menjadi asam amino:<br />a. Dengan asam kuat, misalnya HCl atau H2SO4, disertai dengan pemanasan, atau<br />b. Dengan basa, atau<br />c. Dengan enzim proteolitik, seperti pepsin, tripsin atau papain.<br /><br />Struktur protein:<br />Asam-asam amino dalam molekul protein dihubungkan oleh ikatan peptida menjadi polipeptida yang membentuk struktur primer. Rangkaian asam-asam amino dalam polipeptida berinteraksi satu sama lain, sehingga rangkaian tersebut mengambil bentuk tertentu yang dapat berupa kumparan (heliks), gelombang atau sulur tidak beraturan. Struktur tersebut dinamakan struktur sekunder. Secara keseluruhan suatu protein atau polipeptida mempunyai bentuk tiga dimensi tertentu yang dinamakan struktur tersier. Suatu protein mempunyai struktur tersier berbeda-beda susuai kondisi lingkungan. Hanya dalam kondisi fisiologis struktur tersier ini mengambil bentuk tertentu yang mendukung fungsi protein tersebut. Secara garis besar, struktur tersier ada dua (2) macam, yaitu yang lebih kurang berbentuk bola (globuler) dan yang berupa serat (fibriler)<br />Fungsi protein ditentukan oleh struktur tersier yang tepat (fisiologis). Fungsi tersebut sangat rentan terhadap perubahan lingkungan, seperti keasaman (pH) dan suhu ektrim. Selain itu, fungsi protein juga hilang oleh adanya logam berat seperti Pb, Cd, dan Hg.<br /><br />Umumnya fungsi protein adalah:<br />1. Sebagai Katalis dan dinamakan enzim<br />2. Sebagai alat pertahanan tubuh seperti imunoglobulin (antibodi)<br />3. Sebagai alat pembawa senyawa lain (transport), seperti Hb (untuk oksigen), transferin (untuk besi) atau lipoprotein (untuk lemak)<br />4. Sebagai pembawa isyarat dari sel lain, seperti hormon FSH, LH, hCG<br />5. Sebagai penggumpal darah pada luka, seperti fibronogen<br />6. Sebagai cadangan asam amino, seperti albumin<br />7. Sebagai penerima isyarat dari luar, seperti reseptor hormon dalam sel<br />8. Sebagai pengatur kegiatan inti sel<br /><br />Didalam air, protein larut dalam bentuk larutan koloid. Untuk itu sangat diperlukan interaksi antara berbagai gugus R dari asam-asam amino dalam protein dengan molekul air. Semua keadaan yang menyebabkan tertariknya air yang mengelilingi molekul protein ini sangat mengurangi kelarutan protein.<br /><br />PERCOBAAN PROTEIN DAPAT DILAKUKAN DENGAN CARA:<br />a. Reaksi Biuret<br />Tujuannya: memperlihatkan bahwa protein mengandung ikatan peptida<br />Dasarnya : Gugus –CO dan –NH dari ikatan peptida dalam molekul protein membentuk warna lembayung bila direaksikan dengan ion Cu2+ dalam suasana alkali<br /><br />b. Reaksi Xantoprotein<br />Tujuannya: memperlihatkan bahwa protein tertentu mengandung asam amino dan inti benzen<br />Dasarnya : Nitrasi inti benzen dari asam amino dalam molekul protein (tirosin, fenilalanin, triptofan) menjadi senyawa nitro yang berwarna kuning. Dalam lingkungan alkalis terionisasi dan warnanya berubah menjadi tua atau jingga.<br /><br />c. Reaksi Millon<br />Tujuannya: memperlihatkan bahwa protein mengandung asam amino dengan inti fenol (tirosin)<br />Dasarnya : Nitrasi derivat monofenol dari asam amino tirosin dalam protein<br /><br />d. Reaksi Hopkins-Cole<br />Tujuannya: memperlihatkan bahwa protein mengandung asam amino triptofan<br />Dasarnya : triptofan yang terdapat dalam protein berkondensasi dengan asam glioksilat yang dengan asam pekat membentuk kompleks berwarna<br /><br />e. Pengendapan Protein dengan garam konsentrasi Tinggi (Salting Out)<br />Tujuannya: memperlihatkan bahwa protein dapat dipisahkan dengan cara diendapkan dengan menggunakan larutan garam dengan konsentrasi berbeda<br />Dasarnya : protein larut dalam air sebagai larutan koloid. Bila molekul air yang mengelilinginya ditarik, misalnya dengan larutan garam konsentrasi tinggi atau dengan alkohol, maka protein akan mengendap. Beberapa jenis protein dalam suatu larutan akan diendapkan oleh garam dalam konsentrasi berbeda<br /><br />f. Kelarutan Protein pada kondisi Lingkungan Ekstrim<br />Tujuannya: memperlihatkan bahwa sifat alamiah protein, antara lain daya larut, sangat dipengaruhi oleh suhu dan keasaman (pH) tertentu. Perubahan yang ekstrim pada salah satu kondisi ini akan merusak sifat alamiah protein (denaturasi), yang tampak berupa hilangnya daya larut.<br />Dasarnya : sifat alamiah protein, termasuk daya larut, tampak bila struktur tersier protein tersebut dalam suhu dan pH tertentu dapat berinteraksi dengan air. Bila salah satu dari kedua faktor ini berubah, struktur tersier juga berubah dan molekul protein tidak dapat lagi dikelilingi air. Akibatnya, sifat alamiah, termasuk daya larut hilang dan protein mengendap.<br /><br />g. Pengendapan protein oleh logam berat<br />Tujuannya: Memperlihatkan logam berat seperti timah hitam (Pb) dan air raksa (Hg) dapat mengganggu sifat protein, antara lain kelarutannya, sehingga tidak berfungsi lagi dan mengendap. Disatu pihak logam berat sebagai pencemar lingkungan sangat berbahaya, sedangkan dipihak lain sifat ini dapat dipakai sebagai antiseptik pembunuh kuman, seperti yang tampak pada penggunaan sublimat (HgCl2). Keracunan logam berat yang akut maupun kronis dapat dikurangi dengan mengkonsumsi protein dalam jumlah lebih banyak seperti susu dan telur. Pada keracunan akut, pemberian susu atau putih telur akan mengendapkan logam berat dalam bentuk garam protein, sehingga penyerapan logam berkurang. Pada keracunan kronis, fungsi protein sel yang telah rusak oleh ikatan dengan logam berat dapat diimbangi dengan sintosis protein baru, yang asam aminonya berasal dari protein makanan ekstra tersebut.<br />Dasarnya : Logam berat, termasuk Pb dan Hg, dengan protein membentuk garam proteinat yang tidak dapat larut, sehingga fungsi protein tersebut hilang</span>roypg.comhttp://www.blogger.com/profile/16570425123252972666noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5870525098805768853.post-90306599145892251202009-02-25T21:33:00.000-08:002009-02-25T21:37:16.806-08:00MASALAH GIZI DI INDONESIADi baagian dunia yang sudah berkembang, sebagian besar penduduk mengalami berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh kelebihan berat badan dan obesitas. Sedangkan di bagian lain dunia yang lebih miskin gizi buruk masih merupakan masalah utama.Gizi buruk tidak hanya berdampak pada kesehatan seseorang secara pribadi, tapi juga mengurangi kemampuan masyarakat untuk kelluar dari kemiskinan. Gizi buruk mengurangi kemampuan seseorang untuk bekerja dan juga mengurangi kemampuan anak-anak untuk belajar disekolah – sering tidak kesekolah karena sakit - mengurangi tingkat kesehatan dan menjadi terlalu lelah untuk bekerja dan belajar dengan baik. Diperkirakan bahwa gizi buruk dapat menghabiskan biaya suatu Negara sebanyak 2-3% dari produk domestic bruto (“Repositioning Nutrition as Central to Development: A Strategy for Large-Scale Action,” published by the World Bank in 2006).Perempuan dan anak-anak adalah yang biasa dan umumnya mengalami gizi buruk – bumil menghadapi resiko yang tinggi untuk kehilangan bayi mereka, perempuan dan anak meninggal pada saat proses melahirkan, atau bayi yang lahir dengan kecacatan fisik mau pun mental. Gizi buruk memberikan sumbangan 56%untuk kematian dari 11 juta anak diseluruh dunia karena sebab yang sebenarnya dapat dicegah sebelum mereka mencapai ulang tahunnya yang ke lima.Di Indonesia, salah satu Negara di Asia Tenggara, walau pun tingkat kemiskinan mulai berkurang, namun tetap ada daerah2 dimana kurang gizi masih menjadi masalah utama. Protein – energi untuk kurang gizi – menyebabkan anak-anak kekurangan berat badan, pertumbuhannya lambat dan lebih rentan terhadap infeksi, berpengaruh terhadap 2 dari 5 anak dibawah lima tahun, dan kekurangan zat besi, yodium serta vitamin juga merupakan masalah. Penyakit2 daerah tropis seperti malaria, demam berdarah, TBC dan infeksi usus juga sering terjadi terutama di daerah-daerah miskin.Penyebab tingginya angka kurang gizi di Indonesia cukup kompleks. Terkadang masalahnya adalah kurangnya makanan yang tersedia atau pilihan untuk tidak mengkonsumsi variasi makanan dengan nilai gizi yang cukup. Masyarakat di daerh yang miskin umumnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah dan sebagian lagi memiliki kesadaran yang rendah tentang pentingnya variasi makanan, terutama untuk anak-anak. Nasi adalah makanan pokok dan didaerah yang miskin masyarakat sangat tergantung, lebih mengutamakan rasa kenyang namun menu kurang variatif untuk kecukupan gizi. Di daerah lainnya, bahkan nasi juga jarang didapat, perubahan iklim, cuaca yang sulit diprediksi dan bencana alam mempengaruhi pertumbuhan tanaman, dan banyak keluarga yang tidak mampu membeli makanan jika tanaman mereka – satu2nya sumber pendapatan mereka – gagal. Sanitasi yang buruk juga merupakan masalah umum di daerah dengan ketersediaan air yang terbatas dan berpengaruh terhadap infeksi usus dan kurang gizi – dapat menyebabkan diare.System kesehatan di Indonesia bagus termasuk tenaga kesehatan (tenkes) di puskesmas dan system yang mengharuskan adanya pelatihan untuk bidan di setiap desa, melaksanakan klinik bulanan (posyandu) untuk memantau berat badan ibu dan bayi, memberikan imunisasi dan makanan bergizi dan saran megenai gizi. Bagaimanapun Indonesia adalah Negara dengan lebih dari 200 juta penduduk yang tersebar di lebih dari 16000 pulau, dan di beberapa daerah layanan kesehatan kurang memadai dibandingkan daerah lainnya. Di beberapa daerah di Indonesia, jalannya dalam kondisi yang buruk, atau bahkan tidak ada jalan, membuat desa2 terpencil kesulitan untuk mencapai rrumah sakit dan pusat layanan kesehatan ketika dibutuhkan, dan kalau pun ada jalan, biaya transportasi mahal dan tidak menentu (jadwalnya). Di beberapa daerah masalah lainnya adalah masyarakat yang masih memegang kepercayaan/tradisi – percaya pada obat-obatan tradisional, dan masalag gender menyebabkan perempuan kesulitan untuk mengambil keputusan mengenai kesehatan tanpa ijin dari suami mereka.Ahli gizi, Zoe Connor menghabiskan waktu 9 bulan di Indonesia tahun 2007 sebagai konsultan gizi sukarela pada membantu organisasi loka Yayasan Ayo Indonesia (http://www.ayoindonesia.org/) disebuah kota pegunungan Ruteng, di pulau Flores, diwilayah yang propinsi NTT yang merupakan propinsi termiskin di Indonesia. Pekerjaan Ayo Indonesia termasuk bidang kesehatan, pertanian, pembanngunan jalan, membangun jaringan air bersih dan memperbaiki pekerjaan kelompok local. Mereka bekerja termasuk memberikan pelatihan kepada masyarakat local dam memberdayakan masyarakat diwilayah Manggarai dan Manggarai Barat. Bagian dari program kesehatan Ayo Indonesia termasuk didalamnya melatih kelompok2 perempuan local untuk menanam sayuran, pelatihan untuk hidup sehat, mengatur keuangan dan bekerja sama dengan tenaga kesehatan setempat untuk memperbaiki kesehatan ibu dan anak. Yayasan Ayo Indonesia juga terlibat dalam proyek penelitian internasional yang meneliti hubungan antara akses jalan yang buruk dengan kesehatan<br /><br /><br />Kongres IUNS (International Union of Nutrition Science) ke-33, Vienna 2001,<br />menyatakan bahwa abad ke-20 adalah the golden age (era keemasan) untuk<br />perkembangan ilmu gizi, karena sebagian besar penemuan di bidang gizi terjadi<br />pada abad ini. Ironisnya masalah kekurangan gizi di negara berkembang, memasuki<br />milenium baru ini, justru menembus level di atas ambang normal.<br />Fenomena ini jika diaplikasikan di Indonesia, bisa menjadi semacam sindiran<br />atau skeptisme terhadap<br />perkembangan ilmu dan program gizi di Indonesia. Mengapa? Meskipun ilmu dan<br />program gizi sudah lebih dari setengah abad dikembangkan di Indonesia (sejak<br />Lembaga Makanan Rakyat tahun 1950-an), tetapi masalah gizi salah, khususnya<br />gizi kurang, masih tidak juga teratasi dengan tuntas. Yang menja- di<br />pertanyaan, lalu di mana peran ilmu gizi dan para pakarnya?<br />Kemajuan ilmu gizi memunculkan perubahan paradigma dalam konsep dan strategi<br />penanggulangan masalah gizi salah (baik gizi kurang maupun gizi lebih).<br />Perubahan<br />paradigma ini mengikuti perkembangan ilmu gizi yang menurut Martorell (2000),<br />pendulumnya bergeser dari aspek kualitas pangan (protein) tahun 1950-an ke aspek<br />kuantitas (energi) tahun 1970-an, kemudian bergeser lagi ke arah kualitas di<br />tahun 1990-an. Kali ini tekanannya tidak lagi pada protein, tetapi pada vitamin<br />dan mineral (zat gizi mikro).<br />Pergeseran pendulum Martorell ini didasarkan atas perubahan kebijakan dan<br />program gizi yang sering<br />terjadi sejak tahun 1950-an. Pergeseran ini diakibatkan perkembangan<br />teori-teori kebutuhan zat protein yang berbeda-beda.<br />Mula-mula kebutuhan protein anak usia satu tahun ditetapkan 3,3 gram per<br />kilogram berat badan. Tahun 1970-an diturunkan menjadi 2,0 sampai akhirnya<br />(sampai sekarang) 1,2 gram per kilogram berat badan per hari.<br />Banyak Protein<br />Perkembangan ilmu gizi yang dapat dikatakan sangat sederhana tahun 1930-an<br />menumbuhkan adanya mitos di kalangan ahli gizi sampai tahun 1970-an (bahkan di<br />Indonesia sampai sekarang) bahwa untuk hidup sehat dengan optimal, badan<br />memerlukan banyak protein. Kelebihan protein dibakar menjadi energi.<br />Dalam praktiknya anjuran itu diterjemahkan dengan menganjurkan masyarakat makan<br />daging, telur, dan susu. Tahun 1950-an sampai sekarang, persepsi yang terbangun<br />di kalangan awam adalah bahwa makanan sehat itu lebih diartikan pada cukupnya<br />daging, telur, dan minum susu.<br />Program gizi yang dikenal dengan ANP (Applied Nutrition Program) yang<br />disponsori FAO, di Indonesia diadopsi menjadi UPGK (Usaha Peningkatan Gizi<br />Keluarga) pada tahun 1950-an yang menekankan pentingnya mengkonsumsi daging<br />ternak unggas, minum semua susu binatang berkaki empat dan sebagainya. Bahkan<br />di kalangan ahli teknologi pangan diciptakan adanya daging buatan dengan<br />protein concentrate di tahun 1960-an. Arah UPGK berubah penekanannya pada<br />energi setelah Prof Sayogyo di awal tahun 1973 di dalam studi evaluasi ANP<br />menemukan bahwa rumah tangga yang kekurangan energi lebih banyak daripada yang<br />kekurangan protein.<br />Ha sil analisa Prof Sayogyo sejalan dengan data dari negara lain, khususnya<br />India oleh Sukhatme. Perdebatan tentang protein ini memuncak setelah McLaren<br />menulis artikel tentang "Protein Fiasco" di jurnal medik Lancet tahun 1974.<br />Sejak itu di kalangan pakar gizi mulai diketahui bahwa protein bukan<br />segala-galanya. Dan pendapat ini mendorong bergesernya pendulum ke keseimbangan<br />protein dan kalori, bahkan kemudian juga dengan vitamin dan mineral.<br />Tahun 1990-an pendulum bergerak lagi ke kiri dengan perhatian pada masalah gizi<br />mikro (vitamin dan mineral) dengan sayuran dan buah-buahan menjadi bintang.<br />Tidak saja kaya akan vitamin dan mineral, tetapi sayur dan buah-buahan juga<br />kaya akan zat anti oksidan, yang baru ditemukan pada tahun-tahun itu. Sejak<br />saat itu para pakar gizi mulai sadar akan pentingnya, keseimbangan semua zat<br />gizi dan non-gizi dalam suatu pola makan dengan gizi seimbang (balance diet).<br />Suatu hal yang banyak tidak disadari bahwa sampai saat ini di Indonesia dalam<br />membuat kebijakan dan program gizi masih terpaku pada pendulum tahun 1950-an<br />yang berpusat pada protein. Segala sesuatu yang berlabel gizi dikaitkan dengan<br />protein.<br />Akibatnya sampai sekarang Indonesia tidak memiliki daftar komposisi makanan<br />untuk vitamin dan mineral yang lengkap. Demikian pula kita masih miskin data<br />masalah gizi mikro seperti defisiensi seng, asam folat, selenium dan lain<br />sebagainya.<br />Pranata Sosial Perkembangan sosial ekonomi dan politik, turut mewarnai berbagai<br />kebijakan gizi. Terlebih pascakrisis, kondisi tersebut telah merubah bahkan<br />meniadakan keberadaan pranata sosial di pedesaan seperti PKK, posyandu,<br />dasawisma beserta perangkat desa yang mendukung pranata sosial tersebut seperti<br />bidan di desa, PLKB, PPL, kader gizi, dan lain sebagainya.<br />Padahal selama dasawarsa 1980-an mereka pegang peranan dalam menopang fungsi<br />posyandu dalam<br />melindungi anak miskin dari risiko gizi buruk. Maraknya gizi buruk anak balita<br />di beberapa daerah<br />sejak tahun 1998 tak bisa dilepaskan dari faktor hilangnya pranata sosial<br />dengan tenaga pendukungnya<br />tersebut.<br />Kebutuhan Dasar<br />Dampaknya antara lain posyandu tidak lagi berfungsi sebagaimana seharusnya.<br />Perkembangan demokrasi dan otonomi daerah kian mempersempit akses rakyat untuk<br />memenuhi kebutuhan dasar seperti air bersih, pelayanan kesehatan dasar juga<br />pendidikan. Karena itu tidak mengherankan apabila masalah gizi kurang dan gizi<br />buruk masih terus menghantui.<br />Perubahan situasi sosial, ekonomi dan politik pasca krisis di dalam berbagai<br />wacana di media massa berdampak pula pada penurunan potensi kemampuan<br />intelektual bangsa termasuk di bidang gizi.<br />Hal ini terlihat dari cara-cara kita menghadapi masalah gizi buruk beberapa<br />waktu lalu yang semrawut tanpa konsep perencanaan yang jelas.<br />Meskipun pendulum ilmu dan program gizi sudah bergeser 3-4 kali, konsep masalah<br />kurang gizi masih terpaku pada pendulum tahun 1950-an yaitu kurang protein dan<br />susu. Contoh lain dunia telah lebih dari sepuluh tahun mengikuti pendulum<br />keseimbangan gizi dengan menerapkan pedoman gizi seimbang, tetapi masyarakat<br />Indonesia termasuk kelompok intelektualnya masih menikmati pedoman empat sehat<br />lima sempurna.<br />Harus diakui, kita serba ketinggalan, terutama dalam penelitian berbobot di<br />jurnal gizi internasional. Bahkan di tingkat Asia pun kita sudah kedodoran jika<br />dibanding dengan pusat-pusat ilmu gizi di Negara-negara seperti India, Vietnam,<br />Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina.<br />Kondisi sosial ekonomi rakyat yang belum membaik juga merupakan faktor yang<br />berpengaruh terhadap kronisnya masalah gizi di Indonesia. Keadaan ini<br />diperparah oleh sikap dan perilaku sebagian elite pemimpin negeri yang tidak<br />memihak kepada rakyat banyak.roypg.comhttp://www.blogger.com/profile/16570425123252972666noreply@blogger.com2